Hadiah

7.5K 612 4
                                    

Putri, Anda harus bergegas para tamu raja sudah menunggu,” kata Rina yang membantu Siren berdandan. Pesta perayaan ulang tahun raja sudah mulai dengan tamu dari berbagai kerajaan.

“Aku masih tidak mengerti. Mengapa aku harus ikut menyambut tamu. Bukankah Putri Jalina sudah cukup? Lagi pula gaun ini sangat menganggu,” keluh Siren dengan susah payah memakai gaunnya yang sedikit lebih lebar dan berat dari biasanya.

“Ya ampun, Putri. Ini adalah bagian dari tanggung jawab Anda. Walaupun belum resmi diangkat sebagai seorang ratu, Anda tetaplah istri Paduka Raja. Selain itu, seluruh kerajaan telah mengetahui tentang istri Yang Mulia yang bisa mendatangkan hujan. Tentulah para tamu yang hadir juga ingin melihat Anda, Putri,” jelas Rina sambil merapikan rambut Siren yang setengahnya dibiarkan tergerai. Siren menunduk, wajahnya menunjukkan ekspresi keraguan.

“Anda mengkhawatirkan Putri Jalina?” tebak Rina. Siren tidak menjawab.

“Ternyata benar. Jujur saja, seluruh penghuni istana menyangka bahwa Putri Jalina yang akan mendampingi Raja suatu saat nanti, melihat kedekatan mereka. Tapi, mendengar Raja memilih mempertahankan Anda dibanding Ratu Larissa, semuanya jadi mengerti bahwa Andalah yang akan berdiri di sisinya.  Raja yang kejam itu belum pernah bersikap demikian sebelumnya hanya karena seorang gadis. Sepertinya Anda telah membuatnya berubah, Putri. Jangan mengkhawatirkan Putri Jalina, suatu saat dia pasti akan mengerti,” kata Rina berusaha mengembalikan semangat Siren. Gadis itu mengangguk sambil berusaha tersenyum dan mengembalikan wajah tenangnya.

“Putri, Yang Mulia meminta Anda segera ke ruang pesta!” ujar Angga dari luar kamar. Siren yang telah siap segera melangkah keluar kamar. Beberapa dayang yang bertugas  mendampingi Siren telah menunggu di depan pintu.

“Anda cantik sekali, Tuan Putri,” puji Angga dengan senyuman lebar.

“Terima kasih,” ucap Siren balas tersenyum.

Mereka kemudian berjalan menuju ruang tempat pesta diadakan. Baru memasuki ruangan, semua tamu langsung mengalihkan pandangan pada Siren dengan tatapan kagum. Raja Steven tampak telah menunggunya dengan berdiri di depan kursi singgasananya. Jalina berada beberapa meter di sampingnya, hanya menatap Siren datar. Siren melangkah mendekat dan berdiri tepat di samping Raja Steven setelah membungkuk memberi hormat.

“Pendamping Anda cantik sekali, Yang Mulia. Saya sampai tidak menyangka bahwa dia ternyata adalah putri bungsu Raja Hilton yang tidak bisa menggunakan sihir tapi dapat mendatangkan hujan,” ujar seorang tamu. Siren yang mendengar hal itu langsung mengedarkan pandangannya mencari keluarga Kerajaan Loyre di antara tamu-tamu Raja.

“Tentu saja. Tidak akan ada seorang pun dari kerajaan Loyre yang tidak berguna bahkan jika tidak bisa sihir sekali pun. Hahaha...,” Raja Hilton yang berdiri di antara tamu kerjaan lain tampak tertawa puas. Ia melangkah sedikit lebih ke depan diikuti Ratu dan kedua kakak Siren. Mereka membungkuk memberi hormat. Seorang pelayan yang mengikuti mereka menyerahkan sekotak hadiah kepada seorang pengawal Raja Steven.

“Saya dapat menyerahkan Putri sulung saya Nia sebagai hadiah untuk menjadi  pendamping Anda jika putri bungsu saya ini telah menyelesaikan tugasnya membantu Anda selama satu tahun, Yang Mulia,” ujar Raja Hilton dengan senyum sumringah. Hampir seluruh tamu memandanginya kesal.

“Jadi dia hanya akan mendampingi Raja Steven selama satu tahun? Apa setelah itu dia akan kembali ke kerajaan Loyre?” tanya Raja Lectus dari Kerajaan Filtaria. Raja itu tampak lebih tua beberapa tahun dari Raja Steven. Dia datang bersama ratu dan seorang gadis lain di sampingnya.

“Yah. Namun, itu akan dipertimbangkan, mungkin,” jawab Raja Hilton nampak tak peduli. Melihat itu, Siren hanya diam memandangi ayah dan ibunya. Pandangannya beralih pada Nia dan Robi kakaknya. Ada sesuatu yang diharapkannya dari mereka, sebuah pembelaan. Akan tetapi, keduanya hanya memalingkan wajah walaupun tidak suka dengan perkataan sang ayah.

The Rain and The King of SanhariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang