[Author's POV]
"pokoknya kamu baik-baik ya di rumah selama bunda ama papa di Bangladesh. Jangan bawa temen cewek ke rumah. Apalagi kalo sampe diajak ke kamar. Nanti bisa-bisa kalian berkembang biak, you know ?",
"enak aja, emangnya Diko kambing. Dikatain berkembang biak segala",
Melihat tingkah bunda Diko saat di bandara membuat Vika dan mamanya tersenyum-senyum. Hari ini merupakan hari dimana bunda Diko, papanya serta puluhan karyawan tempat papa Diko bekerja untuk berangkat ke Bangladesh untuk kegiatan kemanusiaan.
"bunda sama papa cepet pulang ya. Nanti jangan lupa bawa oleh-oleh yang banyak", ujar Diko saat memeluk papanya serta bundanya.
"hush... sembarangan kamu. Emangnya kita kesana buat honey moon. Kamu pikir disana kita mau shopping-shopping gituh ??? yang ada, harusnya kita yang bawa oleh-oleh buat mereka. Mereka itu lagi kesusahan, harus kita bantu. Gimana pun caranya, ini malah kamu yang minta dibawain oleh-oleh",
"iya iya bunda bawel. Sini Diko cium dulu", kata Diko sembari mencium kedua pipi bundanya.
"nyonya, tuan hati-hati ya selama disana !!", seru bi Ita.
"iya tante, paman. Jaga kesehatan disana, dan kembali dengan selamat", tambah Vika yang ikut mengantar di bandara.
"iya terima kasih ya bi Ita, Vika. Selama saya sama bundanya Diko pergi, saya titip Diko ya. Kalo dia nakal, jangan ragu buat marahin dia",
"hahaha... den Diko gak nakal kok tuan !",
"iya ni papa. Emangnya Diko anak SD. Dikatain nakal segala",
"ih kamu tuh bukannya nakal. Tapi jengkelin, masih untung bi Ita ama Vika mau jagain kamu", tambah bunda Diko bersungut-sungut.
"idihhh ngeledekin mulu. Gak ada habis-habisnya, udah sana papa sama bunda cepet masuk. Pokoknya kalian harus cepet pulang, jangan bikin Diko kangen",
"uuhhh sayang... bunda jadi sedih",
"huuu sekarang aja belaga sedih, tadi aja ngata-ngatain",
"hahahaha....", tawa mereka pecah di bandara.
###
Sesampainya di rumah Diko langsung mengurung dirinya di kamar.
"ma, Diko apa gak apa-apa ditinggal sendiri ?", tanya Vika pada mamanya saat menyapu halaman rumah Diko.
"gak apa-apa. Makanya nyonya minta tolong kamu buat tinggal disini selama mereka pergi. Biar den Diko gak kesepian. Kamu udah siapin baju selama kamu nginep disini belum ?",
Vika meengangguk, "udah ma. Tapi belum Vika bawa. Masih di rumah, hehe..",
"gak apa-apa. Nanti kamu bawa ya sorenya",
"iya ma", kata Vika sembari melanjutkan menyapu halaman.
Selama mengurung diri di kamar. Diko memutar otak, bagaimana caranya agar dia tidak canggung saat Vika menginap di rumahnya.
"apa harus gue kerjain dia ya ?!", kata Diko monolog sambil menatap langit-langit kamarnya.
"ah gue punya ide. Hahaha... awas aja loe Vik", seru Diko sembari tersenyum sinis.
Entah apa yang direncanakan Diko. Tapi sepertinya sesuatu yang akan membuat Vika kesulitan.
Disaat Vika mencuci beberapa sayuran di dapur. Diko mengendap-ngendap mendekati Vika dari belakang. Kira-kira apa sebenarnya yang akan Diko lakukan ? rencana jahat apa yang dia punya ? apa dia akan mengerjai Vika seperti yang pernah ia lakukan saat di sekolah ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vika, Laki-laki Cantik Itu ? (BxB)
Roman pour AdolescentsVika adalah seorang anak laki-laki dari keluarga yang sangat sederhana. Ia kesepian karena tidak mempunyai teman. Semua teman dan gurunya mencemoohnya karena fisiknya yang seperti anak perempuan. Padahal, siapa yang mau memiliki fisik seperti itu? T...