CHAPTER 13

7.4K 527 34
                                    

[Author's POV]

'SELAMAT DATANG DI LERENG ANTENG'

Begitulah tulisan di gapura yang baru saja Vika baca saat mobil yang Abil kendarai memasuki sebuah tempat.

Mobil pun akhirnya selesai diparkirkan oleh Abil. Namun seperti biasa, saat Vika akan turun dan membuka pintu mobil, tangan Abil menahannya, "loe diem aja. Biar gue yang bukain pintu buat loe !". Katanya dengan senyum manisnya, membuat Vika makin gugup dibuatnya.

Saat Vika turun dari mobil, suasana romantis makin terasa saat ia melihat di sekitar jalan menuju cafe di tempat wisata alam itu terdapat berbagai warna payung kertas berukuran kecil yang digantung begitu apiknya bersamaan dengan lampu-lampu berwarna senada.

"waahhh...payungnya lucu-lucu !!", seru Vika yang tak bisa menyembunyikan ekspresi bahagianya.

Abil tersenyum puas melihat ekspresi dari orang yang disukainya itu.

"yuk masuk !", ajak Abil sambil menggandeng tangan Vika, namun refleks Vika menahan tangan yang digandeng oleh Abil.

Abil menatap Vika bingung, "jangan a... ini tempat umum. Aku gak mau aa malu, apalagi penampilan aku yang kayak gini", ujar Vika minder dengan penampilannya yang hanya memakai kaos oblong berwarna toska serta celana jeans panjang blue black lalu kaki yang dibalut sandal gunung yang dibelikan oleh tetehnya di pinggir jalan.

Kedua tangan Abil memegangi pundak Vika, lalu menatapnya dengan dalam. Lalu ia tersenyum dan kedua tangannya kini memegangi pipi Vika yang tirus.

"Vika, gue peringatin loe ya. Gue gak akan pernah merasa malu jalan ama loe, sesederhana apapun penampilan loe. Ngerti ?",

Cukup lama Vika menatap Abil, namun akhirnya ia mengangguk sebagai jawaban.

"oh ya, satu lagi. Loe gak boleh nolak saat gue pengen gandeng tangan loe. Gue gak peduli orang mau ngomong apa soal kita. Yang jelas, gue bahagia dengan apa yang gue lakuin sama loe. Gue juga pengen bikin loe selalu nyaman deket gue", tambahnya dengan senyum yang tak pudar dari bibirnya..

"ayok...gue tahu loe pasti laper", ajak Abil kembali menggandeng tangan Vika. Namun kali ini Vika membiarkan tangan kanannya itu digandeng Abil. Layaknya sepasang kekasih.

"eh kita ambil foto dulu yuk !!", kata Abil lalu mengambil Iphone yang ada di saku celananya, setelah itu merangkul Vika dengan manis dan tentu saja mengambil foto selfie dengan background payung-payung kertas yang terlihat romantis itu.

'aku tahu a Abil tulus padaku. Tak seperti Diko', kata batin Vika.

"yaaahhh...loenya gak senyum, Vik. Sekali lagi ya, hehe !!", katanya lagi yang tanpa canggung mengeratkan rangkulannya serta mengusap rambut kepala Vika dengan gemas. Padahal ada banyak pasang mata yang menatap mereka tak suka.

Saat akan memasuki cafe, Vika tak henti-hentinya menatap sekitar yang baginya nampak begitu indah. Sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Tempat wisata alam itu berlokasi diatas bukit di daerah Punclut, Bandung. Cafe unik yang menyajikan pemandangan alam Bandung yang dingin bagi para pengunjungnya. Dan tentu saja membuat para pengunjungnya 'anteng' dengan suguhan alamnya yang indah.

"loe mau makan apa Vik ?", tanya Abil saat sudah berada di depan kasir.

"ya.? hmm... aku gak tahu menu apa aja a. Aa aja yang pesen", jawab Vika jujur. Kasir yang ada di depan Abil pun sedikit menahan tawa seakan meledek Vika.

"oh ya udah. Sebentar ya mas, mmmhhhh.... dingin-dingin gini makan yang pedes enak kayaknya. Ya udah deh, gehu pedasnya satu porsi, otak-otaknya juga. Eh loe suka otak-otak kan Vik ?", tanya Abil menoleh ke arah Vika. Vika hanya mengangguk sebagai jawaban.

Vika, Laki-laki Cantik Itu ? (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang