Creepypasta (m.preg)
Sasuke x Naruto + MenmaSasuke masih dalam masa tugasnya di luar kota. Naruto di tinggalkan berdua bersama anak semata wayangnya, Menma, di rumah baru di pedalaman desa Ame.
Malam ini selain sepi, rumah besar yang hanya di huni berdua itu sarat akan cekaman. Dingin dan seram.
.
Jam dinding telah limit di batas tengah malam hari. Malam semakin hening, saat kedua penghuninya masuk dalam kamarnya masing-masing.
Menma baru saja ambruk di atas kasur setelah selesai mengerjakan tugas yang di berikan Ayahnya. Dia sangat lelah hari ini.
"Menma," suara Ayahnya terdengar lagi dari luar kamar. Kali ini terdengar dari arah loteng rumah ini. Menma mendengus lelah. Demi tuhan dia hanya ingin istirahat malam ini.
"Menma!" suara Naruto semakin nyaring terdengar.
Mau tak mau bocah sepuluh tahun itu beranjak dari kasur keluar dari kamarnya. Sepertinya Ayahnya memang sangat membutuhkan bantuannya.
Langkah pelan Menma baru saja memasuki lorong panjang penyambung kamarnya dengan ruangan lain di lantai dua ini. Loteng tepatnya berada di tikungan selanjutnya sebelah kanan.
"Menma,"
Saat suara itu terdengar lagi, Menma tidak menyahut seperti biasa. Dia akan tiba di tempat itu tanpa suara lalu akan bertanya apa yang perlu dia bantu.
Satu belokan lagi tiba di sebuah lorong panjang yang pencahayaannya sangat minim hampir gelap. Menma terus melangkah ketika suara Ayahnya semakin dekat.
"Menma!"
Dalam gelapnya ruangan, Menma hanya dapat menangkap kilatan alumunium dari pegangan tangga manual menuju loteng yang setengah terjulur ke bawah.
Niatnya menarik tuas tangga terhenti seketika, saat sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya. Menma kaget bukan main. Mulutnya di bekap lekat serta tubuhnya di seret paksa ke kamar tak terpakai yang ada disana.
"Ssstt," sosok yang mendekapnya bersuara ribut di telinga bocah itu. "Ini aku," suara Ayahnya terdengar pelan.
"Ayah?" Menma tertular mengecilkan suara sembari menolehkan kepala ravennya. Naruto menempelkan telunjuk di bibirnya.
"Jangan kesana, Ayah juga mendengarnya." desis Naruto sedikit bergetar.
"Apa."
"Suara yang mirip suara Ayah."
Menma membeku seketika. Di rumah ini hanya ada mereka berdua, lalu suara siapa yang mirip dengan Ayahnya di loteng itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubuk Racun
FanfictionKumpulan cerita tidak jelas, absurd, dan plesetan kurang kreatif. Sebaiknya baca dengan kepala dingin, tidak sedang emosi, tidak sedang lapar, atau menahan kencing. Mohon maaf bila ada kesamaan ide dan jalan cerita, anggap aja kebetulan, oke..