Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya😉 ~Terima Kasih~
🍃🍃🍃
Seorang anak kecil berbaju merah putih berlari kencang menuju rumah yang mempunyai gerbang menjulang tinggi. Sesekali gadis kecil itu membetulkan tas kesayangannya yang sedikit melorot dari pundak kecilnya. Halaman rumah yang asri karena banyak ditumbuhi pepohonan yang cukup besar dan banyak bunga-bunga kesayangan sang bunda yang berjejer rapi ditepi kolam ikan koimenambah indah dan asri Halaman depan rumah bergaya klasik moderen ini.
Gadis kecil itu berlari sembari melambai-lambaikan sebuah kertas kelulusan diatas kepalanya, tujuannya sederhana hanya untuk memberi tahukan pada bundanya dari kejauhan. Nadia nama dari bunda yang sangat disayangi gadis kecil itu tengah duduk dengan santai diteras rumah ditemani secangkir teh hangat yang terlihat masih mengeluarkkan kepulan asap.
"Bundaaa....." teriak gadis manis itu. ''lihat Anissa dapat nilai terbagus disekolah ..." ucap nya girang sambil menyodorkan raport hasil ujian sekolah.
"Hmmm..." hanya deheman, jawaban dari sang bunda, bahkan koran yang dia pegangpun masih ia pegang erat sehingga menutupi penglihatannya pada anaknya.
"Terus Anissa lulus bunda..." ucap gadis kecil itu lagi sambil memberika kertas itu pada bundanya. Namun sayang kertas kelulusannya tak mendapat sambutan baik dari sang bunda, kertas itu hanya menggantung diatas angin.
Tak lama datanglah sebuah mobil, yang berhenti tepat didepan Anisa dan Nadia, dan turunlah seorang anak gadis kecil dengan wajah yang terlihat pucat namun tidak membuat kecantikan gadis itu luntur. "Bundaaa..." panggilnya
Mendengar itu Nadia langsung menyimpan korannya dan menghampiri gadis pucat itu dengan mengabaikan keberadaan Anissa. "Yah sayang.. ahh kamu sudah pulang? Mana coba hasil ujiannya.. kamu lulus kan?" Tanya Nadia pada Hana kembaran Anissa.
"Nihh..." ucap Hana sambil memberikan kertas hasil ujiannya.
"Wahh.. anak bunda pinter banget ya..." ucap Nadia. "Kita lihat didalam saja yu.." lanjutnya sambil membawa Hana masuk kedalam rumah.
Anissa gadis kecil yang sedari tadi menunggu raksi bundanya hanya bisa diam melihat adegan antara bunda dan saudara kembarnya yang begitu dekat. Iri..? Iya, siapa yang tidak iri jika melihat kedekatan seorang anak pada ibunya apa lagi itu adalah ibu dan kakaknya sendiri. Sementara Anissa dia tidak pernah mendapatkannya meskipun Nadia adalah ibu kandungnya sendiri.
Air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya pun kini terjatuh dengan derasnya membasahi pipi tembemnya. Gadis kecil tanpa dosa yang harus menerima kenyataan kalau ia dibenci bundanya tapi sungguh Anissa tidak pernah membenci bundanya sedikitpun. Bahkan Anissa tak tahu pasti penyebab sang bunda membencinya.
"Neng Anisa, sudah yuk masuk kedalam" ucap Ujang sambil menghapus air mata Anissa.
"Mang Ujang... hiks.. mang Ujang mau lihat gak raport dan kertas kelulusan Anissa? Hiks.. Anissa dapat nilai terbaik loh" ucap Anissa sambil mengangis pilu.
Menghapus airmata yang tak terasa ternyata sudah jatuh dipipi Ujang karena melihat kejadian tadi "Mana mang Ujang mau lihat?"
"Nih.. "ucap Anisa sambil memberikan rapotnya.
"Bagus.. neng Anissa memang pintar.. mang Ujang bangga.." ucap Ujang tersenyum menyemangati Anissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anissa Almaera [COMPLETED]
General FictionKalau menurutmu aku ini orang yang tersesat. Kenapa tak kau peluk dan sayangi aku, kemudian kau tunjukkan kebenaran itu. Kenapa kau malah membenciku, mengutuk, menghardik dan bahkan seakan memutuskan persaudaran denganku. Meskipun begitu rasa cinta...