🍁
🍁
🍁Ini hari terakhir..
Masa Orientasi Siswa.
Murid-murid berkerumun (lagi) di aula untuk menuntaskan MOS di hari ke-3 ini.
"Haai.. Ketemu lagi, ya, sama kita..!" si Kakak MC memberi sapaan super ramah kepada semua yang hadir di aula.
"Tanpa basa-basi, ya, oke.. Hari ini adalah puncaknya MOS dan kalian sebagai tamu kehormatan akan kami suguhkan baanyak sekali penampilan. Tentunya ini adalah persembahan khusus plus teristimewa dari semua ekskul that is there.. In our beloved high school! Are you guys happy?" tanya si Kakak.
"We are happy..!" ucap para murid kompak.
"That's good.." si Kakak itu tersenyum senang.
"Udah, ah, Kak..! Inggrisan mulu!"
Gelak tawa para murid terdengar begitu salah satu senior laki-laki berlagak protes dengan gaya sedikit merajuk kepada si senior perempuan berambut bob yang tadi bicara.
Si senior perempuan itu terkekeh gemas.
"Oh, oke, oke. Tenang Kak, jangan marah. Ya, ya, ya?" ucap si senior perempuan bermaksud menggoda. Lengannya sengaja menyenggol lengan si senior laki-laki berwajah manis itu.
Si senior laki-laki hanya mengerutkan dahinya, lantas buru-buru menahan senyumnya.
"Kak..! Imut banget sih..!" teriak salah seorang gadis tiba-tiba di tengah lautan murid yang mengisi aula. Teriakannya terdengar begitu jelas memecah ketertiban. Semua mata tertuju padanya. Sebutlah dia, Miss Indonesia yang tiba-tiba berteriak tak tahu malu.
"Ciee.." kebanyakan murid menyahut begitu pada si gadis yang barusan bicara dengan begitu pedenya itu.
Gadis tadi hanya senyam-senyum. Sepertinya, tiap-tiap murid mulai bisa menentukan senior-senior idaman mereka.
Yaya geleng-geleng kepala menanggapi kelakuan si gadis tadi.
"Waah, bisa pede banget begitu ya, Ya?" ucap Nisa dengan rasa tak percayanya.
"Apa kebanyakan murid di kota memang gitu ya, Nis?"
"Kok aku kesinggung, ya?" ucap Nisa disusul dengan kekehannya.
Yaya nyengir saja mendengarnya.
***
"Ya, mau ikut ekskul apa?" tanya Nisa begitu membuka mukena yang baru saja selesai dipakainya.
Yaya dan Nisa, saat ini sedang berada di dalam mushola sekolah bercat dinding oranye kemerahan dengan sedikit corak hijau tua yang tampak memperindah bangunannya. Usai shalat Dzuhur, mereka memilih untuk rehat sejenak di dalam rumah suci itu.
"Eum.. Harus banget ya, kamu tahu?"
"Ih, aku nanya serius, ya.." balas Nisa pura-pura ketus.
"Eum.. Masih ragu sih, nanti aku kasih tahu kamu lagi," jawab Yaya kalem.
"Ah.. Gitu, ya?"
Yaya mengangguk saja.
"Kamu?"
"Aku.. Pengennya sih, teater," jawab Nisa mantap.
"Bagus, Nis. Mau apapun itu ekskulnya, yang penting kita bisa nyaman dan bakat kita bisa tersalurkan. Ya, 'kan?"
Giliran Nisa yang mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Humailove (On Hold)
Teen Fiction🍏Humailove🍏 ('Cause Humaira is My Love) - Kebahagiaan itu sederhana bagi Humaira Elya. Menurut anak Abah itu, bahagia adalah saat semua orang mengenalnya sebagai gadis yang baik dan ramah. Bahagia adalah saat semua orang menyadari bahwa makin hari...