CHAPTER 18

7K 419 91
                                    

[Author's POV]

Hari itu Vika dijenguk oleh orang-orang yang sebenarnya tidak Vika harapkan datang bersamaan. Entah kenapa, usai kejadian Vika masuk rumah sakit, hari itu Diko, Abil dan juga pak Budi datang menjenguk Vika disaat bersamaan. Tentu saja membuat Vika sedikit bingung menghadapi mereka. Vika bingung ya karena masing-masing dari mereka nampak mengeluarkan aura persaingan. Abil jelas-jelas kurang suka melihat Diko dekat dengan Vika walaupun mereka sudah mengdeklarasikan akan bersaingan secara sehat, lalu ditambah kedatangan pak Budi yang juga sama-sama tak disukai oleh Abil maupun Diko karena mereka menganggap pak Budi saingan yang cukup berat.

Malam ini, tepat malam jumat. Vika, Diko dan Abil diundang pak Budi untuk makan malam di restoran miliknya. Ya tentu saja pak Budi hanya mengundang Vika sebagai tamu spesialnya. Namun karena Diko dan Vika tak rela jika Vika pergi dengan pak Budi, jadi mereka memaksa ikut. Maka mau tak mau pak Budi pun mengikuti kemauan mereka.

"kok ngajak makan waktu malem jumat ya ?, gak salah apa ? kayak mau ritual aja !", gerutu Diko pada Abil yang ditanggapinya hanya dengan senyuman sinis.

"hm a Abil sama Diko kok malah ikut-ikutan sih. Kan aku jadi gak enak sama pak Budi", kata Vika saat keluar kamar usai bersiap-siap.

"kita ikut kan harus jagain kamu Vik. Biar kamu gak diapa-apain sama guru mesum itu", jawab Diko usai menyesap teh panas di ruang tamu rumah Vika.

"sorry.. kita ? loe aja tuh. Gue kan yang pacarnya Vika, jadi gue yang harusnya jagain dia. Loe cuma benalu, ikut-ikut aja loe !!", kata Abil yang ada di sebelah Diko.

"benalu ? eh jangan sembarangan loe ngomong ya. Enak aja ngatain gue benalu !!", tambah Diko. Melihat mereka berdua kembali berdebat, Vika hanya bisa menatap datar pada mereka.

"iyalah loe benalu. Kalo bukan benalu, ngapain juga loe numpang sama mobil gue, hmh ?!", desak Abil. Mendengar itu, Diko tak bisa menjawab. Dia hanya menggaruk belakang kepalanya, bingung tak bisa menjawab.

"gu..gue kan belum dibolehin bawa mobil sama bunda. Lagian tujuan kita kan sama. Sama-sama megawal Vika yang diajak guru mesum itu-",

"namanya Budi, Diko. PAK BUDI. Bukan guru mesum !!", potong Vika kesal.

"iya-iya..itulah namanya !!", kata Diko malas.

Setelah itu, tak lama kemudian terdengar bunyi klakson tanda jika pak Budi datang menjemput. Buru-buru mereka bertiga keluar rumah.

"wah, udah pada ganteng-ganteng !!", sapa pak Budi.

"iya dong, gue kan emang ganteng", jawab Diko percaya diri. Namun Vika buru-buru mencubit tangan Diko dan dengan perlahan dia berkata "yang sopan ih. Dia ini guru !!".

"iya iya", jawab Diko malas.

"mmhh, mama kamu ada Vik ? bapak mau pamit", Tanya pak Budi saat keluar dari mobilnya.

"itu, emmhh.. mama sama teteh lagi keluar pak. Jadi di rumah cuma ada aku aja !", jawab Vika jujur.

"yah...sayang banget kalo gitu. Ya udah yuk Vik masuk !", ucap pak Budi dengan gesture mengajak Vika masuk ke dalam mobilnya.

"maaf pak sebelumnya. Vika mau jalan pake mobil saya aja.", jawab Abil sopan.

Pak Budi mengangguk, "hmm.. gitu. Ya udah kalo gitu. Yuk nanti keburu malem !!", ajak pak Budi.

Tak banyak bicara mereka pun berangkat. Pak Budi dengan mobilnya sendiri, sedangkan Vika dan Diko bersama Abil di mobilnya.

"Bil, loe tega ya, ngebiarin gue sendirian di belakang", kata Diko yang tidak terima duduk sendirian di kursi penumpang.

Vika, Laki-laki Cantik Itu ? (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang