Songfic. Mendadak Lesti.
Sasuke x Naruto x SakuraHarusnya tak begini.. Di antara kau dan aku..
~
Undangan itu tetap datang meski dia tidak menginginkannya, meski dia tidak meridhoinya.
Kekasihnya baru saja melintas didepan kubikal kerjanya. Tidak menyapa. Tidak melirik.
Naruto mendengus. Surat undangan di tatap intens. Nama kekasihnya di tulis cantik dengan tinta emas, menemani nama lain yang belakangan di ketahuinya. Bukan namanya. Tapi Haruno Sakura, nama rekan kerjanya.
Naruto mendengus lagi. Mau apa, dia hanya kekasih gelap si Uchiha bungsu. Sasuke.
Sasuke memandang datar karyawan pirangnya itu dari dalam ruang kerja. Dia juga punya surat undangan yang sama di tangannya. Sasuke membaca namanya sendiri disana, dan nama seorang perempuan yang di pilihkan sang Ayah untuknya.
Bagaimana dengan kekasih rahasianya? Bagaimana dengan Naruto?
Lusa adalah hari pemberkatan, tidak ada waktu untuk menghindar lagi.
.
Pada jam pulang begini, sudah biasa lift menuju basemant penuh sesak. Naruto mengantre paling ujung barisan. Bahunya ada yang mencolek.
Sasuke disana. Berdiri, berwajah teplon.
Naruto mendekat. Tidak apa-apa, jika di kantor mereka hanya atasan dan bawahan saja selain teman semasa kecil. Tidak ada yang curiga.
Si atasan berjalan kalem ke arah lift khusus dirinya. Naruto mengikuti. Dia galau, harusnya rutinitas ini sudah berhenti. Bukankah Sasuke akan segera menikah, lusa?
Lift tertutup tepat ketika baru saja Naruto masuk dan langsung di tarik ke pelukan bos tempatnya bekerja.
"Kau menghindariku?" Sasuke mencium wangi rambut pirang yang sudah berbaur dengan keringat. Kepala pirang menggeleng lemas. Lalu mendongak.
"Kenapa?" mata Sasuke menyipit.
"Huh," Naruto hanya mengernyit tidak tahu. Mereka berhadapan rapat.
"Karena aku harus menikah?" pelukan terlepas.
"Apa."
"Kau milikku, dan sebaliknya. Tidak perlu repot memikirkan bagaimana nanti. Kita tetap begini." Sasuke mengecup bibir kering Naruto. Tidak di balas.
Naruto hanya menunduk tidak yakin. Ingin membalas dengan banyak bantahan, tapi apa, sejak awal Sasuke memegang kendali. Dirinya hanya follower saja.
Hening sesaat. Lift terbuka. Keduanya menuju kendaraan berbeda.
.
Sering kita sembunyi, di balik sikap dan kata.. Padahal hati kita tak ingin saling menyakiti..
~
Uchiha Fugaku adalah CEO yang sesungguhnya. Pimpinan yang sebenarnya. Bos dari segala bos yang pernah mengatur perusahaan tempatnya bekerja. Sekarang, berdiri tepat di samping mejanya. Tidak tersenyum. Tidak merengut.
"Uzumaki Naruto?" kata bos besar. Naruto menyengir kaku. Jangan sampai bos besar curiga pada gelagatnya.
"Ya, Fugaku-sama."
"Jangan terlalu formal. Aku tahu kau berkawan dekat dengan anakku, Sasuke. Makanya aku kemari." CEO itu mengisyaratkan Naruto untuk berdiri.
Naruto berdiri. Tersenyum kawat, lalu menunduk.
"Ada yang bisa saya bantu?" suaranya mengecil di akhir. Naruto sedang berusaha tidak gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubuk Racun
FanfictionKumpulan cerita tidak jelas, absurd, dan plesetan kurang kreatif. Sebaiknya baca dengan kepala dingin, tidak sedang emosi, tidak sedang lapar, atau menahan kencing. Mohon maaf bila ada kesamaan ide dan jalan cerita, anggap aja kebetulan, oke..