(11) I Love You.. 😳

133 28 404
                                    

🎵Chen (EXO) & Punch - Everytime🎵

Video di atas unyu sekaliii.

Always love lagu ini.. 😗 (*mata Author kelap-kelip macam bintang jatuh) --Abaikan.

🍁
🍁
🍁

Suara Agya terdengar sampai ke dalam rumah yang tampak asri dan hening-damai. Membuat fokus seluruh penghuni rumah teralihkan.

"Ah, itu Nisa, Bi!" seru Yaya pada Bi Aisyah.

"Sarapannya udah?" tanya Bibi.

Tanpa bicara, Yaya hanya menunjukkan piring kosongnya pada Bibi sambil sedikit nyengir.

Bi Aisyah tersenyum.

"Ya udah, berangkat sana!"

"Ngusir Yaya begitu amat, Bi." Yaya mencebikkan bibirnya.

Bi Aisyah hanya tertawa.

Yaya segera sigap meraih tas punggung warna kremnya itu. Berjalan mendekati Bibi dan Pamannya untuk meminta izin pergi. Lalu menghampiri Rifqy dan Nasir, dua sepupu laki-lakinya yang masih mengunyah sarapan. Yaya agak mengacak rambut Rifqy dan Nasir dengan dua tangannya secara bersamaan.

"Mbak Yaya!" pekik keduanya, tidak terima atas perlakuan Yaya.

Yaya tertawa.

"Mbak berangkat, kalian jangan ribut." Yaya menasihati.

"Emangnya Mbak sama Bang Hamdan?" Bibir bawah Rifqy maju.

Yaya nyengir, merasa tak bisa menampik ucapan sang sepupu.

"Paman, Bibi, Yaya berangkat, ya?" Yaya telah bersiap dengan ransel krem di punggungnya, sempurna dengan padu padan seragamnya yang rapi.

"Oh ya, Bi. Semua piring kotor di meja, serahin aja sama Yaya. Yaya cuci sepulang sekolah. Sampe cling!" Sebelah mata Yaya mengedip lugu.

Bibi dan Paman terkikik. Melihat Yaya seperti melihat keluguan anak SD yang terperangkap dalam postur remaja.

"Bibi juga bisa, kok. Udah, sana berangkat. Nisa udah nunggu, tuh." Bibi sedang tak mau berdebat dengan Yaya soal piring cucian. Ia akan kalah.

Dasar Yaya. Gadis penyuka piring kotor.

"Oke, Bi. Bye..." ucap Yaya sesaat sebelum hilang ditelan pintu.

Paman menggeleng.

"Ponakanmu kok, begitu?" Paman terkekeh.

"Eeh, dia ponakanku yang paling cantik!" ucap Bibi bangga.

"Mbak Yaya udah punya pacar dong, Bu?" tanya Rifqy.

Sang Ibu menoleh garang begitu mendengar lisan anaknya amat mulus berkata 'pacar'.

"Hehe..." cengir Rifqy.

***

"Ya, gimana liburannya?" tanya Nisa begitu ia masuk ke dalam mobil.

"Wah, seru, Nis. Aku emang gak ke mana-mana. Cukup di dalam rumah sama di ladang Abah aja. Tapi aku seneng, banyak tamu yang dateng ke rumah," tutur Yaya berbalut semringah.

"Tamu?? Siapa?" tanya Nisa. Seperti biasa, dengan setumpuk kepo-nya.

"Eum.. Itu, tetangga-tetangga. Mereka dateng ke rumah katanya pengen tahu kabar aku. Padahal 'kan, aku gak habis merantau jauh banget ya, Nis? Tapi segitu perhatiannya tetangga-tetangga."

Humailove (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang