Wonderwall

1.2K 103 30
                                    

Sohye terbangun dengan sendirinya tanpa gangguan apapun. Nyaman sekali rasanya saat tidak harus mendengar suara alarm dan berangkat pagi-pagi buta saat badan ini masih terasa lelah. Ingin sekali dia terus melanjutkan tidurnya, kapan lagi dia bisa punya waktu senggang untuk bermalas-malasan seharian kan?

Kalau saja dia tidak ingat hari ini ada kencan dengan Woojin...

Sohye memeluk bantalnya lebih erat sambil tersenyum sendiri. Kencan dengan Woojin selalu menyenangkan, tentu saja dia tidak mau melewatkannya begitu saja. Setelah kemarin-kemarin diundur terus, kalau diundur lagi, belum tentu Woojin yang sok sibuk itu punya waktu. Apalagi setelah mereka mulai masuk kuliah nanti...

Gadis itu buru-buru menggelengkan kepalanya dengan keras, membuang jauh-jauh pikirannya tentang apa yang akan terjadi nantinya. Dia mau menikmati saat ini dengan sepenuhnya, masalah kuliah nanti itu urusan belakangan.

Matanya masih terpejam sejak tadi, terlalu malas bahkan untuk mengintip jam dinding barang sedetikpun. Tidurnya terlalu nyenyak hingga ia pun tidak ingat mimpi apa dia semalam. Terlebih bantalnya kali ini terasa berbeda, lebih hangat, lebih nyaman dari biasanya. Membuatnya ingin terus tetap berada disini sampai dia tidak bisa tidur lagi...

Saat tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang bergerak. Bukan. Tapi bantalnya lah yang 'bergerak'. Sohye diam membeku, keningnya berkerut. Tidak mungkin bantal bisa bergerak. Barulah ketika dia merasakan 'bantalnya' bergemuruh dan ada tangan di bahunya yang menariknya erat, saat itulah Sohye tersadar bahwa yang dipeluknya sedari tadi bukanlah bantal.

Serta merta matanya terbuka lebar lalu mendapati wajahnya membentur sesuatu yang keras. Ini bukan bantal. Sohye dengan panik mendongakkan kepalanya saat menyadari bahwa yang ditidurinya semalaman ternyata adalah seorang laki-laki.

Park Woojin!!!!

"Yaaaakkk!!!"

Spontan Sohye menyentakkan tubuhnya untuk bangun dan menjauh dari sosok lelaki itu, membuat Woojin ikut kaget dan terbangun. Sang gadis langsung memukuli dada bidang Woojin yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya, bingung kenapa bangun-bangun ada yang memukulinya.

"Iiiiiiiihhhhhh!!!!!!!" Sohye memukuli sosok lelaki yang masih setengah sadar itu dengan sekuat tenaga. "Woojin ngapain sih kok tidur disini???!!!!"

"Hah?"

Woojin berusaha keras untuk membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya. Tentu saja ini bukan kamarnya. Mana mungkin kamarnya tiba-tiba berubah menjadi warna biru es dan penuh dengan boneka penguin?

Setelah lelah memukuli Woojin hingga kehabisan tenaga, Sohye pun berhenti dengan sendirinya. Napasnya terengah-engah seperti habis lari maraton. Matanya menyala-nyala karena marah, diperhatikannya setiap gerak-gerik Woojin yang baru menyadari apa yang sedang terjadi.

Hal pertama yang cowok itu lakukan adalah menghindar sejauh mungkin dari Sohye, takut tiba-tiba sang gadis mengamuk lagi. Kemudian buru-buru matanya turun ke bawah dan memastikan bahwa pakaian mereka masih lengkap, baru dia bisa menghembuskan napas lega. Setelah itu, dia berusaha untuk bangun dan duduk sambil mengucek-ngucek matanya.

Ini kalau Sohye ga ingat situasi mereka sekarang, dia pasti sudah tersenyum geli melihat wajah beler Woojin yang berantakan banget. Sayangnya, tetap ganteng. Sohye jadi kesal sama dirinya sendiri karena di saat dia seharusnya marah sama Woojin seperti sekarang ini, dia malah kegirangan bisa melihat sang kekasih yang lagi lucu-lucunya dengan bed hairnya.

Pengennya sih benerin rambutnya Woojin yang seperti sarang burung itu, tapi ntar Woojinnya kegeeran. Sohye juga ga mau dikira kegenitan, jadinya dia malah mencubit kaki Woojin untuk melampiaskan kekesalannya.

Smultronstalle | Woojin x Sohye (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang