Debita POV
Disinilah aku, di hari pertamaku yang akan menjadi pembokat resmi tuan Fadil.
Sebetulnya aku sedikit menyesal dengan mengatakan 'Setuju' kemarin.
Tapi mau bagaimana lagi, yang ku kenal di Mall itu hanya Fadil dan aku juga tak mengira dia akan meminta gantinya seperti itu.
Tapi sudahlah, semen sudah mengeras. Mau diganti dengan uang pun dia tak akan mau.
Jadi hari ini dan 2 bulan ke depan aku harus siap ketika dia memanggilku
Aku memang berharap dia memanggilku, tapi apa kalian berharap dia memanggilku untuk menyuruh-nyuruh?
Anggap saja ini sudah kebiasaanku menjadi babunya.
"Woi cupu! Melamun aja. Udah belom piketnya?" tanyanya menyadarkanku.
Kalian berfikir pasti aku piket 2 hari. Ya, memang benar. Tapi hari ini hari piket Fadil dan aku yang menggantikannya.
"Udah" jawabku.
"Kalo udah, buatin surat Dani sakit" titahnya.
"Siapa nama wali nya?"
"Tuh!"
Fadil melemparku dengan kertas lusuh.
Dan ku buka, hanya terdapat nama 'Adnas Resmana' 'Dani Resmanandika XI IPS 1'. Kok aku gak asing ya sama nama wali nya? Ahh, bodo. Yang penting buatin surat.
"Nih!" ucapku sambil memberikan surat yang telah kubuat tadi.
"Yaudah sana anterin" perintahnya lagi.
Oke fix, aku harus sabar setiap hari seperti ini.
Aku pun berjalan melewati koridor menuju kelas XI IPS 1.
Ku titipkan surat tersebut kepada anak perempuan dikelas itu.Aku balik ke kelasku yang sedikit jauh.
Sampainya disana, aku baru ingin duduk namun sebuah perintah melayang.
"Deb, lo beliin gue pulpen di koperasi dong" perintah seseorang yang mendekatiku.
Ini bukan suara Fadil tapi suara Rio.
"Gue baru duduk juga yo" ucapku.
"Gak pake bantahan! Cepet!" suruhnya.
"Gak ah!" balasku.
"Lo ini!!" ucapnya memelototiku.
Aduhh, gak ada Dila lagi. Kemana sih kok belom dateng 'batinku gelisah.
"Woi!" teriak Fadil.
Fadil mendekati kami berdua dan aku tahu pasti dia ingin menyuruhku lagi.
"Lo jangan nyuruh-nyuruh dia!" ucap Fadil yang membuatku hampir terkena serangan jantung.
"Lo sendiri aja ngejadiin dia budak!" tegas Rio.
"Dia mau tuh kalo gue suruh, tapi sama lo? Dia mau aja enggak!" balas Fadil.
"Alahh bodo!"
"Nih uangnya sana lo beli warna item" suruh Rio.Tapi aku tetap diam karena memang seenaknya dia menyuruhku yang sedang lelah ini.
"Kalo kata gue jangan! Ya jangan!" ucap Fadil lagi.
"Lo tuh apaan sih, gue nyuruh anak itu bukan lo" tukas Rio.
"Eeh denger ya! Lo dan kalian semua" ucapnya menunjuk sekeliling kelasku,
"Gak boleh ada yang nyuruh-nyuruh atau ngebudakkin Debita! Yang boleh cuman gue! Sampe kalian ngelakuinnya, harus hadepin gue dulu!" ucapnya sekilas melirik Rio.Rio pun menyerah dan balik lagi ke tempat duduknya.
Aku harus merasa senang atau sedih? Karena dia membelaku tapi dia mengakui kalau hanya aku yang boleh dia suruh-suruh.
Tamatlah riwayatmu Debita."Dan lo cupu! Lo juga jangan mau'an disuruh orang!" ucapnya membuatku sedikit aneh.
Lahh.. Dia nya sendiri suka nyuruh-nyuruh orang. Kok gak sadar diri.
Oke fix, hari pertama tugasku menjadi budak tuan Fadil seperti ini.
Apalagi seterusnya, mungkin aku akan mati tiba-tiba.Dan baru saja aku duduk, Dila datang dengan wajah ngos-ngosan.
"Gila! Capek gue kabur dari Bu Desi"
Yaa, Dila kemarin memang sudah pulang karena di telpon mamanya.
"Lo telat?" tanyaku.
"Iya.. Gara-gara gue gak boleh bawa mobil terus supir gue lagi nganter mama dan parahnya gue naek angkot" ucapnya lebay.
"Lebay amat, cuman naek angkot doang" timpalku.
"Gak biasa tau"
"Yayaya terserah, gue lagi males debat"
"Lo kenapa?"
"Lo gak tau. Tadi gue debat sama 2 orang gak tau diri"
"Wahh gue ketinggalan berita live streaming ya?"
"Ho'ooh.. Coba ada lo, mungkin gue gak se-Badmood ini"
"Emang kenap-"
"Cupu! Buangin sampah di laci gue" dan lagi, perintah tuan Fadil yang terhormat.
"Kayaknya lo tau deh kenapa gue kayak gini" jawabku ke Dila dengan pasrah dan beranjak menuju tempat yang akan kutugasi yaitu laci kotor penuh sampah.
#JanganLupa
#Vote&Comment
Follow My Account Mareena_

KAMU SEDANG MEMBACA
FOLLOW MY WORDS
Humor[ROMANCE IN HUMOR] Debita~ " Gue suka dia dan gue rela di bully terus²an karna dianggep cewek ganjen yang cuman mau jadi babu biar deket sama dia " Fadil~ " Cewek? Haha bagi gue mereka itu gak ada bedanya dengan pembokat " Cerita pertama, moga kalia...