(27) Jimin dan Taehyung

645 70 3
                                    

- 4 O'clock -











Tepat saat SooAh membuka kelopak matanya, sebuah pintu berwarna putih langsung menyuguhi pandangannya.

Pintu berwarna putih itu tidak sepolos apa yang SooAh kira, di ujung bawah paling kiri pintu itu terdapat stiker berukuran sedang. Stiker bergambar tokoh kartun Spongebob. Tunggu, SooAh tidak asing dengan kartun Spongebob itu.

Oh! Jimin menyukai tokoh kartun Spongebob sejak kecil. Apa ini sebuah pertanda? Bahwa pintu ini bisa membawanya pada Jimin?

Penasaran, SooAh segera mendorong kenop pintu itu. Dan saat pintu itu terbuka, SooAh sedikit menyipitkan matanya, cahaya yang cukup terang sedikit menyilaukan.

Padang rumput hijau nan luas langsung menyuguhi indra SooAh, beberapa tanaman bunga soba yang terhampar sama luasnya dengan padang rumput ini.

"Apa aku di surga?" gumam SooAh.

Ia melangkahkan kakinya masuk ke padang rumput itu, kaki telanjangnya begitu sejuk menginjak rumput segar di bawahnya. Ia menghirup udara disini, yang menurutnya memiliki aromanya khas pedesaan. Seulas senyum manis langsung terlukis di bibirnya.

Ternyata ia tidak sendiri disini, tak jauh dimana SooAh berdiri sekarang terdapat dua orang pria yang membelakanginya. SooAh sedikit memiringkan kepalanya, ia rasa kedua orang itu tidak asing baginya.

Tak lama SooAh memandanginnya, kedua orang itu berbalik. Dengan sangat jelas SooAh bisa melihat kedua orang itu tersenyum padanya.

"Jimin, Taehyung."

SooAh berlari sekuat tenaga, berhambur kedalam pelukan kedua pria yang sangat berarti baginya ini.

Ternyata ini nyata, ia bisa merasakan kedua pria ini memeluk tubuhnya secara bersamaan.

"Aku merindukan kalian." ucap SooAh.

"Aku juga merindukanmu SooAh." jawab Jimin.

Jimin dan Taehyung melepaskan pelukannya. SooAh memandangi kedua pria ini, beberapa air matanya perlahan menetes namun dengan segera SooAh menghapus jejaknya. Ia tidak mau menangis di depan mereka.

"Apa kau bahagia?" Taehyung mengacak rambutnya perlahan, ditutup dengan sebuah senyuman.

"Tentu saja tidak bodoh! Aku tidak akan bahagia jika kalian tidak bersamaku." jawab SooAh.

Jimin dan Taehyung hanya tersenyum menanggapi guyonan SooAh. Mereka tahu kalau SooAh pasti akan menjawab pertanyaan Taehyung seperti itu.

"Aku tahu, kau pasti merindukan kami." tambah Jimin. "Maka dari itu, kau berada disini. Kau bisa bertemu dengan kami dan melepas semua rasa rindumu."

"Ini adalah suatu keajaiban, Tuhan berbaik hati untuk mengizinkanmu bertemu kami. Asal kau tahu, aku dan Jimin sudah berteman." Taehyung merangkul pundak Jimin dengan senyum kotak miliknya.

"Aku senang mendengarnya." jawab SooAh.

"Kau semakin tinggi saja ya? Beruntung kau tidak lebih tinggi dariku." Jimin mengacak rambut SooAh gemas.

Jimin masih ingat sekali dulu tinggi SooAh itu tidak melebihi pundaknya, dan sekarang hampir saja mereka sejajar.

"Dia juga semakin cantik, aku sangat beruntung bia bertemu dengannya." tambah Taehyung.

SooAh yang menjadi topik pembicaraan itu hanya bisa tersipu malu dengan pipi yang mulai berubah warna.

"Oh ya, SooAh. Aku ingin minta maaf," Jimin bersuara. "Karena aku sudah pergi begitu saja tanpa mengucapkan selamat tinggal."

[kth] 4 O'ClockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang