Hallo semuah... chapter ini khusus gambaran masa kecilnya Vika.
Happy Reading ^,^
(EDITED : Banyak yg komen nangis baca chapter ini.. Jangankan kalian, sya aja yg nulis dulu nangis lho, sampe senggukan.. soalnya ni sepenggal kisah hidup sya dlu.. Sepenggal lho ya.. Gk smua🥰)
[Vika's POV]
"Vik, nanti turunnya di perempatan jalan Jakarta aja ya, jadi kamu bisa langsung naik angkot Antapani-Ciroyom disitu. Terus nanti turun di jalan Purwakarta, nah dari situ rumah majikannya mama gak jauh kok"
"ia teh",
Itulah sepenggal percakapanku bersama tetehku saat berada di bis kota. Kami bersama berangkat naik bis kota dengan tujuan yang berbeda. Tetehku akan berangkat sekolah di salah satu SMP Negeri di daerah kosambi, Bandung. Sedangkan aku yang masih duduk di kelas dua sekolah dasar sedang libur sekolah yang saat itu akan menemui mamaku yang sedang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di daerah Antapani. Mamaku berangkat pagi sekali dan pulang di sore hari, saat semua pekerjaannya selesai.
Tak berapa lama aku pun turun di perempatan jalan Jakarta seperti apa yang disarankan oleh tetehku. Awalnya aku takut untuk turun dari bis sendiri. Maklum, aku masih kecil. Namun ternyata tetehku malah ikut turun denganku dari bis. Padahal jarak sekolahnya masih sangat jauh.
Mengantarku sampai aku naik angkot jurusan Antapani-Ciroyom."hati-hati ya Vik. Kalo nyebrang jangan lupa tengok kanan-kiri dulu. Tapi kalo gak bisa minta orang lain aja buat disebrangin ya", ujar tetehku sebelum kami berpisah.
"iya teh. Dadah", lalu dia pun melambaikan tangannya usai aku mendapatkan angkot.
Usai turun dari angkot, aku pun langsung menyebrang. Untung saja jalanan cukup sepi waktu itu. Lalu akupun mencari komplek perumahan bernama Bougenville dengan nomor rumah 8B di blok A. Dengan mudah akupun menemukan alamat yang dimaksud. Dan akupun melihat mama sedang menyapu halaman rumah yang menurutku terlihat seperti istana itu. Rumahnya cukup besar dengan halaman yang luas."mama", teriakku antusias.
"Vika", kata mama setengah berteriak yang langsung membukakan gerbang dan menghampiriku.
Oh ya, namaku Vika. Pasti kalian mengira aku ini anak perempuan ?. ya memang nama itu sangat sangat diperuntukkan untuk anak perempuan. Tapi kenyataannya aku adalah seorang anak laki-laki dari keluarga yang sangat sederhana. Akupun tak tahu alasan apa yang mebuat kedua orang tuaku memberi nama itu. Oh ya, mamaku sehari-hari menjadi pembantu rumah tangga demi menghidupi kami bertiga, dan membiayai sekolah aku dan tetehku.
Kalian pasti bertanya kemana bapakku ?,
Sebaiknya jangan menanyakan dia. Karena bapakku telah pergi meninggalkan kami bertiga demi menikahi perempuan lain. Bahkan sekarang akupun tak tahu dia dimana. Dia menghilang tanpa kabar. Saat lebaran pun kita selalu merayakannya bertiga. Tanpa kehadiran seorang bapak, sang kepala keluarga. Tapi kami tak pernah peduli, khususnya aku. Karena aku masih mamiliki mama yang sangat menyayangiku dan tetehku."kamu udah makan belom, Vik?", tanya mama usai memeluk dan mencium pipiku. Dan aku hanya menggeleng. Jujur saja aku sampai lupa makan karena saking semangatnya akan menemui mama di tempat kerjanya. Yang kata mama jika majikannya itu sangatlah baik.
Lalu mama membawaku masuk ke dapur. Aku terperangah melihat isi rumah ini yang begitu terlihat mewah. Persis rumah yang ada di tv-tv. Kamipun langsung masuk ke dapur rumah ini dan mama menyiapkan makan untukku.
"nih kamu makan dulu ya !", kata mama sambil menyuguhkan sepiring nasi dan dua potong tempe goreng. Aku pun langsung melahapnya. Dan mama hanya tersenyum menatapku yang sedang makan. Bagiku masakan mama selalu enak. Apalagi kami sudah sangat terbiasa makan dengan lauk sesederhana ini sehari-hari. Bahkan kami pernah makan nasi hanya ditaburi garam saja. Dan itu pun sudah sangat nikmat.
Lalu tak berapa lama muncullah seorang wanita anggun yang kuyakini sebagai nyonya rumah disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vika, Laki-laki Cantik Itu ? (BxB)
Genç KurguVika adalah seorang anak laki-laki dari keluarga yang sangat sederhana. Ia kesepian karena tidak mempunyai teman. Semua teman dan gurunya mencemoohnya karena fisiknya yang seperti anak perempuan. Padahal, siapa yang mau memiliki fisik seperti itu? T...