CHAPTER 20

4K 281 65
                                    

hallloooo semuanya ???

masih nunggu Vika ??

maaf banget banget banget banget pokoknya... saya bener-bener stuck sma cerita Vika ini. Malah asyik nulis cerita saya yang lain. Bener-bener penulis amatiran ya ?

BTW, Vika bentar lagi tamat nih.

Jangan pernah bosen nunggu ya. Makasih sayang-sayangku !!!

mmmuuuachhh. Selamat membaca ^,^


[Vika's POV]

Sejak hari dimana Mama juga Teteh meninggal. Aku tak pernah lagi bertemu dengan a Abil. Ini sudah setahun berlalu. Setiap aku dan Diko mencari a Abil ke rumahnya, dia tak pernah ada. Bahkan satpam rumahnya pun tak tahu. Maksudku, satpam itu terlihat dipaksa bungkam akan keberadaan a Abil.

Kemana sebenarnya a Abil ?

Tadinya aku tak ingin putus asa untuk mencari keberadaan a Abil. Namun, sepertinya a Abil memang tak ingin menemuiku lagi. Aku tak punya pilihan selain mempasrahkan semuanya pada-Nya.

Sebulan yang lalu kami lulus SMA. Aku dan Diko mendapatkan nilai yang sangat memuaskan di sekolah. Bahkan Diko juara umum. Mengejutkan bukan ?, padahal awal semester di kelas 2 tante Oline selalu memintaku untuk mengajarkan Diko matematika di rumahnya. Atas prestasi itu tante Oline sangat bahagia dan bangga terhdap Diko. Begitupun denganku, aku senang Diko bisa termotivasi belajar keras selama aku tinggal di rumahnya. Begitulah yang Diko katakan padaku.

"ini semua berkat kamu Vika. Si Diko jadi bisa juara umum. Tante nyaris gak percaya lho, padahal kan otak dia tuh pas-pasan sebelum kenal kamu !", tante Oline pun tergelak setelah mengatakan itu di ruang makan.

"gak juga tante. Diko kan memang berkemauan keras", jelasku. Namun tante Oline mengibaskan tangannya mendengar penjelasanku.

"nggak. Dia tuh mau belajar keras karena kamu. Semenjak kamu tinggal disini juga !".

Akupun hanya tersenyum mendengar perkataan tante Oline. Diko maupun tante Oline berpendapat sama. Kalo memang begitu, syukurlah. Maksudku, aku bersyukur keberadaanku di rumah Diko tak menjadi beban.

"oh ya pengumuman test kalian gimana ?", tanya tante Oline sambil menyesap teh hijau hangat.

"belum tahu, tante. Diko sekarang lagi ngecek di situsnya. Kan pengumumannya diumumkan secara online juga", kataku sambil mencuci piring kotor sisa makan siang.

"tante harap kalian bisa lolos dapet beasiswa ke negaranya Ratu Elizabeth itu. Masuk sana kan gak gampang. Lagipula nih ya, tante bakalan nambah bangga kalo kalian bisa kuliah beasiswa kesana".

"amiinnn..", kataku menimpali perkataan tante Oline.

Ya, beberapa waktu lalu aku dan Diko telah mengikuti tes beasiswa untuk memasuki Oxford. Mudah-mudahan saja kami bisa memenangkan beasiswa untuk bisa kuliah di salah satu Universitas tertua dan terbaik di Inggris itu.

"BUN VIKA AMA DIKO LULUS SELEKSI !!", pekik Diko yang tiba-tiba muncul.

Terdengar tante Oline tersedak sambil sedikit terbatuk-batuk, "iiiihhh bikin kaget, bunda lagi enak-enak minum teh juga. Kalo ngomong jangan ngagetin gitu dong sayang".

"hehe..maaf-maaf Bun. Abisnya Diko keburu seneng".

Aku menoleh sebentar pada mereka, lalu Diko pun duduk dan memamerkan pengumuman itu yang terpampang di layar laptopnya "tuh bener kan ??".

Setelah meletakkan piring terakhir yang kucuci akupun melap tangan basahku lalu menghampiri tante Oline juga Diko di meja makan. Tante Oline terlihat menatap layar laptop Diko dengan serius,

Vika, Laki-laki Cantik Itu ? (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang