[Author's POV]
Saat ini Abil dan Diko duduk berhadap-hadapan di ruang tamu rumah Diko. Mereka memberi tatapan 'membunuh' satu sama lain. Siang ini Abil datang ke rumah Diko untuk menjemput Vika yang akan ia ajak keluar.
"hayu a.. aku udah siap", kata Vika yang tiba-tiba muncul. Namun tak ada respon dari Abil. Vika memperhatikan mereka berdua yang saling menatap tidak suka itu.
"a..? a Abil ? Diko ? kalian gak berantem kan ?", tanya Vika polos.
"oh ya, ayo Vik.", kata Abil yang sudah menyadari kehadiran Vika. Abil pun bangkit dari duduknya.
"maaf ya a... aku gak bisa kasih aa minum selama nunggu aku", ujar Vika merasa bersalah.
Abil tersenyum mendengar ucapan tulus Vika, "hehe.. gak apa-",
"alaaahhh orang kayak dia gak usah dikasih minum. Air selokan noh banyak", mendengar perkataan Diko, senyum di bibir Abil langsung hilang. Mungkin dia merasa kesal dengan Diko yang selalu bertingkah kekanak-kanakan.
"ih Diko jangan gitu !!",
"jadi ? kalian ni beneran udah pacaran, hmh ?", tanya Diko.
Vika tak menjawab, ia hanya melirik ke arah Abil.
"kalo iya emangnya kenapa loe ?", tanya Abil balik sambil tiba-tiba menggenggam tangan Vika.
###
Usai sedikit insiden di rumah Diko, Abil membawa Vika pergi. Karena ia tak ingin meladeni sifat Diko yang kekanak-kanakan itu.
"a Abil maaf ya soal di rumah Diko tadi. Diko emang kayak gitu, kadang suka nyebelin",
"gak apa-apa kok. Aku maklum...
Tapi... ada yang aneh.",
Vika langsung menatap Abil yang saat ini sedang menyetir. "aneh kenapa a ?",
"mmhh...kayaknya dia suka deh sama kamu",
"hah ? suka ? gak mungkin lah a. Diko itu kan anaknya majikan mama. Mana mungkin dia suka sama anak pembantunya sendiri",
"gak ada yang gak mungkin Vik. Kamu jangan terlalu polos, aku aja bisa suka ama kamu. Apalagi Diko",
Vika terdiam memikirkan kata-kata Abil.
"tapi kan Diko laki-laki", jawab Vika tiba-tiba.
Abil mendadak memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Hal itu tentu saja membuat Vika kaget. Untung saja jalanan saat itu sedang sepi, sehingga tidak terjadi insiden apa-apa.
"hahaha... kamu tuh ya bikin gemes", kata Abil sambil mencubit pipi Vika gemas. "Trus kamu pikir, aa Abil yang ganteng ini bukan laki-laki, gitu ?".
"bukan gitu", jawab Vika menduduk karena malu.
"udah-udah, jangan ngomongin dia lagi. Kita kan mau seneng-seneng", kata Abil yang langsung menancap gas kembali mobilnya.
[Vika's POV]
A Abil membawaku ke sebuah mall yang di dalamnya banyak sekali toko-toko elektronik, seperti HP, laptop, kamera, dan lain sebagainya. Kenapa a Abil membawaku kesini ya ?
Tapi yang paling mencolok dilakukan a Abil sekarang adalah, dia tak henti-hentinya menggenggam tanganku sejak keluar dari mobil tadi. Tentu itu menyita perhatian banyak orang. Tapi a Abil tampak tak terganggu sama sekali akan hal itu.
"silahkan a, ada yang bisa dibantu ?", sapa seorang penjaga toko saat kami tiba di depan toko Hp. Apa a Abil akan beli hp baru ya ? bukannya hp nya masih sangat bagus ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vika, Laki-laki Cantik Itu ? (BxB)
Подростковая литератураVika adalah seorang anak laki-laki dari keluarga yang sangat sederhana. Ia kesepian karena tidak mempunyai teman. Semua teman dan gurunya mencemoohnya karena fisiknya yang seperti anak perempuan. Padahal, siapa yang mau memiliki fisik seperti itu? T...