🍂🍂🍂
5 tahun kemudian.
Kumandang adzan subuh sayup-sayup terdengar dari mesjid komplek. Seorang gadis cantik yang tengah asyik bergelung dengan selimut yang tidak terlalu tebal pun terbangu karena suara adzan tersebut. Suara perintah dari sang pemilik seluruh alam ini, untuk segera melaksanakan kewajibanya sebagai seorang muslimah.
Anisss menurunkan kedua kakinya kedalam sebuah wadah yang berisi air dingin.
Clup.
Tepat saat kakinya masuk kedalam wadah berisi air Anissa langsung bergidig ngeri merasakan dinginnya air tersebut namun mampu membuat matanya terbuka lebar dan tak merasakan kantuknya lagi.
Setelah serasa sudah cukup Anissa pun menyudahi kegiatan rutinya itu, Anissa segera menyambar handuk yang sengaja ia gantungkan dipintu kamar mandinya. Anissa masuk kedalam kamar mandi setelah hampir 20 menit, Anissa pun keluar dengan keadaan wajah yang begitu segar.
Anissa melirik jam yang mengantung manis di dinding tembok kamarnya yang sudah menujukan pukul 05:24. Anissa pun langsung memakai pakaian seragam sekolahnya. Setelahnya ia melaksanakan shalat subuh lalu dilanjut dengan membaca ayat suci Al-quran sampai terbitnya fajar.
Anissa keluar dari kamarnya yang berada dilantai dua, menuruni anak tangga satu persatu lalu dilanjutkan langkahnya pergi kedapur dengan niat untuk membantu mbok Jum.
"Pagi mbok" sapanya pada Jum sesaat setelah sampai didapur dan mendapati Jum yang tengah memasak.
"Pagi neng.." jawab Jum sambil tersenyum membuat keriput diwajah tampak terlihat sangat jelas.
Setelah menyapa, Anissa langsung menghampiri piring kotor yang berada diwastafel dapur untuk dicucinya, tidak banyak hanya beberapa biji.
"Ya Allah neng udah ngga usah.." cegah Jum.
"Ngga apa-apa mbok sekalian nunggu sarapan yang dibuat mbok siap hehe" ucap Anissa dengan senyum ceria yang selalu ia tunjukka.
Setelah selesai Anissa memutuskan masuk kedalam ruang makan untuk bergabung bersama dengan bunda dan kakak kembaranya yang sudah berada dimeja makan lebih dahulu.
"Pagi bunda.." sapa Anissa sambil mencium pipi kiri Nadia yang tengah sibuk membaca koran.
"Hmmmm..." hanya dijawab deheman.
"Pagi kakaku yang cantik.." sapanya pada Hana.
"Pagi juga adikku yang cantik.." jawab Hana.
"Makasih kak hihi..."
Anissa pun duduk dimeja kiri dihadapan kakaknya yang tengah sibuk dengan ponsel pintarnya. Tak berapa lama mbok Jum pun mengantarkan nasi goreng yang ia buat untuk sarapan mereka bertiga.
Nadia pun menyimpan koran yang ia pegang lalu menyendokan nasi goreng untuknya juga untuk Hana tapi tidak untuk Anissa.
Selesai sarapan Anissa pamit berangkat sekolah. Jika kalian fikir Anissa akan diantarkan memakai mobil, kalian salah besar, karena Anissa akan menggunakan bus menuju sekolahnya berbeda dengan Hana dia akan diantar menggunakan mobil juga sopir. Dan jika kalian berfikir jika Hana dan Anissa satu sekolah, kalian juga salah besar karena Anissa sekolah di SMA negeri umum sementara Hana sekolah di SMA yang bagus sekolah internasional. Sebenarnya Anissa pun pernah ditawari untuk sekolah disekolahan yang sama dengan Hana, tapi Anissa menolak dengan alasan ia tidak pintar seperti kakanya. Namun, pada kenyataannya sekarang Anissa sekolah tanpa biaya alias mendapatkan beasiswa karena kepintarannya.
"Kak.. Anissa duluan ya.." ucap Anissa tepat didepan rumah mereka.
"Kamu hati-hati ya.. kenapa gak ikut bareng kakak aja sih" ucap Hana sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anissa Almaera [COMPLETED]
General FictionKalau menurutmu aku ini orang yang tersesat. Kenapa tak kau peluk dan sayangi aku, kemudian kau tunjukkan kebenaran itu. Kenapa kau malah membenciku, mengutuk, menghardik dan bahkan seakan memutuskan persaudaran denganku. Meskipun begitu rasa cinta...