Sohye berdiri mematung di tempatnya.
Pikirannya kosong.
Dia tidak tahu harus berbuat apa.
Apakah dia harus tetap menghampiri Woojin atau haruskah dia mundur dan berbalik meninggalkan mereka berdua?
Sohye berusaha mencerna apa yang terjadi di hadapannya, mencoba menyikapi situasi ini dengan tenang. Tentu saja dia penasaran setengah mati siapa gadis yang sedang bersama Woojin itu? Apa hubungan mereka sampai-sampai gadis itu bisa seenaknya mengambil posisi di samping Woojin seolah-olah tempat itu memang untuknya? Dan kenapa juga Woojin tampak sudah terbiasa dengan sikap gadis itu?
Please... jangan bilang kalau Woojin selingkuh...
Sohye memperhatikan gadis itu secara detil. Dari rambutnya yang hitam panjang, wajahnya yang menampilkan fitur khas orang barat, tubuhnya yang semampai dan berisi, sungguh siapa yang tidak akan terpesona oleh kecantikan yang seolah tanpa cela seperti itu?
Sohye tiba-tiba merasa minder. Dia tidak pernah merasa dirinya cantik, tapi bukan berarti dia merasa jelek juga. Sohye biasanya cukup percaya diri dengan penampilannya. Namun saat ini Sohye merasa gadis itu melebihi segala-galanya dalam hal apapun dibanding dirinya.
Tapi bukan berarti Woojin bisa bertingkah seenaknya seperti ini...
Tenang, Kim Sohye. Tenang...
Sohye berusaha menjernihkan pikirannya dan mengabaikan rasa pedih di hatinya. Biar bagaimanapun, ini bukan kampusnya. Dia tidak mau membuat keributan, tidak ada yang akan membelanya disini. Kalau di SMA dulu, Yoojung dkk pasti akan langsung melabrak Woojin dan cewek itu habis-habisan. Sekarang, Sohye harus bisa membela dirinya sendiri.
Kedua kakinya terasa begitu berat ketika Sohye akhirnya memutuskan untuk mendekati mereka. Dia berusaha mengontrol ekspresinya sedatar mungkin, dan berdoa mudah-mudahan tubuhnya tidak tampak gemetar karena menahan amarah. Dadanya terasa sesak, namun dia tetap berusaha bernapas senormal mungkin sambil sesekali mengambil napas dalam dari mulutnya.
Kamu harus berani, Hye...
Lari dari masalah tidak akan menyelesaikan apa-apa...
Persis saat itu, Woojin menyadari kehadiran Sohye disana.
Sohye menghentikan langkahnya. Jarak mereka masih cukup jauh, tapi Sohye bisa mendengar suara Woojin yang menyebut namanya dengan penuh tanda tanya.
"Sohye?"
Sohye menelan ludah. Nyalinya seketika ciut ketika gadis yang sedari tadi duduk di samping Woojin ikut menoleh ke arahnya. Dalam sekejap, keinginannya untuk menjadi berani terlupakan. Karena kalau mau jujur, Sohye terlalu takut untuk menghadapi kenyataan.
Bagaimana kalau dugaannya bahwa Woojin selingkuh itu benar?
Bagaimana kalau perasaan Woojin terhadapnya memang sudah berubah?
Apakah dia siap untuk menerima semuanya jika itu kenyataannya?
Lari, Hye. Lari.
Batinnya menyuruhnya untuk segera pergi dari situ. Setidaknya dengan begitu dia bisa menunda kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Tapi kakinya sama sekali tidak mau bergerak. Bahkan ketika Woojin beranjak dari tempat duduknya dan mulai menghampirinya, Sohye hanya bisa menatapnya kaku.
Lari, Kim Sohye!
Tapi terlambat.
Hanya dalam beberapa langkah saja, Woojin sudah berhasil mencapai ke tempatnya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smultronstalle | Woojin x Sohye (COMPLETED)
FanfictionSmultronstalle (n.) a special place discovered, treasured, returned to for solace and relaxation; a personal idyll free from stress and sadness. (Original story written in Bahasa)