gift

1.7K 238 14
                                    

Aku ingin hadiah
Sasuke x Naruto

"Teme, ulang tahunku nanti kau mau kasih apa?" Naruto tiduran di atas paha kekasihnya, Sasuke. "Jangan buku lagi!"

Sasuke diam saja. Matanya fokus pada layar ponsel di tangannya.

"Teme?" kepala pirang menggeseknliar di paha sang raven. "Sasuke!?" kesal suaranya tidak di dengar sama sekali.

"Sialan. Kau sedang apa sebenarnya, teme jelek!?" Naruto hampir bangun tepat ketika kedua lengan kekasihnya bertumpu di dadanya.

"Hn?" akhirnya keluar juga suara dari mulut jarang melengkung itu. Sasuke menggubris seadanya.

"Hadiah. Kado!" sungut Naruto, masih kesal. Sambil rebah, sambil sedekap manyun.

"Apa." kata Sasuke akhirnya. Ia tidak kuat jika harus menghadapi kekasihnya yang ngambek. Takut gak kuat nahan godaan iman.

Lihat saja wajah tan terpoles merah pekat karena marah. Dan mulut manyun menggemaskan. Siap serang.

Sasuke menunduk demi melihat si pirang yang masih merengut.

"Aku ingin hadiah seperti pasangan lain. Bukan buku, tiket pesawat, atau apapun yang selalu kau berikan itu." Naruto ceriwis. Lalu bangkit terduduk di samping Sasuke.

"Apa itu?"

Naruto memandang gamang wajah datar kekasihnya. Tidak habis pikir.

"Uhm---"

"Uhm?"

"Uhhhmm," Naruto menggaruk kepala, "cokelat. Bunga." tiba-tiba idr brilian melintas di otak kecilnya.

Sasuke diam sebentar. Lalu-

"Oke. Kapan?" tanyanya.

Naruto menoleh dramatis. Senang dan heran datang bersamaan.

"Tidak perlu menunggu ulang tahunku? Kapan saja, boleh?"

"Boleh. Bagaimana kalau besok?" Sasuke berdiri. Menoleh pelan pada Naruto yang sumringah.

"Serius." Naruto menubruk kekasihnya hingga terjengkang, terlali senang bisa membuatnya sedikit brutal. "Kau memang kekasih terbaik, Sasuke. I love you." sekilas, Naruto mengecup lembut bibir tipis sang raven.

***

Siang ini terik sekali. Kegiatan di kampus tetap berjalan seperti biasanya. Naruto sedang belajar kalkulus saat beberapa suara memanggil dari luar kelasnya.

"NARUTO.. NARUTO!!"

Ternyata suara Kiba dan Sakura mendominasi teriakan-teriakan itu. Beberapa temannya yang lain menyusul dari belakang. Sama-sama memanggil namanya.

Naruto tidak tahu kalau dirinya seterkenal itu sampai harus di kejar-kejar hingga ke kelas segala.

Dosen ikut memanggilnya, jengkel karena pelajarannya di ganggu sedemikian rupa gegara makhluk pirang bernama Naruto.

Naruto terkesiap. Mengangguk kecil menghampiri beberapa mahasiswa yang memanggil-manggil namanya dari ambang pintu.

"Ada apa?" tanyanya pada Kiba.

"Kiriman. Ada kiriman untukmu, Naruto." Sakura yang menjawab. Antusias. Dahinya berkeringat deras. Gadis itu rela berlari untuk sampai kesini rupanya.

"Kiriman? Apa?" Naruto cengo sesaat.

"Sebaiknya kau lihat sendiri. Kurirnya ingin kau menanda tangani betkas mereka." Kiba menepuk bahu Naruto.

Naruto ikut keluar dari kelas setelah meminta izin pada dosennya.

Di belakangnya Sakura dan Kiba ikut berlari ke arah tempat parkir di depan kampus.

Dua truk besar menantinya. Salah satu sopirnya keluar dari truk dan menghampiri Naruto.

"Uzumaki Naruto?" tanya sopir itu.

"I-iya," Naruto mengelap keringat di pelipisnya.

Sopir itu mengulurkan beberapa berkas dan meminta Naruto untuk menandatanganinya.

Selesai di tanda tangan. Sopir itu segera masuk ke dalam truk. Menyalakan mesinnya, lalu--

"H-Hei!?" Naruto merentangkan tangan lebar-lebar, "apa yang kalian---"

Terlambat.

Satu truk mengeluarkan ribuan bahkan mungkin jutaan tangkai bunga mawar. Sementara truk yang lain memuntahkan cokelat hingga menggunung di tengah lahan parkir. Menyesaki lahan itu hingga tak bersisa.

"Oi, apa ini?"

Truk sudah melaju cepat keluar dari kampus. Naruto celingukan. Dirinya jadi tontonan gratis mahasiswa dan dosen sekampus.

Tiba-tiba ponselnya bergetar. Sasuke menghubungi.

"H-Halo?" sapanya.

"Kau sudah menerimanya, dobe?" Sasuke membalads terlalu santai. Terlalu simpel.

"Huh?" masih disorientasi melihat gunungan bunga dan cokelat di depannya. Naruto gagal fokus mendengarkan.

"Bunga dan cokelat. Aku sudah memgirimnya ke kampusmu."

"Apa."

Ponsel di angkat, di lihat dengan wajah garang seolah pemiliknya bisa melihat ia dari sana.

"Kau gila---"

Tut tut tut

Lemas. Naruto merosot lemas di atas tembokan lahan parkir kampusnya.

Ini gila. Lain kali harus spesifik jika meminta sesuatu pada Sasuke.

Selesai.

Bwehehe, halo saya datang lagi. Sedikit cerita buat mengawali saya dalam penulisan fic baru yg akan diikut sertakan pd ipen Milky way dari snfanfict . doakan saya biar lancar ya..trims yg uda mampir..

Bubuk RacunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang