10

123 7 0
                                    

"Percaya sih yang kemaren dapet duit hasil morot ibu-ibu. Eh, terserah sih, itukan kerjaan lo. Yang penting PR gue aman" timpalnya yang langsung berjalan menjauhiku.

"My Fadil!!!" teriak Kak Sandra dkk yang datang mendekatiku sambil memanggil Fadil.

Dan yang mempunyai nama pun menoleh.
Seketika Kak Sandra menjambakku.

"Aduhh.. Kak, tolong lepasin" Ucapku yang sedikit risih karna dia seenaknya menarik rambutku.

"Apa? Lo mau manggil gue mau nunjukkin gitu doang?" ucap Fadil.

"Aku gak suka ya, kamu deket-deket terus sama sampah satu ini."
"Eh dasar sampah! Jauhin My Fadil atau gua siksa lo!" kata Kak Sandra yang masih menjambakku.

"Bodo amat" kata Fadil yang berbalik dan berjalan lagi.

Kak Sandra pun mendorong aku dan menginjak-injak kakiku.

"Kak, udah kak. Aku kan gak ada salah" ucapku sambil meringis.

"Ini buat bayar yang kawan lo lakuin ke gua" jawabnya sambil menendang-nendang kakiku.

Lalu tak lama ada orang yang mendorong Kak Sandra.

"Eh cewek bego! Nyampe tas gue kotor. Gue hajar lo!" ucap Fadil setelah mendorong Kak Sandra.

"My Fadil, kok kamu berani nyakitin aku sih. Bantu aku berdiri, aku bakal maafin kamu kok" ucap Kak Sandra sambil menjulurkan tangannya ke arah Fadil.

"Ogah!! Suruh aja tuh anak buah lo" timpal Fadil.

"Aku itu cinta loh sama kamu, kenapa sih kamu lebih milih sampah itu dibanding aku. Aku gak suka ya kamu terus-terusan belain dia!" lanjut Kak Sandra.

"Eh dasar bego! Gue cuman gak mau tas gue kotor gara-gara cewek-cewek murahan kayak kalian" ucap Fadil.

"Loh, Fad. Ngapain lo?" Kata Dani yang datang bersama Alwi dan Ardi.

"Tas gue kotor karna cewek-cewek bego ini" kata Fadil sambil menunjuk ke arah kami.

"Loh cupu, ngapain lo duduk-duduk di lantai" ucap Alwi yang langsung mendekatiku dan menjulurkan tangan.

Fadil pun menepis tangan Alwi dan menarikku berdiri.

"Tas gue aman kan?" kata Fadil.

Aku pun mengangguk.

"My Fadil.. Tolongin aku berdiri" ucap Kak Sandra sedikit berlebihan.

"Tuh, Dan. Cewek stress lo tolongin dulu." kata Fadil menyuruh Dani.

"Ih, ogah bet." kata Dani menolak.

Kak Sandra pun sedikit menangis yang dilebih-lebihkan.

"Aku gak tau lagi harus apa supaya Fadil suka sama aku. Aku kurang apa sih? Aku udah cantik, kaya, famous. Gak kayak sampah satu itu!" ucapnya sambil menunjukku.

"My Fadil! Pokoknya aku mau kamu jangan deketin sampah itu! Biar aku aja yang gantiin sampah itu bawain tas kamu" ucapnya berdiri dan mengambil tas Fadil dari tanganku.

Aku pun menoleh ke arah Fadil.

"Ooh, bagus deh. Babu gue nambah satu" ucapnya mulai pergi.

Namun, ia berbalik.
"Inget ya Babu baru! Sesama jadi babu gue, lo gak boleh nyakitin babu yang laen!" katanya kepada Kak Sandra.

"Satu lagi, mulai hari ini. Lo yang bayarin makan gue selama di sekolah! Lo kan kaya." ucapnya lagi sambil tersenyum licik.

"Oke, kalo itu mau kamu. Asal aku deket kamu" ucap Kak Sandra sambil berjalan di belakang Fadil.

FOLLOW MY WORDS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang