05

1.1K 88 27
                                    

Pernah ingin tak menyukai dan aku bisa, tapi itu hanya merubahnya menjadi mencintai

~debita~

Kok vokalisnya mirip dia ya? 'batin Debi yang memicingkan mata ke arah pria yang sedang memegang mikrofon.

"Deb.." panggil Dila.

"Apa?"

"Kok vokalisnya mirip Fadil ya?"

"Ahh... Gak mungkin lah Dil"

"Seriusan, masa lo gak liat kalo itu vokalisnya si Fadil"

"Mana ada tuh anak mau kesini"

"Siapa tau aja kan, yuk ah deketin" kata Dila sembari menarik tangan Debi.

"Gak usah narik-narik juga kali"

"Cepet ah.. Gue mau liat itu beneran Fadil bukan"

Mereka pun mendekati panggung dan benar saja ternyata yang sedang memegang mikrofon itu adalah Fadil.

"Tuh kan bener, si kebo yang jadi vokalisnya" ucap Dila.

"Hmm... Iya, bener kata lo" Sahut Debi yang sebenarnya memang sudah tahu.

"Dia nyumbang lagu apa ngapain tuh?"

"Nggak tau"

"Apa jangan-jangan dia memang punya band ya?"

"Nggak tau"

"Deb.. Bisa gak sih jawabnya selain kata 'Nggak tau' "

"Iya emang gue nggak tau"

"Payah ah..."

"Lah.. Salah gue apa coba?"

"Udah ah diem, kita makan dulu yuk Deb"

"Hah? Mending kita tonton Fadil dulu"

"Niat kita kan makan, bukan nonton Fadil"

"Bentar aja, oke?"

"Enggak! Udah ayuk entar lo dicariin sama Ayah lo" ucap Dila yang menarik paksa tangan Debi.

Di lain sisi, yang dibicarakan tadi melihat kedua orang yang sedang tarik-menarik itu.
 
                             ~~~
Dengan tampang tak menghiraukan perhatian orang-orang yang melihat penampilan dua sahabat itu, mereka berjalan menuju restaurant di Mall tersebut.

"Dil.. Nyantai dong, tadi mah malu sekarang udah hilang tah malu lo itu"

"Gak ada kata malu saat laper"

"Iya dehh serah lo"

"Cepet pesen" ucap Dila sembari menarik kursi.

"Lo lah.. Kan lo yang mau makan"

"Ishh.. Yaudah deh"
Dila pun berjalan menuju tempat pemesanan.

"Mbak, pesen Nasi putih lauknya ayam bakar, sup buntut, minumnya es jeruk aja" kata Dila sambil membaca menu.

"Silahkan ditunggu mbak" ucap pelayan tersebut.

Dila pun kembali duduk di tempat ia tadi.

"Udah pesennya?"

"Udah"

"Gue masih heran Deb.. kok si Fadil bisa disitu ya?"

"Mana gue tau"

Dan tak lama pesanan Dila pun datang, dengan cepat Dila menyatapnya.

Eh busett nih anak rakus amat'batin Debi.

FOLLOW MY WORDS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang