I'll be with you from dusk till dawn
Baby i'm right hereDusk Till Dawn
Zayn Malik ft. SiaEnjoy first chapter😘
🎼🎼🎼
"Moy,"
"Hm."
"Moy,"
"Apa?" Suara Mozza melunak. Dialihkan tatapan Mozza dari novel tebal di tangannya. Persis di hadapan dia, cowok berkacamata itu duduk. Tatapannya meminta belas kasih.
"I'm so sorry,"
"Ya, it's okay. Don't worry." Masalah selesai. Beres. Semudah itu Mozza memaafkan Bhayang. Membuat Bhayang menghela nafas lega sambil menatap pacarnya. Mozza.
Beberapa menit ditemani sepi, Mozza mengakhiri kegiatan membacanya kemudian beralih menatap Bhayang yang sedang menikmati semilir angin sambil bersandar pada bangku taman di dekat lapangan voli.
Sadar bahwa Bhayang memejamkan mata, Mozza berdeham. "Jadi, ceritain apa yang kamu lakuin kemarin." Sukses! Bhayang langsung sigap bangun dan mengucek mata.
"Ya?"
Mozza tambah menekankan kalimat. "Yesterday!"
"I just playing volley ball." Singkat, padat, dan langsung dibalas anggukan Mozza. Anggukan kecil yang membawa ketenangan sendiri bagi Bhayang. Setidaknya pilar kepercayaan Mozza masih berdiri kokoh.
"Aku ke kelas ya? Bentar lagi bel." Ucap Mozza setelah melirik arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. Bhayang mengangguk, membiarkan Mozza berjalan sendiri menuju kelasnya.
Mozza tidak pernah memaksa Bhayang menjadi cowok romantis seperti yang ia biasa baca di novel-novel teenfiction. Ya, karena Bhayang memang tidak akan pernah bisa menjadi seperti itu.
Bhayang cenderung berkata apa yang ada di pikirannya, seperti kebanyakan cowok pada umumnya, tidak mau basa-basi, dan berkata jika perlu. Maka dari itu, Mozza yang harus berinisiatif mencari topik pembicaraan yang membuat Bhayang mau berbicara panjang juga.
Sampai di kelasnya, Mozza langsung menuju ke gerombolan sahabatnya yang asik ngerumpi di lantai.
"Uhuy, Moymoy comeback." Mozza hanya memeletkan lidahnya pada Eja. Satu-satunya sahabat cowok yang dia punya.
Sophie menggeser duduknya agar Mozza bisa duduk disampingnya. "Gimana?"
"Apanya yang gimana Sop?" Mozza mengernyit, bingung sendiri. Memang ada apa?
Dara yang duduk di samping Mozza pun menyenggol bahu Mozza. "Halah pura-pura amnesia nih." Cewek berambut keriting itu mendengus.
Sophie mencibir. "Sok lo bilang amnesia. Tahu artinya aja kagak kan?"
Mata Dara melotot, membuat Dara terlihat lucu dengan rambut keritingnya. "Bodo!" Dan detik selanjutnya Sophie langsung menghujam ke arah Dara dan mencubiti pipi Dara yang tembam dengan gemas.
Eja menginterupsi keduanya agar diam sehingga bisa mendengarkan apa yang Mozza katakan. "Moy cerita!"
"Bhayang cuma main voli doang Ja, nggak ngapa-ngapain juga." Bibirnya membentuk lengkungan sempurna, seolah mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.
Mozza kadang heran. Eja, cowok dengan lesung pipi di pipi kanannya itu sampai sekarang belum menemukan pacar.
Bukan karena Eja nggak ganteng. Salah besar! Eja ganteng kok, matanya hazel, hidungnya khas orang Indo, nggak mancung banget tapi nggak pesek juga. Rambutnya selalu model jambul. Katanya biar mirip Manu Rios. Padahal kan Manu Rios nggak punya lesung pipi?
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE (Completed)
Genç Kurgu"Kamu boleh pergi," Satu kalimat yang selalu teringat oleh Mozza. Satu kalimat yang akan selalu dia sesali. Boleh pinjam mesin waktu?