jembalang

1.8K 197 4
                                    

Peri Rambut
Sasuke x Naruto

Musim dingin ini, entah kenapa Karin membawa sepupu jauhnya untuk menemaninya tinggal di rumah baru di pinggiran Konoha.

Padahal keakuran mereka sangat di pertanyakan untuk ukuran saudara, meski saudara jauh sekalipun.

Karin selalu menggoda Naruto, dan Naruto tidak terima dengan itu walau umurnya hampir sepuluh tahun di bawah Karin.

Tiba di rumah baru itu mereka malah bengong lama di depan teras yang sangat luas. Rumahnya----Wow sekali. Menurut Karin. Dan sangat menyeramkan menurut si bocah pirang.

Rumah besar---sangat besar---itu bergaya victoria. Bekas di tinggali seorang seniman terkenal pria yang memiliki satu putera.

Memang ada sedikit desas-desus miring mengenai rumah antik ini sejak di tinggalkan tuannya tiga tahun yang lalu. Konon, putera mendiang seniman itu hilang tanpa jejak setelah lama bermain di ruang bawah tanah di sana.

Namanya Deidara. Anak lelaki manis, berambut pirang dan suka membuat kerajinan tangan dari tanah liat. Hingga kini tidak ada sedikitpun jejak kehidupan bahkan kematian Deidara, hingga rumah itu kosong, di lelang, di beli dengan harga lumayan oleh keluarga Uzumaki, dan di berikan pada Karin secara cuma-cuma.

Naruto yang yatim piatu sejak usia enam bulan terpaksa ikut pada siapapun yang sudi mengurus dan membesarkannya. Untuk kasusnya, ikut pada Karin dan tinggal di rumah besar itu berdua saja.

...

Musim dingin di Konoha tidak melulu tentang salju tebal yang turun dari langit.

Malam ini adalah musim dingin pertama yang di maksud-tanpa salju-tentunya. Malam yang dingin walau tanpa serpihan salju atau hujan deras. Angin yang berhembus cukup membuktikan kalau bulan ini telah memasuki musim terdingin yang pernah Naruto lalui.

Karin telah selesai memberesi segala bawaannya untuk pindah ke rumah ini. Memang tidak membawa banyak barang, karena sebagian besar barang yang ada di rumah ini tidak di bawa oleh pemilik terdahulunya. Jadi Karin memakai segala perlengkapan rumah itu dari pada di buang.

Naruto sendiri di berikan kamar yang luas dengan langit-langit yang tinggi untuk kamar tidurnya. Ranjangnya sangat besar untuk bisa di tiduri sendiri. Lemarinya juga besar-besar. Berjumlah lebih dari tiga, berukuran dari terkecil hingga yang besar yang bisa memuat empat atau lebih manusia dewasa di dalamnya.

Mungkin itulah wujud asli lemari ajaib di film Narnia. Naruto sempat berpikir begitu sebelum melihat isinya yang di jejali pakaian-pakaian anak seusianya dengan berbagai model, motif, dan warna.

Sementara Naruto membiarkan lemarinya tetap tertutup rapat dan menyimpan semua pakaiannya pada koper, malam terus beranjak naik hingga langit menggelap seluruhnya. Dan udara dingin mencekam, menggigit hingga ke tulang sumsum.

Naruto belum bisa tidur walau sudah berbaring dan melengkapi dirinya dengan selimut paling tebal sekalipun. Lampu utama kamarnya sudah di matikan. Lampu meja di biarkan menyala redup memutar bayangan matahari dan bulan yang bersandingan rukun pada kertas lampu itu.

"Karin," suara Naruto kecil memanggil sepupu bersurai merah itu saat di rasa ada yang berdiri di balik pintu kamarnya.

Bocah berumur sepuluh tahun itu bangkit terduduk di kasur empuknya. Menyingkap selimut, lalu berdiri di samping ranjang besi berwarna emas mengkilap itu.

"Karin," sekali lagi Naruto memanggil sepupu yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

Tidak ada jawaban.

Pintu kamar Naruto memang tidak di tutup rapat, jadi-mungkin saja-ada angin yang menggoyangkannya hingga terasa seperti seseorang yang berdiri di sana.

Bubuk RacunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang