Angga masuk keruangan Raja Steven dengan terburu-buru menghampiri Raja Steven yang sedang mengurus berkas-berkas laporan perkembangan dari beberapa desa. Malam yang hening itu berubah dengan suara kepanikannya yang menggema di ruangan.
“Gawat, Yang Mulia!!!” Angga berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
“Ada apa?” tanya Raja Steven datar.
“Di luar ada kekacauan, Yang Mulia. Penyihir Cloiry datang menyerang beberapa pengawal!!”
“Apa??!!!” Raja Steven segera berdiri dari duduknya dan berlari keluar istana. Tampak beberapa pengawal terbaring lemah tak berdaya dengan luka bakar di kulit. Jalina terduduk di tanah dengan tubuh gemetaran.
“Waa....ada Raja Steven di sini. Lama tidak berjumpa, Anda sudah dewasa, Yang Mulia,” Cloiry menunduk sambil tersenyum sarkastik. Raja Steven mengepalkan jari-jarinya menahan amarah. Siren muncul dan langsung terbelalak kaget dengan kekacauan yang terjadi.
“Ho ho... yang kucari-cari akhirnya datang juga,” Cloiry bergerak sekelebat dan menangkap Siren, mengucapkan mantra, membuat gadis itu tidak dapat bergerak. Raja Steven mengucapkan mantra dan menyihir ke arah Cloiry menyebabkan ledakan yang besar. Lalu, Raja Steven mencabut pedangnya, bergerak dengan cepat menebas Cloiry. Penyihir itu menghindar dengan gerakan cepat juga, namun pegangannya pada Siren terlepas. Raja Steven mengucapkan mantra dan melepaskan Siren dari sihir yang menjerat Siren. Dari arah berlawanan, Angga menebaskan pedangnya ke arah Cloiry, tepat mengenai punggungnya.
“Wah, wah, sepertinya kemampuan orang tambah hebat di sini, hahaha...,” Cloiry tertawa dengan tampang senang yang tak mendasar. Seolah-olah serangan yang diterimanya sama sekali tidak berpengaruh padanya. Luka- luka di tubuhnya sembuh dengan sendirinya, memebuat Angga terbelalak tak percaya.
“Kau lihat ini, Yang Mulia? Regenerasi ini kudapat dari buku sihir Ibumu yang kucuri itu. Sihirnya sungguh hebat. Tak sia-sia aku membunuhnya dan mengambil semua ilmu sihirnya. Hahaha....”
Raja Steven meremas pundak Siren yang sedang dirangkulnya. Siren menatap Raja Steven dengan iba. Namun, dia sadar tidak bisa melakukan apa-apa jika berhadapan dengan penyihir sekuat itu.
“Nah, Yang Mulia. Sebaiknya Anda menyerahkan gadis itu padaku. Aku membutuhkan darahnya untuk membuatku menjadi abadi, sihir ibumu saja tidak cukup bagiku.” Cloiry berjalan mendekat dengan tenang.
“Angga lindungi Siren! Akan kuhabisi wanita ini!” perintah Raja Steven penuh dendam. Angga menarik Siren kebelakangnya dan melindungi gadis itu. Sementara Raja Steven mulai membaca mantra membuat pedangnya bercahaya. Kemudian dengan cepat menebasnya ke arah Cloiry yang berusaha menghindar. Namun cahaya sihir yang mengarah ke arahnya semakin melebar dan mengenainya. Cloiry terlempar dan terpental ke tanah dengan luka bakar yang perlahan-lahan kembali sembuh.
“Seperti ini balasan Anda pada saya yang telah merawat Anda saat kecil, Yang Mulia?” Cloiry memasang wajah kecewa yang dibuat-dibuat.
“Diam kau, wanita busuk!!!” Raja Steven kembali menyerang Cloiry dengan cepat. Namun, kali ini serangannya berhasil di tahan oleh penyihir itu. Cloiry menyerang balik dan membuat Raja Steven terlempar mundur. Jalina berteriak histeris tapi tubuhnya seketika mati rasa.
“Baiklah. Sepertinya hari ini cukup sampai di sini dulu. Tapi, tentu aku akan kembali untuk mengambil sang Putri Staria. Jangan lengah seperti Ibu Anda yang Mulia ... hahaha.” Cloiry tertawa puas dan menghilang dari hadapan mereka.
Angga menghela nafas lega, sementara Siren berlari ke arah Raja Steven yang tampak menahan rasa sakit di dadanya. Angga juga membantu Jalina berdiri dan menghampiri Raja Steven.
“Anda tidak apa-apa, Yang Mulia?” Siren bertanya penuh kekhawatiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain and The King of Sanhari
FantasyPutri Siren yang dikatakan sama sekali tidak bisa menggunakan sihir dinikahkan oleh Raja Hilton, ayahnya dengan Raja Steven yang terkenal kejam dari kerajaan Sanhari. Namun, Siren melihat kenyataan yang berbeda di Kerajaan Sanhari di mana kerajaan...