Chapter 07

6.9K 444 9
                                    



🐾🐾🐾



Seminggu sudah dari kejadian menyakitkan itu, Clara selalu meminta dan menyuruh Anissa untuk melakukan kemotrapi, tapi Anissa selalu menolaknya. Masalah biaya akan ditanggung Clara, bukannya Anissa senang tapi dia malah menolak mentah-mentah usullan ibu angkatnya itu.

Sejak seminggu itu pula rasa sakit dikepalanya semakin menjadi, mimisannya pun semakin sering, Namun Anissa sangat lihai dalam menyembunyikan dari Keluarga, sahabat-sahabatnya juga dari Vano. Anissa tidak ingin mereka khawatir dengan keadaan Anissa.

Anissa hanya meminum obat penghilang rasa sakit yang diberikan Clara padanya, untuk sedikit mengurangi rasa sakit yang ia derita. Clara sangat salut dengan ketabahan Anissa yang kekeuh tidak mau memberi tahukan ini semua pada bundanya dengan alasan, bunda sudah repot dengan kondisi ka Hana, Anissa nggak mau menambah beban bunda bu. Ucapnya dulu pad Clara saat Clara memaksa Anissa nuntuk memeritahukan soal penyakitnya pada bundanya.

Saat ini Anissa tengah mengikuti pelajaran olah raga bersama teman-teman sekelasnya. Pelajaran basket sekaligus olah raga kesukaanya yang kini tengah Anissa dan teman-temannya pelajari.

"Nissa... nih tangkep..." ucap salah satu teman Anissa, sambil melemparkan bola baskep pada Anissa.

Hap.

Dengan sigap Anissa langsung bisa menangkap bola basket tersebut dan berlari ke arah ring basket lalu melepar bola tersebut dan yah berhasil masuk.

Namun, bersamaan dengan cahaya matahari yang sangat cerah dan panas membuat kepala Anissa pusing dengan mata berkunang-kunang lalu.

Tes tes.

Kembali darah itu keluar dari hidung mancung Anissa.

"Anissa... hidung loe berdarah..." ucap Zulfa yang satu grup dengan Anissa.

"Haah... masa sih...?" Tanya Anissa dengan tangannya yang menggapi hidungnya. " oh iya... duh gue gak bawa tisu lagi... Zul tolong izinin gue sama pak Danar kalau gue mau ketoilet dulu..." lanjut Anissa.

"Gue anter ya..." tawar Zulfa dengan raut wajah khawatir. "Muka loe pucet banget Anissa.." lanjut Zulfa.

"Gak usah Zul... loe disini aja..." ucap Anissa, lalu berlari kearah toilet.

Disisi lain ada seseorang laki-laki yang melihat kegiatan yang dilakukan oleh Anissa dan Zulfa. Dengan lari cepat laki-laki tersebut menghampiri Zulfa yang tengah khawatir melihat kepergian Anissa.

"Zul.. Nissa kenapa...?" Tanyanya sambil menepuk pundak Anissa.

"Vano..." yah dia adalah Vano laki-laki yang sedari tadi melihat kegiatan antara Anissa dan Zulfa. "Itu Anissa mimisan lagi..."

Mendengar itu wajah tampan Vano menjadi khawatir dan tanpa menjawab ucapan Zulfa, Vano langsung berlari ke arah toilet untuk mengejar Anissa.

Tanpa pikir panjang dan tanpa ada rasa malu Vano masuk kedalam toliet perempuan.

"Aaaaaaaa... loe kenapa masuk kedalam toilet cewe woy..." ucap salah satu siswi yang tengah berganti pakaian didalam toilet tepat saat Vano masuk.

Anissa Almaera [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang