Chapter 08

7.1K 428 5
                                    

🍭🍭🍭

Teng.

Suara bel pertanda kegiatan belajar mengajar berakhir pun membuat semua siswa-siswi yang berada dikelas Anissa berhamburan kelaur setelah guru yang mengajar dijam pelajaran terakhir selesai dan keluar, tak luput dari Anissa dan sahabat-sahabtanya pun ikut keluar.

"Niss.. loe pulang bareng gue aja yu.." ajak Zulfa saat sudah diluar kelas.

"Rumah kita kan gak searah..?" Jawab Anissa.

"Ih.. ngga apa-apa.. entah kenapa gue pengen banget pulang bareng loe.." ucap Zulfa memelas pada Anissa.

"Ihh dasar aneh... nggak ah.." jawab Anissa.

"Ih ayo mau yah.. ntar gue suruh supir gue untuk nganter loe dulu.. sekalian jalan-jalan.. yah.. yah mau ya.." ucap Zulfa memelas lagi.

"Nissa pulang bareng saya.." ucap Vano yang tiba-tiba saja sudah ada di pinggir Anissa.

"Asstagfirullah... kamu ngagetin aku aja Van.." marah Anissa karena kaget.

"Maaf.. hehe" ucap Vano merasa bersalah.

"Yah.. gue bisa apa kalau sang kekasih sudah bertindak.. hmmm.." pasrah Zulfa.

"Maaf yah Zul.. ntar-ntar deh.. gue janji nanti gue bakal pulang bareng sama loe.." ucap Anissa dengan senyumnya.

"Hmmmm... iya deh.. yasudah gue pulang dulu yah.." pamit Zulfa.

"Iya.. hati-hati Zul.." ucap Anissa

"Yooo...i" jawab Zulfa sambil berlalau.

"Bukannya rumah kamu sama Zulfa gak searah ya.. ko kalian mau pulang bareng?" Tanya Vano heran.

"Gak tau tuh si Zulfa mah aneh..." jawab Anissa.

"Kaya kamu... tapi lebih aneh kamu dan saya suka itu... suka dengan keanehanmu..." ucap Vano membuat Anissa menghentikan jalannya.

Anissa lalu menatap Vano. "Bodo amat... mau kamu bilang kalau aku aneh... polos tapi pintar... atau cantik tapi enggak pun ahhh apaan sih itu aku nggak ngerti... yang penting kamu suka aku karena kekuranganku dan apa adanya diriku.. bukan karena kelebihanku..." ucap Anissa dengan senyum manisnya.

Vano ikut tersenyum. "Itulah cinta... karena menurut saya mencintai yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa mencintai seseorang dari kekurangannya terlebih dahulu agar cinta yang tercipta tulus dari dalam hati bukan melihat kelebihannya dahulu... karena jika itu yang kita lakukan kita tidak akan pernah bisa mencintai dengan tulus dan tak mau menerima kekurangan dari pasangan kita..." jawab Vano.

"Aihhh... bijak juga pacarku..." ucap Anissa malu-malu.

"Apah... saya nggak denger...?" Tanya Vano dengan telinga yang ia dekatkan pada Anissa.

"Euhhh kebiasaan deh kalau aku bilang yang gitu-gitu kamu suka budeg dadakan..." ucap Anissa marah.

"Haha...Yasudah ayo.. keburu sore.." ajak Vano.

"Ayo...." jawab Anissa.

Anissa dan Vano pun pergi ke parkiran dan menaiki sepeda motor Vano.

Anissa Almaera [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang