Jangan Tunggu Aku

1.3K 157 22
                                    

Juara Dua
Sasuke x Naruto

...

Sudah dua tahun lamanya Sasuke dan Naruto hidup bersama.

Mereka tinggal di Konoha tanpa orang tua.

Miskin. Terlantar.

Sasuke memang anak yang cerdas, sayang tidak mau sekolah. Sedang Naruto memang tidak bisa sekolah, dia cacat. Tidak bisa berjalan. Lumpuh.

Kata orang, orang tua mereka meninggal pada perampokan berantai dua tahun lalu. Dua rumah mewah di jarah keji. Dua keluarga semua mati.

Tidak. Perampok luput memergoki dua bocah yang lolos dari maut waktu itu.

Merekalah Sasuke dan Naruto.

***

"Naruto, hari ini kamu mau tidur dimana?"

Sebagai yang lebih tua dan sebagai yang masih 'normal', Sasuke punya tugas menggendong Naruto kemana pun mereka pergi.

Naruto, walau ia masih kecil dan lemah. Sebenarnya dia sangat kuat di banding siapapun.

"Di kuil," bocah pirang dalam gendongan menguap lebar. "Masih jauh, ya?"

Sudah malam. Naruto sudah mengantuk dan Sasuke belum menemukan tempat yang layak untuk mereka tidur malam ini.

"Sebentar lagi," sahut bocah raven sembari mengeratkan pegangan di kedua kaki Naruto.

Naruto terkukai lemas di punggung sahabatnya. Menunggu Sasuke sampai di tujuan.

Kuil Tenjin yang jadi tujuan Sasuke kali ini. Selain jaraknya yang dekat, di sana juga pendetanya baik dan ramah.

Sasuke mendesah lelah saat tulisan Tenjin sudah tetlihat jelas di depannya.

Hati-hati, Sasuke menaiki anak tangga kuil itu lalu membangunkan Naruto untuk di dudukan di salah satu sudut kuil.

"Naruto, sudah sampai," Sasuke menggoyang kaki Naruto.

Mengucek mata, Naruto bangun lalu menyahut sekadarnya.

Perlahan, Sasuke menurunkan Naruto sebelum ia menyeret dengan lembut tubuh Naruto untuk bersandar pada dinding.

"Aku ngantuk sekali," Naruto kembali menguap setelah menyamankan diri duduk dan bersandar di sana.

Sasuke hanya ber-hn, lalu ikut duduk di samping Naruto.

"Aku akan menyimpan kue beras dan air tadi untuk sarapan, tidak apa kan?" Sasuke menyisihkan kantong pelastik yang di bawanya ke sudut lain setelah Naruto mengangguk samar.

Sasuke diam sebentar, mengambil selembar kain dari kantong tadi dan menyelimuti Naruto yang sudah tidur meringkuk. Lalu tersenyum. Miris.

Dulunya mereka anak orang kaya. Siapa sangka, nasib tidak berpihak pada mereka dua tahun silam.

.

Pukul dua belas malam, Sasuke bangun dari tidurnya sebab bunyi jam yang ada di kuil.

Mata kelamnya mengawasi sekitar, lalu pada Naruto yang masih lelap tertidur di sisinya. Ia tersenyum.

Sasuke membenahi selimut yang sedikit tersingkap pada bahu Naruto, lalu ia berdiri. Keluar dari kuil.

Angin malam adalah yang pertama kali menyapa wajahnya. Sasuke duduk pada bangku yang ada di halaman kuil.

Sebuah poster perlombaan menarik perhatiannya.

Sasuke membaca dengan seksama. Sejak TK ia sudah fasih membaca dan menghitung. Tidak heran, walau tidak bersekolah kemampuannya yang itu masih melekat di dirinya.

Bubuk RacunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang