If i got locked away
And we lost it all the day
Tell me honestly, would you still
love me the sameLocked Away
Adam Levine ft. R CityEnjoy the sixth chapter😘
🍁🍁🍁
Hidup memang pilihan. Tapi memilih antara tidur atau menemani anak OSIS yang belanja keperluan untuk classmeeting itu sesuatu yang amat sulit bagi Mozza. Menurut Pak Ketos, lebih baik belanja sekarang daripada saat tes terganggu dengan acara belanja dan tetek bengeknya.
Apalagi tadi siang dia harus pulang dengan angkot yang mana angkotnya mogok pula. Mood yang hancur tambah hancur.
Mana Bhayang tidak mengajak pulang bersama. Kalau tidak malu Mozza ingin mengamuk di depan gerbang.
Intinya waktu kritis seperti ini harusnya ia gunakan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya untuk....tidur. Suasana yang adem dan angin sepoi-sepoi sangatlah mendukung untuk bergelung di pulau kapuk.
Di tengah kegalauan yang melanda, Rade dengan songongnya masuk ke kamar Mozza dan bersender di kusen pintu.
"Noh ada yang nyari."
"Siapa Bang?"
Rade mengedikkan bahu tanda tak tahu siapa yang datang ke rumahnya pada jam 4 sore hari ini. "Ganteng."
"Bhayang?" Rade menggeleng. Pupus harapan di apelin untuk yang kedua kali.
"Badannya keren."
"Abhi?" Tanya Mozza setelah memikirkan siapa yang punya badan keren versi Mozza.
"Abhi sapa? Selingkuhan lo?" Piring plastik yang tadinya digunakan sebagai wadah mangga golek pun melayang menuju Rade yang sayangnya sigap sehingga dia langsung mengelak, menyebabkan bunyi piring jatuh memenuhi indera pendengaran keduanya.
"Gue setia ya sama Bhayang. Emang lo? Playboy cap badak!" Usai mengatakan kalimat tadi, Mozza bangkit dan berjalan ke bawah menemui seseorang yang mencari dirinya.
Masih dengan kaos dan celana pendek, Mozza melihat dari pijakan tangga terakhir. Cowok. Dan sepertinya tidak asing.
Merasa dibelakangnya ada makhluk yang bernafas, Rega membalikkan badannya. Menyaksikan rahang Mozza menganga sempurna. Sedangkan Rega menampilkan senyum menyebalkan.
"Ngapain?" Tanya Mozza ketus. Harapannya Bhayang yang datang, eh ini malah pengusik ketenangan yang datang.
"Jangan lari! Lo harus ikut belanja sama anak-anak yang lain." Lihat betapa kalemnya Rega mengatakan kalimat barusan.
Tanpa menjawab perkataan Rega, Mozza berbalik seraya mulutnya menyumpahi Rega tanpa suara.
"Ganti baju yang rapi dikit! Biar gue nggak dikira boncengin gembel."
Mozza hanya mengacungkan bogemnya pada Rega yang sudah kembali menatap layar datar televisi di rumahnya. Keinginan menyakar wajah sok ganteng Rega semakin timbul dari dalam diri Mozza.
Usai berganti baju dan pamit pada Rade, Mozza kembali turun dan mendapati Rega yang duduk di jok motornya. Siap berangkat dengan kemeja denim dan jeans putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE (Completed)
Ficção Adolescente"Kamu boleh pergi," Satu kalimat yang selalu teringat oleh Mozza. Satu kalimat yang akan selalu dia sesali. Boleh pinjam mesin waktu?