Ketakutan

7.9K 649 6
                                    

Raja Steven tersentak,  terbangun paksa oleh mimpi buruknya. Selalu mimpi yang sama, menghantui setiap tidurnya setelah kehilangan sang ibu. Ia berusaha menenangkan diri, terutama nafasnya yang tidak teratur. Kemudian berbaring dan mencoba untuk tidur lagi karena waktu masih menunjukkan pukul dua malam. Dia selalu terbangun di waktu dan oleh mimpi yang sama. Hingga matahari itu menampakkan sinarnya yang menyilaukan mata.

                       *****

Angga mengatur segala keperluan Raja Steven setelah mempercayakan segala keperluan Siren pada Rina. Mereka akan melakukan perjalanan ke beberapa tempat di kerajaan itu hari ini. Jalina pun sudah mempersiapkan dirinya seperti biasa.

Siren tidak cukup terbiasa dengan tatapan orang terhadapnya. Sepanjang perjalan menuju lokasi yang membutuhkan hujan, orang-orang tak henti membicarakannya. Kabar bahwa Siren dapat mendatangkan hujan telah tersebar dengan cepat. Siren berusaha tenang walaupun kebingungan. Penjaga yang mengawal mereka hari ini terlihat lebih banyak dari biasanya. Padahal sering kali ia hanya melihat Raja Steven membawa dua pengawalnya dalam melakukan perjalanan keluar istana.

"Semua itu karena kehadiran Anda, Putri. Sekarang Anda ketahuan bukan gadis biasa yang tidak memiliki sihir. Bahkan jika hanya sebagai pendatang hujan sekalipun Anda tetaplah seseorang yang sangat penting untuk dilindungi. Terutama untuk kepentingan kerajaan panas ini," jelas Rina menyadari kebingungan Siren. Sementara gadis itu hanya mengangguk.

Perjalanan itu terasa begitu hambar. Tidak ada yang bersuara apalagi bercerita, kecuali Siren yang sesekali bertanya mengenai sesuatu yang baru pertama kali dijumpai dan diketahuinya. Selesai melakukan tugasnya untuk mendatangkan hujan di beberapa tempat sama sekali tidak menurunkan staminanya, walaupun sudah berdiri dan bernyanyi berkali-kali.

Sore mulai menjelang ketika Siren tidak lagi berbicara maupun bertanya. Dia memilih diam karena menyadari sesuatu.

"Ada sekelompok penyihir mengikuti kita," ujar Siren berbisik.

"Sssshh.....kami tahu. Kita tunggu dulu apakah mereka berbahaya atau hanya kebetulan saja berjalan di belakang kita," bisik Rina sambil mempersiapkan tongkat sihirnya. Jalina juga melepas sarung tangannya, bersiap jika saja terjadi sesuatu. Raja Steven dan Angga serta pengawal lainnya memegang pedang mereka. Namun,  ternyata dugaan mereka benar. Sekelompok penyihir tersebut langsung menghadang mereka ketika berada di tempat yang seeikit lebih luas. Beberapa orang yang ada di situ langsung panik dan belari menjauh namun berhenti di tempat yang menurut mereka cukup aman untuk menyaksikan kekacauan yang sebentar lagi akan terjadi.

Angga telah mencabut pedangnya, sedangkan Raja Steven masih tenang di atas kudanya. Rina sudah melompat kedepan Siren untuk melindunginya dengan tongkat sihir yang mengacung.

"Serahkan Putri Siren pada kami atau kalian akan terluka," ujar salah satu dari penyihir itu. Para pengawal mulai mengucapkan mantra pada pedang mereka, kemudian menebaskannya pada para penyihir itu hingga cahaya berkelebat menujuh ke arah mereka.  Namun, dengan cepat para penyihir itu menghindarinya dan mengeluarkan serangan balasan sampai semua pengawal terpental jauh, langsung kehabisan tenaga.

Angga mengucapkan mantra dan melakukan hal yang sama, menyerang salah satu penyihir. Serangannya tepat sasaran,  akan tetapi tidak berhasil memberi luka yang serius. Jalina juga tidak tinggal diam. Ia mengucapkan mantra dan menjentikkan jarinya hingga cahaya sihir keluar mengenai semua penyihir. Salah seorang lagi di antara mereka mengeluarkan sihir pelindung hingga sihir Jalina terpental ke arah lain.

"Kami sudah katakan,  serahkan Putri Siren atau kalian akan menanggung akibatnya!"

Angga berdecih kesal,  ingin menyerang lagi dan masih gagal. Seorang penyihir lagi mengucapkan mantra dan menyihir ke arah Rina yang melindungi Siren. Rina belum sempat mengucapkan mantra pelindung dan langsung jatuh tak berdaya. Siren kaget,  berusaha mencari sesuatu dilehernya.

The Rain and The King of SanhariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang