Chapter 11

6.7K 476 14
                                    

Kalau habis baca wajib dan kudu Vote sama Comment yups 😉

🍃🍃🍃




Tes tes.

Kembali darah itu keluar dari hidung mancung Anissa, dan dengan sigap Anissa langsung menghapusnya menggunakan tisyu yang selama ini selalu ia bawa kemana-mana.

"Neng...?" Panggil Jum membuat Anissa menengok pada sumber suara.

Mata Jum melotot saat melihat begitu banyak darah yang keluar dari hidung Anissa. "Ya Allah neng... itu mimisannya kenapa banyak sekali..." ucap Jum sembari berjalan mendekat pada Anissa.

Tapi Anissa berjalan mundur menjauh dari Jum. "Jangan mendekat Mbok..." ucap Anissa sembari terus berusaha menghentikan darah yang keluar dari hidungnya. "Anissa nggak apa-apa..." ucapnya lagi sambil tersenyum pada Jum.

"Tapi neng..." ucap Jum khawatir.

"Anissa nggak apa-apa Mbok..." jawab Anissa meyakinkan Jum.

Setelah mengucapkan itu Anissa berjalan dengan tergesa sembari terus memegangi kepalanya yang kini terasa teramat sakit.

Anissa terus berjalan dengan sempoyongan menuju kamarnya dan setelah sampai ia langsung menutup pintu kamarnya dengan sangat-sangat rapat.

Anisa luruh dilantai belakang pintu, lalu tangannya terulur mengambil obat yang berada didalam tasnya.

"Ya Allah sakit... hiks" ucap Anissa sembari menjambak rambut rontoknya.

Anissa berjalan menuju meja belajarnya untuk mengambil minum yang memang tersedia disana, setelahnya ia langsung meminum obat tersebut.

Anissa menghempaskan tubuhnya keatas kasur tipisnya, Anissa mengangkat pergelangan tangannya keatas lalu Anissa tersenyum. "Kunci hati saya ada di kamu... jadi hanya kamu yang bisa membuka hati saya..." ucap Anissa menirukan gaya bicara Vano.

"Vano... kamu adalah orang yang sangat aku sayangi setelah Bunda dan Kak Hana..." ucap Anissa lagi.

Lalu setelahnya ia terlelap tidur, untuk sedikit meredam rasa sakit yang ada dikepalanya. Berharap kenyataan pahit yang ia jalani akan hilang dan berganti dengan kebahagian, walapun sangat tipis kemungkinannya tapi untuk bermimpi nggak ada yang melarangnya kan.

Tok tok tok.

Belum sempat Anissa terlelap dengan nyenyaknya tiba-tiba sebuah gedoran dipintu kamarnya mengusik ketenangan Anissa.

"Anissa buka..." ucap Hana dengan nada membentak.

Yah Hana datang dari sekolah dengan rasa kesal dan sangat marah pada Anissa.

Mendengar itu Anissa dengan tergesa langsung membuka pintu kamarnya.

"Apa apa Kak..." tanya Anissa.

"Ada apa...?" Tanya balik Hana.

Hana menarik tangan Anissa sehingga kini Anissa sangat dekat dengannya. "Kamu sengaja haah mesra-mesraan dengan Vano didepan aku..." tanya Hana.

Anissa Almaera [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang