Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Namikaze Naruto, Uchiha Sasuke, Uchiha Sai, Namikaze Menma
Genre : Romance, Family, Fanfiction
Rate : T
Warning : OOC, OC, Typo bertebaran, EYD berantakan, alur pasang surut, hanya cerita hasil khayalan otak minim saya, FemNaru!, Etc....
Single Fighter - 12
Selamat membaca!!!
"Aku sebenarnya berasal dari keluarga Uzumaki, memiliki seorang Kakak dan seorang adik. Dari pandangan orang luar kami adalah keluarga sempurna dan bahagia. Namun itu semua hanya kepalsuan. Kami memiliki orangtua yang angkuh dan egois. Keseluruhan hidup kami sudah di atur bahkan untuk berteman juga pasangan hidup.
"Pada awalnya aku dan Kak Kurama menuruti segala keinginan mereka, namun kami hanya manusia biasa yang punya rasa lelah. Mereka terus menekan kami untuk menjadi sempurna dengan segudang aturan dan didikan cara mereka sendiri," jelas Naruto. Dapat ia rasakan usapan dan kecupan Sasuke pada bahunya.
"Pertama kali Kak Kurama memutuskan keluar dari rumah, pertengkaran hebat itu terjadi. Namun sifat keras kepala Kakakku tidak menyurutkan niatnya. Ia tetap pergi dan berkata lantang padaku. 'Jika kau ingin kebebasan kau harus memilih jalanmu sendiri, Naru. Tidak ada seorang pun yang ingin di kekang. Karena kau sendiri yang menentukan jalan hidupmu'. Kata-kata itu selalu aku ingat dalam hati.
"Setelah Kak Kurama pergi, akulah yang menjadi sasaran mereka. Setiap hari aku berusaha memenuhi keinginan mereka, mereka berniat membuatku seperti boneka yang bisa mereka kendalikan demi kepentingan pribadi serta kepuasan tersendiri. Dan pada akhirnya aku sadar, jalan yang mereka tentukan bukan jalanku, aku adalah orang lain ketika bersama mereka," Naruto berhenti sejenak. Sementara Sasuke hanya diam, menyimak seksama cerita Naruto tanpa menyela sedikit pun. Pelukan erat pada pinggangnya menandakan bahwa Sasuke ingin Naruto melanjutkan ceritanya.
"Tiga tahun setelah kepergian Kak Kurama, tepatnya saat memasuki bangku SMA, aku memutuskan untuk pergi. Aku muak berada di sana dan tidak bisa melakukan apapun. Dan kebebasan itu aku rasakan. Bertemu dan berteman dengan siapa pun aku mau. Aku merasa sangat bodoh kenapa dari dulu tidak pergi. Ketika pergi aku juga di maki oleh mereka. Mereka berkata jika aku anak tidak tahu diri karena memilih mengikuti jejak Kakakku. Namun keputusan itu tidak pernah aku sesali, karena semua telah terbayar dengan kebebasan.
"Saat itu seluruh biasa sekolahku di tanggung oleh Kakek dan Nenek serta sesekali di kirim oleh Kak Kurama yang memilih bekerja sambil kuliah padahal aku kala itu ingin juga bekerja, tapi Kak Kurama menentang keras. Pada akhirnya menurut saja karena tidak ada yang mau menerima seorang remaja berusia tiga belas tahun bekerja." Naruto berbalik menghadap Sasuke. Mata birunya menjelajah setiap wajah tampan Sasuke. Seandainya jika Sasuke mundur setelah mendengar ceritanya, Naruto sudah merasa cukup karena ia sudah mematri wajah Sasuke dalam hati terdalam dan memori ingatannya.
"Dan di sana aku bertemu dengannya, yaitu papa Menma," Naruto menatap Sasuke, rahang pria itu mengeras samar namun masih dapat ia tangkap secara cepat.
Lalu beberapa kecupan ia terima, lama kelamaan kecupan itu berubah menjadi ciuman sensual. Seketika pandangan Naruto berkabut dan kepalanya pusing akibat ciuman emosional dari Sasuke.
"Aku perlu ciuman agar bisa meredam emosi saat kau menceritakan si brengsek itu," ucap Sasuke sambil mengelus pipi Naruto, napas wanitanya itu terengah cepat akibat serangan dadakan.
"Aku rasa emosimu bakalan terkuras beberapa saat lagi," bisik Naruto pelan setelah napasnya kembali normal.
"Lanjutkan saja," pinta Sasuke tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mother ( FF ) 🔚
FanficLebih baik berjuang sendirian dari pada harus terjebak dalam ruangan terdahulu. Itu yang selalu menjadi komitmen Namikaze Naruto, namun kedatangan pria itu malah mengali ingatan ke masa lalu, masa yang selalu Naruto coba kubur dalam lingkup terdalam...