09

204 10 2
                                    

"Sombongnya kumat kek Dila" gumamku sambil menyunggingkan senyum.

"Debi, Mama ke bawah dulu ya" pamit Mama sambil berjalan keluar.

"Eh..iya, Ma" balasku.

Aku pun melanjutkan kerjaku tadi.

"Ya ampun, pegel banget tangan gue" ucapku setelah menyelesaikan semua pr lalu memasukkan buku-buku ke tas dan langsung merebahkan diri di kasur.

Oh iya bilang ke Dila ah.

Me
Dil, tadi di rumah gue ada orang yang dateng nanyain lo

Tak lama Dila pun membalas pesan tersebut.

DilaNda Masalah
Siapa?

Me
Gaktau orangnya langsung pergi, tapi yang pasti dia cowok

DilaNda Masalah
Yaudah biarin, palingan fans gue yang kesasar

Me
Bodo amat Dil!-_-

DilaNda Masalah
Udah geh Deb, gue mau nontonin babang june lagi live

Me
P
P
P

DilaNda Masalah
Deb, gue sumpahin entar doi punya pacar

Me
Gue sumpahin, kuota lo abis

"Ck, abis beneran kuota ni anak. Tumben amat pesan gue diread doang" ucapku langsung menaruh hp dinakas samping kasurku.

"Boring banget ya ampun, baca novel ajalah"

Lama aku membaca novel, Mama kembali masuk ke dalam kamarku.

"Debi, mandi dulu terus makan. Abis ini kita ke Mall temenin Mama ya"

"Iya.." jawabku seadanya.

"Yaudah cepet ke bawah" ucap Mamaku yang lalu pergi.

Sekalian beli obat apa ya? 'batinku teringat dengan obatku yang sudah habis.

Tapikan gue udah gakpapa, gak usahlah.

Aku pun mandi lalu bersalin memakai rok selutut dan kaos berwarna cream.
Tak lama setelah menyisir rambutku, aku turun ke bawah menghampiri Mama yang sudah berada di meja makan.

"Mana Ayah, Ma?" tanyaku yang tidak melihat Ayah disini.

"Lagi ke rumah temennya, kita makan duluan aja. Ayah juga makan di luar paling" ujar Mamaku.

"Iyaudah deh"

Hanya dentingan suara sendok yang mengisi ruangan ini.

Setelah makan, aku dan Mama menuju Mall menggunakan mobil milikku.

Ya benar, aku dibelikan mobil oleh Ayahku. Namun, aku tidak bisa mengendarainya sampai sekarang. Karena pernah sekali aku belajar membawanya namun malah menumbur pohon mangga.

Lain halnya dengan Dila yang sudah bisa membawa mobil. Itu pun hanya untuk dibawa ke rumahku atau sekolah. Karena ia belum mempunyai SIM.

Tak lama kami sampai di Mall.

"Mama mau beli baju, kamu mau nggak?" tanya Mamaku.

"Nggak ah, Ma. Bajuku udah banyak"

"Beli sepatu?"

"Gaklah, Ma. Rak itu udah penuh semua"

"Terus Debi mau apa?"

"Gak ada, kan nemenin Mama doang" timpalku membalas perkataan Mama.

"Yaudah, ayok" ajak Mamaku sembari berjalan.

Kami pun menuju di tempat penjualan sepatu.

"Milih ya kalo kamu ada yang srek" ucap Mama.

"Nggak ah, Ma. Mau duduk disini aja" balasku sembari menuju bangku panjang yang tak berada jauh dariku.

Mama pun pergi memilih sepatu, yaa kalian pasti tahu emak-emak sangat lama jika berbelanja.

Tapi untungnya Mama cepat menemukan sepatu yang diinginkannya.

Aku pun mengikuti Mama yang sedang ada di kasir.

"Loh.. Ngapain lo disini? Mau morotin orang lagi?" ucap suara seseorang yang sangat membuatku kaget.

Ya itu Fadil, dia juga berada disini disampingku.

"Siapa itu, Debi?" tanya Mama yang merasa bingung dengan perkataan Fadil tadi.

"Lo itu bukannya ngerjain PR malah nyari mangsa lagi ya!" ucap Fadil yang membuatku cemas karena aku takut Mama akan marah.

"Deb, ini siapa. Kok ngomong dia begitu?" tanya Mamaku lagi.

"Debi, sakit perut. Debi mau cari toilet dulu" Ucapku langsung melongos pergi dari Fadil dan Mamaku pun mengikutiku.

"Bu, jangan mau pokoknya kalo anak itu entar ngemis-ngemis" teriak Fadil yang membuatku sedikit malu.

Namun, bukan ke toilet aku berhenti dan duduk di bangku paling pojok.

"Debi, katanya sakit perut. Masih sakit, nak?" tanya Mama khawatir.

"Enggak, Ma. Udah gak sakit lagi" ucapku mencoba menenangkan Mama.

"Syukur deh. Tadi siapa, kok dia ngomongnya ngelantur?"

"Gak tau, Ma. Biarin aja"

"Yaudah, kamu masih mau ikut Mama apa nunggu disini?"

"Aku mau mampir ke toko buku, Ma. Entar ketemuan di mobil aja" sahutku.

"Butuh duit gak?" tanya Mama.

"Oh iya, Debi lupa bawa duit. Minta 300 aja, Ma"

"Yaudah nih" ucap Mamaku mengeluarkan dompet dan mengambil 3 lembar uang seratus ribu.

Kami pun berpisah, Mama pergi ke toko baju dan aku menuju toko buku.

"Cari novel ah" ucapku mengelilingi setiap rak dan melihat-lihat novel yang ingin ku beli.

Ku bawa 2 buah novel dan sebuah komik menuju kasir.

"Totalnya 274.000 rupiah, Kak" ucap petugas kasir.

"Nih, Mba" aku pun memberikan uang yang diberikan Mama dan setelah mendapatkan uang kembalian, aku berjalan menuju bangku yang ada di pinggir jendela Mall tersebut.

Kami pun pulang pukul 7 malam dengan beberapa barang belanjaan yang dibeli Mama dan juga novelku.

Sesampainya di rumah, ku bantu Mama membawa belanjaan dan masuk ke dalam rumah.

"Debi ke kamar ya, Ma. Udah ngantuk" ucapku sambil menaiki tangga membawa novel dan komikku.

"Yaudah. Oh iya, Debi" Mama memanggilku lagi.

"Apa?" aku berbalik namun tetap ditempat.

"Lusa Mama dengan Ayah udah balik ke apartemen" ujar Mama yang membuatku sudah paham.

"Ooh, iyaudah" ucapku berlenggang pergi dan masuk kamar.

Aku tidur sampai pagi. Seperti biasanya aku bangun, mandi, sarapan, dan bersekolah.

Aku berangkat sedikit kesiangan karena menunggu Ayahku yang ingin mengantarku ke sekolah.

Baru sampai di koridor sekolah, Tuan majikanku melempar tasnya kepadaku.

"Tugas, tugas. Jangan di lupa." titahnya.

"Santai kali" ucapku yang kaget karena ia yang tiba-tiba datang.

"Percaya sih yang kemaren dapet duit hasil morot ibu-ibu. Eh terserah sih, itukan kerjaan lo. Yang penting PR gue aman" timpalnya yang langsung berjalan menjauhiku.

#janganlupaVotedanComment
#SemogaDisetiapChapterkalianSuka☺

FOLLOW MY WORDS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang