Pagi hari di apartement mewah seorang pengusaha muda, Jung Jaehyun terlihat sangat berantakan.
Hidup bersama putri kecilnya tanpa seorang istri membuat Jaehyun menjadi pribadi yang sangat cuek dengan keadaan sekitarnya, bahkan dengan apartementnya sendiri.
Berulang kali ibunya memberi wejangan agar dia segera mencari seorang istri -setidaknya seorang ibu bagi Jaehee- untuk membantunya mengurus apa yang biasanya para wanita lakukan.
Tapi bukan Jung Jaehyun namanya jika tidak membangkang kepada ibunya. Dia bersikeras mengurus semuanya sendirian. Mengurus sang anak sendirian tanpa bantuan siapapun.
Seperti saat ini.
"Appa! Di mana sepatuku? Aku tidak dapat menemukannya dimanapun!" Jaehee menghampiri ayahnya yang sedang memanggang roti untuk sarapan mereka.
"Appa tidak tau Jaehee, dimana terakhir kau meletakkannya?"
Gadis kecil itu menggaruk kepalanya, "Aku tidak tau, Appa."
"Bagaimana bisa kau tidak tau? Kau memakainya lusa kemarin." Jaehyun berjalan menuju meja makan dan meletakkan empat sisir roti panggang. Tangannya melepaskan apron yang dikenakannya. Jaehee dengan ragu mendekati ayahnya dan duduk di kursinya.
"Maaf Appa.."
Jaehyun mengerang. Beranjak dari duduknya dan berdiri menjulang di samping sang anak.
"Habiskan rotimu, Appa akan cari sepatumu. Saat Appa datang roti itu sudah harus habis. Kita akan berangkat dalam sepuluh menit karena Appa akan terlambat. Mengerti Jung Jaehee?"
Gadis kecil itu mengangguk patuh dan mulai memakan rotinya. Ia sudah terbiasa dengan sikap disiplin ayahnya. Jaehyun selalu mengajarkan anaknya agar tepat waktu sejak dini karena ia sendiri paling tidak suka terlambat.
Lima menit kemudian Jaehyun datang dengan sepasang sepatu pink di tangan kanannya dan penampilannya sudah lebih rapi daripada sebelumnya.
Jaehee menghampiri sang ayah dan dengan cepat memakai sepatunya. Jaehyun bergegas mengemasi berkas-berkas di ruangan pribadinya selagi Jaehee mengambil tas sekolahnya.
"Appa tidak makan rotinya?" Tanya Jaehee saat melihat ayahnya langsung memakai sepatu saat keluar dari ruangannya. Jaehyun melirik sebentar arlojinya dan menggeleng.
"Kau akan terlambat nanti. Sudahlah ayo cepat."
Mereka berdua keluar dari apartementnya dan berjalan menuju lift untuk turun ke lantai dasar.
Selagi menunggu lift, Jaehee melihat beberapa orang yang sedang mengemasi barang-barang seperti sofa kecil ke sebuah pintu yang terletak di depan pintu apartement mereka.
"Appa, apa yang mereka lakukan?" Tangan kecilnya menunjuk orang-orang yang sedang berkemas itu.
"Mungkin ada yang pindah kemari dan menjadi tetangga kita. Astaga! Lama sekali lift ini!" Jaehyun terus memencet tombol di samping pintu lift dengan tidak sabar.
Beberapa detik kemudian bunyi 'Ting' terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu lift dan keluarnya seorang lelaki bertopi dari sana.
Tanpa memperdulikan lelaki itu, Jaehyun menarik tangan mungil anaknya untuk segera memasuki lift sebelum pintu lift itu tertutup.
"Lama sekali. Kau bisa terlambat nanti." Gumamnya.
"Aku tidak pernah melihat Oppa itu. Apa Appa pernah melihatnya?"
"Oppa yang mana?"
"Yang tadi itu. Yang pakai topi, Appa." Jaehee mendongak menatap ayahnya.
"Appa tidak pernah melihatnya. Mungkin dia yang pindah."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Taeyong Oppa (JAEYONG)✔
FanfictionJung Jaehee sangat menyukai Taeyong. Dia berharap Taeyong adalah ibunya. Tapi sang ayah justru tidak menyukai Taeyong sejak pertemuan pertama mereka. Lagipula, Jaehyun pikir mana mungkin dia menikahi seorang lelaki hanya karena putrinya sangat meny...