(dont) come back
Sasuke x NarutoSasuke bertemu dengan Naruto beberapa bulan yang lalu. Dan sudah jatuh cinta pada pemuda itu sejak pertama kali bertemu.
Waktu pertama pindah ke rumah ini Sasuke benar-benar jenuh dan tidak betah sama sekali. Namun perasaan itu hilang saat Naruto mengajaknya berkenalan.
Sejak saat itu Sasuke enggan meninggalkan rumah itu. Selalu tersenyum diam-diam. Dan merasakan kebahagiaan yang dapat ia bagi dengan Naruto.
Hingga hari ini datang.
Kakaknya, Itachi, berkunjung ke rumah itu membawa beberapa orang yang tidak di kenal Sasuke yang menakuti Naruto.
~
"Sasuke, jangan diam saja." Naruto menarik lengan kemeja teman rebah di sampingnya. "Benarkah kata kamu tadi?"
Mereka sedang tiduran di atas futon, di kamar Naruto yang sedikit pengap.
Sasuke datang malam ini, seperti biasa, lalu menceritakan perihal kepergiannya ketika datang tadi. Naruto tidak percaya. Menganggap Sasuke sedang mencandainya. Tapi sepertinya tidak.
Sasuke serius.
Buktinya, pemuda Uchiha itu tidak berkata apa-apa lagi setelah berkata akan pergi selamanya dari Naruto.
"Memangnya kamu pergi kemana?" lagi-lagi Naruto bertanya.
Kali ini si pirang duduk di sebelah Sasuke yang menerawang jauh ke langit-langit kamarnya.
"Sasuke!?"
Seperti tersentak, Sasuke mengerjap cepat lalu ikut duduk disebelah Naruto. Tangannya merayap perlahan di sekitar pinggang Naruto. Meremas, lalu memeluknya dari belakang.
"Aku hanya pergi, Naruto. Bukan hal besar." dagu Sasuke bercokol di bahu kanan Naruto. "Kamu masih bisa menghubungi, kok,"
Naruto berjengit. Iritasi pada apa yang di dengarnya. Sasuke ini! Apa katanya barusan!? Seminggu lalu Sasuke yang tidak ingin di tinggalkan, sekarang dengan entengnya ia berkata akan pergi dari Naruto.
Ada apa ini.
"Kalau kamu pergi, bagaimana dengan aku." Naruto berkata lirih. "Siapa yang akan menemaniku tidur. Bagaimana aku makan. Siapa yang menjagaku. Sasuke." nanar, air mata berkumpul di pelupuk matanya.
Naruto bergerak menjauhi Sasuke. Duduk di gigir ranjang dengan tubuh sedikit bergetar.
"Kita masih bisa berhubungan." kata Sasuke.
Tapi Naruto tidak mendengar suara itu. Dia seperti punya dunianya sendiri sekarang. Matanya kosong menatap ke arah depan.
"Bagaimana ini?" suara pelan Naruto terdengar sedih oleh Sasuke.
Kepala pirang menggeleng pelan. Tidak mau di gubris saat tangan Sasuke menggapainya dari belakang.
"Kamu bisa mencariku nanti," ujar Sasuke, masih memberi penjelasan pada Naruto.
"Aku sendirian lagi." masih lirih, Naruto berdiri di lantai. "Disini dingin, Sasuke. Tidak ada yang melihatku. Tidak ada yang peduli padaku. Aku akan di usir, Sasuke."
Walau namanya di sebut-sebut, namun Sasuke benar-benar di acuhkan saat ini.
"Bagaimana ini." suara bergetar itu terdengar pilu.
Sasuke berdiri, meraih tubuh Naruto. Memeluknya erat.
"Jangan pergi. Jangan pergi. Jangan pergi. Jangan per---"
"Ssstt," lengan putih itu merengkuh tubuh Naruto, "aku di sini." katanya.
Dalam dekapannya, Naruto menyeringai menang.
End
Ada yang bisa menebak cerita apa ini? Baca omake saja deh, hihi.
Omake
Tengah malam ini, kediaman Uchiha di datangi beberapa orang yang terlihat mencurigakan.
Di rumah itu hanya di tinggali oleh pemuda berumur dua puluh lima, bernama Sasuke. Bungsu Uchiha. Sementara, menurut kabar gosip, kedua orang tuanya pergi 'mengungsi' setelah gagal 'mengurus' Sasuke.
Di tengah meja makan yang berubah fungsi jadi meja rapat itu, Itachi duduk di samping adiknya, Sasuke. Sementara di seberangnya duduk gusar dengan mata terpejam seorang perempuan berambut pirang pucat bersebelahan dengan lelaki berkulit putih yang tangannya terus bergerak di atas buku gambar.
Itachi melirik rekannya. Yamanaka Ino dan Shimura Sai. Pasangan indigo yang memutuskan menikah setelah berteman semenjak SMP.
"Ino?" Itachi memanggil pelan mengabaikan suara srak srek srak srek dari pensil Sai di atas kertas sketsa.
"Panggil namanya." ujar Ino masih dengan mata terpejam.
Itachi mengangguk pelan.
"Sasuke. Ini aku, Itachi." Itachi menyentuh lengan kokoh adiknya. "Dengarkan aku. Ikuti suaraku, Sasuke. Kembalilah."
Alat-alat canggih yang menempel di tubuh Ino bergoyang pelan. Sai betkutat dengan gambarnya setelah melirik sekilas bangku kosong di samping Sasuke.
Ino bernapas cepat. Tidak beraturan. Kabel-kabel di pelipisnya bergetar.
"Cepat, panggil namanya, Itachi!" seru wanita pirang itu panik.
"Sasuke!" Itachi memanggil lagi nama adiknya. "Ikuti suaraku, Sasuke. Kumohon kembalilah." Itachi mengetatkan pegangan tangannya.
Sai sibuk menggambar dengan napas memburu seperti melawan sesuatu hingga hidungnya mengeluarkan darah segar.
"Jangan berhenti memanggil nama adikmu, Itachi. Kau tak mau dia terjebak di sana selamanya, kan. Panggil namanya. Panggil dia." hosh hosh nafas Ino berhamburan, matanya bergerak-gerak cepat walau masih terpejam erat.
Itachi kembali memanggil Sasuke.
Sasuke diam saja.
Adiknya itu malah duduk terpejam dengan wajah damai.
"Sasuke. Sasuke." Itachi mengguncang tubuh Sasuke. "Ikuti suaraku, Sasuke!"
Sasuke diam saja.
Tidak ada respon positif dari Sasuke. Hanya sedikit menegang lalu kembali terlelap lagi. Lampu ruangan berkelap-kelip nyala mati. Meja bergetar dengan sendirinya. Sasuke tetap geming.
Itachi masih berusaha membangunkan adiknya. Nihil.
"Ini tidak akan berhasil." Ino berujar putus-putus, "makhluk ini terlalu kuat untukku." katanya dengan nada lelah.
"Mungkin, kau harus merelakan adikmu, Itachi."
"Apa."
Saat mata Ino terbuka yang pertama ia lihat adalah wajah syok Itachi.
Ino bergeleng pasrah. Mengalah. Di lepasnya kabel-kabel di kepala dan tangannya. Ia menoleh pada Sai.
"Kau mendapatkannya, Sai?"
Sai mengangguk kecil. Menyerahkan selembar kertas pada Ino.
Ino melihat gambar yang di buat oleh suaminya itu. Lalu menyerahkannya pada Itachi, kliennya hari ini.
"Makhluk ini tidak mau melepaskan adikmu."
Itachi tergugu. Gambar itu terlalu jelas baginya. Sosok lelaki dengan rambut emas. Bermata biru dengan sepasang kumis di pipinya.
Inikah wujud siluman yang menganggu adiknya.
"Sasuke..."
Owari.
Bayangkan film Insidious ya buat omakenya. Hehe. Kira-kira, Saske mau pulang gak ya kalo hantunya Narto?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubuk Racun
FanfictionKumpulan cerita tidak jelas, absurd, dan plesetan kurang kreatif. Sebaiknya baca dengan kepala dingin, tidak sedang emosi, tidak sedang lapar, atau menahan kencing. Mohon maaf bila ada kesamaan ide dan jalan cerita, anggap aja kebetulan, oke..