[Author's POV]
Sejak tadi malam, Diko maupun Vika tak banyak berbicara. Mereka hanya bicara seperlunya saja. Sekarang usai sarapan, mereka berdua bersiap untuk pergi ke sekolah. Oh ya hari ini Vika sudah bisa mulai sekolah. 3 hari lebih cepat dari masa skorsingnya. Entah kenapa, Diko memberitahu jika masalah pencurian itu sudah selesai.
"yuk Vik. Kita berangkat", ajak Diko.
"oh, duluan aja Diko. Aku nunggu a Abil", tolak Vika sambil memakai sepatu.
"emmmh, tadi waktu loe nyiapin sarapan sama bi Ita. Abil nelfon gue di kamar, katanya dia hari ini gak bisa nganterin loe", ujar Diko.
"oh ya ? lho kenapa ya ?",
"itu, emh dia.. dia bilang sih sakit perut. Jadi gak bisa masuk sekolah", katanya lagi.
Vika termenung, "mungkin a Abil sakit karna semalem telat makan kali ya. Soalnya kita langsung pulang".
"hmm, emang kenapa kalian langsung pulang ? gak dinner dulu gitu ?", tanya Diko kepo.
Vika menggeleng, "nggak. Soalnya aku mau buru-buru pulang karena belum siapin makan malem buat kamu",
"ohhh", kata Diko manggut-manggut. Tapi dalam hati kecil dia merasa senang, karena Vika semalam memilih pulang lebih awal untuk membuatkannya makan malam ketimbang makan malam dengan Abil.
"ya udah yuk berangkat sekarang. Sekarang kan hari senin, pasti macet".
Vika menatap jam di ruang tamu yang masih menunjukan jam 06.15.
"tapi kan...",
"udaahhh ayoookkk !!", ajak Diko sambil menarik tangan Vika.
"MA...AKU BERANGKAT DULU. ASSALAMU'ALAIKUM !!", teriak Vika pada bi Ita.
"WA'ALAIKUM SALAM...HATI-HATI YA !!", jawab bi Ita dari arah dapur.
Usai memakai helm yang diberikan Diko. Vika pun naik motor Diko untuk dibonceng.
"pegangan ya, biar loe gak jatoh !", kata Diko sesaat akan berangkat.
Lalu Vika pun memegangi jaket yang dikenakan Diko.
"ye...bukan gitu. Nih kayak gini ni..", kata Diko sambil membenarkan posisi tangan Vika yang ia lingkarkan di perutnya. "biar kenceng. Kalo loe megangin jaket gue, bisa bahaya. Ngerti ??",
"iya", jawab Vika singkat. Diko tersenyum mendengar jawaban Vika. Lalu ia pun menancap gas untuk menuju sekolah.
Diko mengendarai motornya dengan sangat pelan. Padahal jalanan saat itu tidaklah terlalu macet. Vika tak menyadarinya, namun Diko sangat menikmati pelukan Vika, walaupun Vika tak bermaksud memeluk Diko tentu saja.
Di rumah Diko, Abil baru saja tiba. Lalu ia menghampiri bi ita yang saat itu sedang menyapu halaman.
"maaf bu. Vikanya ada ?",
Bi ita pun mendadak menghentikan aktifitasnya sejenak. "eh Abil ya. Ia Vika udah berangkat barusan sama den Diko".
Abil tampak kebingungan, ia terheran kenapa Vika pergi lebih dulu. Lalu tak banyak bicara, Abil pun langsung pamit.
Akhirnya sebelum jam 7, Vika dan Diko sampai di sekolah. Tentu saja kedatangan mereka disambut dengan tatapan heran dari teman-teman mereka. Karena jelas, tidak biasanya Vika datang berbarengan dengan Diko.
"temen-temen banyak yang lihatin kita ya", ucap Vika usai turun dari motor Diko.
"biarin... cuekin aja !", jawab Diko santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vika, Laki-laki Cantik Itu ? (BxB)
Novela JuvenilVika adalah seorang anak laki-laki dari keluarga yang sangat sederhana. Ia kesepian karena tidak mempunyai teman. Semua teman dan gurunya mencemoohnya karena fisiknya yang seperti anak perempuan. Padahal, siapa yang mau memiliki fisik seperti itu? T...