01

884 67 3
                                    

Debi POV

Sepulang aku dari RS setelah dirawat beberapa jam, sadar kalo besok ortu-ku pulang dan aku tak ingin melihat mereka khawatir karena ke-lebay-anku yang cuman gara-gara lari lapangan sampai pingsan dan dibawa ke RS.

Dila cerita kalau Fadil menjengukku tapi tidak sampai 10 menit dia pulang, mungkin hanya ingin memeriksa apakah aku baik-baik saja.

Tapi aku heran akhir-akhir ini dia lebih sedikit perhatian dan tidak terlalu menjadikanku pembokat.

Aneh kan? Seharusnya aku senang karena sekarang tidak terlalu dijadikan babu.

Tapi hal itu membuatku agak sedih karena biasanya aku dapat melihatnya dan bisa sedikit lebih dekat walau ku'tahu perasaanku tak akan pernah terbalaskan.

Mungkin bagi kebanyakan orang aku gila, karena menyukai orang yang jelas-jelas sangat membenci perempuan dan hanya menganggapku budaknya.

Tapi ada satu alasan yang masih bertahan teguh untuk membuatku semakin mengaguminya.

Walau aku sering dilabrak kakak kelas dan fans-fans Fadil, tapi aku tetap sabar lagipula selagi aku tidak salah untuk apa aku takut?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Bik..Debi pulang" ucapku seraya membuka pintu setelah tadi turun dari mobil yang dibawa Dila.

"Iya non.."

"Bik..beresin kamar mama sama ayah ya, soalnya besok mereka pulang"

"Iya.."

"Yaudah, Debi mau tidur dulu"

Aku pun berjalan ke kamarku di atas dan aku merebahkan tubuh kecilku di kasur.

Tak lama ada notif pesan masuk di handphoneku, lantas aku langsung meraba-raba di saku rok ku dan mengambil handphone lalu membuka layar kunci untuk melihat notif tadi.

Fadil
Lo dmn?

Lantas aku langsung mengerutkan dahi.

Hah? Dia nanyain aku dimana, ada perlu apalagi ini? 'batinku heran
                                          
Me                                           Rumah


"Ck. Di read doang!" gumamku sebal.

Aku langsung menaruh kasar handphone ku dan mulai memejamkan mata tapi tak lama.

"Debiiiiiiii!!" teriakan seorang cewek dengan cemprengnya dan asal masuk.

"Berisik" ucapku sambil menutup telingaku yang mungkin segera tuli.

"Ngapain lo kesini?" ucapku kepada cewek tadi.

"Yaelah Deb, lo ini bukannya seneng malah pasang muka seolah nggak suka banget kalo gue kesini"

"Lo ngapain kesini?" Balasku.

"Nemenin lo"

"Ngapain? Gue udah biasa sendiri lagian juga ada Bik Diah"

"Lo abis sakit Deb, gue gak nerima penolakkan dari lo kalau gue pengen disini!"

"Serah" balasku tak ingin panjang lebar.

Yaa Dila juga kadang menginap jika aku memintanya atau dia yang sengaja melarikan diri dari rumah hanya untuk begadang menonton film drakor dan aku?
Tentu saja ikut terpaksa begadang.

FOLLOW MY WORDS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang