🎵Eddy Kim - When Night Falls🎵
Putar lagunya nanti yaa.. Jangan dari awal part ini, karena gak akan nyambung.
Di bawah nanti ada aba-aba ketika saatnya lagu harus diputar.
Bukan apa-apa.. Supaya dapet aja feel-nya. 😳 Ok?🍁
🍁
🍁Alan dan Elo sedang berada di ruang keluarga. Alan duduk di ujung kiri sofa, Elo duduk di ujung kanan Sofa. Mereka duduk saling berjauhan, tapi melakukan kegiatan yang sama. Alan sedang memainkan game tembak-tembakan di smartphone-nya. Begitu juga dengan Elo. Elo sendiri yang minta game itu pada Kakaknya dua hari lalu.
"Mama mana?"
"Supermarket."
"Gak ikut?"
"Gak."
Alan tersenyum miring menanggapi adik supercool-nya itu. Eh? Tapi entah siapa yang lebih dingin di antara mereka berdua ini.
"Kak?" Elo bersuara tiba-tiba.
"Hm."
"Aku mau bantuin Kakak latihan," ucapan Elo membuat Alan bingung.
Alan hanya mengernyit. Ia kembali fokus memainkan game-nya. Elo yang juga sedang fokus bermain game, kembali bicara.
"Kak?"
"Hmm."
"Aku bilang, aku mau bantuin Kakak latihan," ucap Elo membuat kening Alan mengernyit lagi.
"Latihan apa?" Alan masih tak menoleh. Suara tembakan dalam game keduanya pun berdesing, menderu, meramaikan suasana ruangan yang sehening kamar mayat.
"Latihan nembak," ucap Elo.
"Emang bisa?" tanya Alan mulai ingin tahu lebih lanjut.
"Nggak. Karena gak pernah. Tapi aku bisa ajarin Kakak."
Alan mem-pause game-nya. Ia memicingkan matanya pada Elo. Elo menyadarinya. Ia juga turut mem-pause game-nya. Ia mengernyit bingung melihat tatapan aneh Kakaknya.
"Tembakan jenis apa?" tanya Alan seketika kemudian melanjutkan permainannya.
"Nggak tahu jenisnya," Elo juga kembali melanjutkan game-nya setelah menjawab Kakaknya.
Alan tak bertanya lagi dan tak bicara lagi. Keduanya saling diam sekarang. Entah untuk waktu berapa lama. Hanya ada suara tembakan yang meramaikan keheningan di antara mereka.
***
"Gimana Kak, mau nggak aku ajarin?" tanya Elo di tengah moment makan malam keluarganya.
Papa dan Mama hanya menatap kedua putranya bingung. Sejak kapan mereka saling negosiasi untuk urusan ajar-mengajar? Belajar bersama pun tak perlu dihitung berapa kali. Karena tidak pernah.
"Tanya Papa sana," Alan buka suara setelah tuntas mengunyah makanannya.
"Ngajarin apa, El?" tanya Papa lebih dulu bicara.
"Ngajarin nembak," jawab Elo dengan ekspresi sedatar lantai.
"Nembak??" tanya Mama keheranan.
"Iya, Kak Al masih ragu-ragu kayaknya. Kak Al mau minta izin dulu sama Papa-Mama," Elo memperjelas.
Papa dan Mama tambah heran menatap kedua putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Humailove (On Hold)
Teen Fiction🍏Humailove🍏 ('Cause Humaira is My Love) - Kebahagiaan itu sederhana bagi Humaira Elya. Menurut anak Abah itu, bahagia adalah saat semua orang mengenalnya sebagai gadis yang baik dan ramah. Bahagia adalah saat semua orang menyadari bahwa makin hari...