06

853 76 19
                                    

Jika membuatnya kesal akan membuatnya dekat denganku, mungkin aku akan jadi orang yang paling menyebalkan

~Fadil~

Kedua sahabat yang tengah tergesa-gesa berjalan keluar dari tempat terlucknut itu (cuman karena kejadian tadi).

"Deb, tunggu gue" ucap Dila sambil menarik tangan Debi.

"Deb? L..lo na..nangis?" cemas Dila melihat wajah Debi.

Tapi tangan Dila langsung ditepis Debi dan ia langsung melanjutkan jalannya.

"Deb!! Kalo dia nyakitin lo, gue bisa buat dia berlutut sama kita!!!" Teriak Dila di tengah kerumunan orang-orang yang sedang berlalu lalang.

"Deb!! Gue gak bisa gini terus, gue buat dia menyesal dengan perkataannya tadi, ooh nggak! Gue bahkan bakal bikin semua tulang dia patah!!"

"Deb.. Tungguin elah... Gue udah keren belom tadi?" ucap Dila berjalan mengejar Debi.

"Deb.. Please dehh, lo horor banget kalo diem doang" kata Dila sambil menggoyang-goyangkan tangan Debi tetapi tetap saja Debi diam.

Mereka berdua pun telah sampai di parkiran.

Debi langsung memberi kode untuk Dila membuka pintu mobil.

Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Dila pun langsung menjalankannya.

Suasana pun sangat hening, tidak Dila dan tidak juga Debi mereka sama-sama tak bersuara sampai rumah.

Sesampainya di rumah, mobil pun dimasukkan ke garasi oleh Pak Radi.

"Sayang.. Kamu darimana aja? Tadi mama telpon kok gak diangkat? Terus kamu kemana aja dari tadi? Makanan belum abis udah pergi aja" ucap Ibu Debi khawatir.

"Debi gak kemana-mana kok ma, udahlah.. Aku mau istirahat dulu" ucap Debi langsung nyelonong masuk ke dalam rumah.

"Debi kenapa dila?" tanya Ibu Debi.

"Lagi gak mood kayaknya tan" jawab Dila.

"Kalian darimana aja tadi?" tanya Ibu Debi lagi.

"Keluar kompleks bentar tan"

"Ooh.. Lain kali jangan kayak gitu, keluar kok gak bilang-bilang" tegas Ibu Debi.

"Iya tan"

Lain halnya dengan Debi yang sedang tiduran di kamarnya, sebenarnya ia memikirkan perjanjiannya dengan Fadil tadi.

Tapi, untuk hal menangis itu ia hanya malu karena hari ini sungguh bukan hari keberuntungannya.

Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu di kamar Debi.

"Siapa?" tanya Debi.

"Gue Deb, Dila"

"Masuk aja"

Dila pun masuk dan langsung duduk di pinggiran ranjang.

"Lo tadi kenapa sih Deb? Kok nangis?" tanya Dila.

FOLLOW MY WORDS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang