Terbayar

372 85 28
                                    


*********Sorry for Typo************

Sejak kejadian semalam Taehyung tak mampu menutup matanya barang sekejap pun, ia masih ingat dengan jelas gadis kecilnya, teman yang hampir seumur hidup itu ada didepannya membukakan pintu, seperti sebuah kaset drama, kejadian semalam berputar diotaknya.

Suzy yag lucu kini terlihat lebih cantik dan dewasa, kenapa ia baru menyadari wanita itu sangat cantik? Sejak dulu wanita itu cantik kok. Namun yang mesti disayangkan dan membuatnya tertawa miris adalah sosok yang menggenggam tangannya, memeluk pundaknya, bahkan mereka tertawa, kini ia terlihat seperti seorang figuran.

"Apa ini bayaran yang setimpal untukku? Aku yang bahkan tak perduli perasaanmu, sekarang kau berbalik melakukannya padaku. Walaupun tanpa sengaja, tapi rasanya sakit." Lirihnya memegang dadanya yang terasa nyeri,

Taehyung bangkit dari rebahannya, mengganti seluruh pakaiannya dengan training siap untuk lari pagi, ia mungkin hatu segera menjernihkan otaknya.

*
*

"Apa? Kau mau memakai sepeda dan aku lari?" Ken berdecak sambil berkacak pinggang melihat kekasihnya itu hanya menunjukkan dereta giginya, "Tidak, kau harus lari bersamaku. Dasar wanita tak romantis,"

"Aish~ kalo aku lelah bagaimana? Dengan sepeda semuanya akan lebih cepat, kau tahukan aku tak begitu menyukai olahraga," Suzy menangkup kedua tangannya memberikan wajah maut agar pria didepannya luluh

"Tidak." Tegas Ken lalu menarik lengan Suzy untuk segera keluar pekarangan, bisa-bisa seisi rumah keluar karna perdebatan mereka. "Aku bahkan masih mampu menggendongmu, kalo kau lelah katakan padaku. Biar kita tetap bisa lari bersama," ucap Ken membuatnya tersenyum lebar,

"Kau sangat menyukaiku geutchi?" Tanya Suzy menatap pria disampingnya

"Aku mencintaimu," ucap Ken mencium punggung tangannya dengan penuh perasaan dan itu membuatnya terharu.

"Aku merasa wanita paling beruntung karna memilikimu,"

"Sudah seharusnya begitu, kau harus ingat kekasihmu yang paling imut ini, Lee Jaehwan," ucap Ken bangga menepuk dadanya, Suzy tertawa. Pria ini kadang tak sadar dengan semua tingkahnya yang menggemaskan, dan Suzy suka.

***

Setelah keduanya berlarian mengitari taman dekat kompleks, keduanya memilih duduk berdampingan sambil menunggu matahari terbit, yah~ walaupun tidak akan seindah ketika menunggu di italia karna disini objeknya sedikit, sehingga takkan terlihat mengagumkan seperti di italia. Bukan karna apa-apa, hanya saja mereka mengambil spot yang memang kurang tepat.

"Harusnya kita lari ke bukit belakang, agar pancaran merah lebih terlihat mengagumkan," ucap Suzy

"Bukan itu yang terpenting. Tapi keberadaanmu yang terpenting Zy," sahut Ken dengan wajah masih menatap kedepan

"Benarkah?"

"Hmpp... setelah pulang dari italia, banyak rasa takut yang menjalar ke seluruh tubuhku Zy. Saat aku bangun, aku takut hubungan kita tak sama lagi. Aku takut bahwa apa yangvkita lalui adalah mimpi. Ku pikir aku tak ingin tidur, hingga aku yakin bahwa mimpiku bersamamu takkan pernah berakhir," jelas Ken menoleh menatap wajah kekasihnya, "aku takut kehilanganmu, tapi aku lebih takut kau tak bahagia bila bersamaku,"lirih Ken mencium punggung tangannya, menyalurkan keresahannya semenjak pulang ke korea, apalagi semalam mereka bertemu dengan sosok yang sangat penting bagi Suzy, Ken tak bisa cemburu atau bahkan mengusir, ia hanya mampu menerima, karna apa yang akan terjadi nanti itulah yang terbaik, walaupun berpisah dengan Suzy adalah hal yang paling menyakitkan.

"Jangan bicara begitu. Aku sudah memilihmu, kau harus percaya. Bukankah katamu kita tak perlu memikirkan masa depan? Yang perlu kita pikirkan adalah hari ini, bersamamu," bisik Suzy memeluk pinggangnya erat, yang dibalas gumaman oleh Ken.

OUR [[COMPLETE]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang