🌿🌿🌿
2 minggu berlalu setelah kejadian tersebut, Hana seakan jijik jika melihat Anissa begitupun dengan bundanya. Dua minggu itu pula Anissa sedikit menjauh dari Vano dan menjaga jarak dengannya.Seperti saat ini, pagi yang begitu cerah namun tidak seperti hati Anissa yang begitu sakit karena harus melakukan hal ini. Saat ini Anissa tengah duduk termenung didalam kelasnya bersama dengan sahabat-sahabatnya menunggu pelajaran pertama yang akan segera dimulai. Vano yang melihat Anissa seperti itu hanya bisa pasrah karena sudah berpuluh-puluh kali ia menanyakan pada Anissa namun Anissa hanya menjawab dengan gelengan dan senyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun dari mulut mungilnya.
"Assalamualaiku..." ucap seorang guru bersamaan dengan seorang gadis yang sangat dikenal Anissa.
"Waalaikum salam..." jawab murid serempak.
"Ohh.. dear.. itu bukanya kakak kamu Niss...?" Tanya Aisyah yang terkejut.
"Niss... ko kakak loe pindah sekolah si...?" Tanya Zulfa dari belakang.
"Emang loe tau dia mau pindah? Orang belom ngomong kok.. so tau kamu.." ucap Salsa.
"Ehh oon itu lihat seragamnya sama kaya kita..." ucap Zulfa.
"Oh iya ya..." jawab Salsa.
Sementara ketiga sahabatnya tengah berbicara Anissa hanya diam dan melamun tidak percaya bahwa kakaknya akan bertindak sampai sejauh ini untuk mendapatkan Vano.
"Kita kedatangan murid baru lagi.. silahkan kenalkan dirimu nak.." ucap pak Hari.
"Halo..." sapa Hana.
"Hai..." jawab murid-murid.
"Nama saya Hana Almaera.. saya kakak kembarannya Anissa Almaera.. saya pindahan dari sekolah internasional dijakarta... terima kasih"
"Baiklah Hana sekarang kamu duduk disebelahnya nak Devano..."
Hana hanya mengangguk dan berjalan ke arah bangku yang ditempati Devano. Saat berpapasan dengan Anissa, Hana mengucapkan kata-kata.
"Permainan segera dimulai..." ucap Hana dengan seringainya.
Anissa hanya diam tak berniat untuk menjawab kakaknya. Dalam hatinya ia sangat sakit kenapa kakaknya berubah hanya demi cinta. Kenapa kakaknya sampai buta akan cinta. Ia sakit melihat kakaknya berubah.
"Hai..." sapa Hana pada Vano.
"Ohh... hai juga..." jawab Vano acuh.
Meskipun wajah Hana dan Anissa sangat mirip tapi Vano tak pernah menyukai Hana. Sebenarnya Vano sudah tahu Hana, karena dulu saat ia mengunjungi sepupunya, Vano melihat Hana tengah bekerja kelompok dengan sepupunya. Awalnya saat masuk sekolah Vano mengira Anissa adalah Hana tapi dengan penjelasan yang diberikan Anissa akhirnya Vano tahu kalau Anissa mempunyai saudara kembar.
Hana duduk sebangku dengan Vano. Anissa sempat melirik pada Vano dan Vano memberinya senyum manis juga dibalas senyum oleh Anissa.
Kring.
Bel istirahat telah tiba, Anissa langsung keluar tanpa memperdulikan panggilan sahabat-sahabatnya yang berteriak memanggil-manggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anissa Almaera [COMPLETED]
General FictionKalau menurutmu aku ini orang yang tersesat. Kenapa tak kau peluk dan sayangi aku, kemudian kau tunjukkan kebenaran itu. Kenapa kau malah membenciku, mengutuk, menghardik dan bahkan seakan memutuskan persaudaran denganku. Meskipun begitu rasa cinta...