15 - Wendy's Plan

14.2K 1.9K 146
                                    

Apa yang Taeyong rasakan saat ini memang sangat sensitif, apalagi mengingat hal yang baru saja terjadi padanya.

Matanya berkunang-kunang dan langit-langit kamar mereka terasa seperti berputar di matanya saat Jaehyun mengendus beberapa kali di titik yang berbeda pada leher dan tengkuknya.

Punggungnya melengkung menjauhi ranjang saat bibir tebal suaminya mengecupi setiap sisi kiri lehernya. Taeyong mendesah kecil karenanya dan membuat Jaehyun membuka kedua belah bibirnya untuk mulai membuat tanda di kulit putih itu.

"Nghh.." Taeyong mengerang kecil. Tumitnya menekan ranjang merasakan gigi pria itu mulai menggigiti lehernya, kemudian menjilatnya lalu mengecupnya pelan sekali seakan bisa membuat leher itu patah jika salah pergerakan sedikit saja.

"Jaehh.."

"Hmm?"

"Aahh.." Taeyong mendesah lebih keras saat tangan kanan pria itu mengusap perutnya dari dalam kemejanya.

"Taeh.. aku-"

Kriiing

Kriiing

Taeyong membulatkan matanya. Seakan sadar apa yang sedang terjadi, cepat-cepat ia mengibaskan tangan Jaehyun yang sedang berjuang di dalam kemejanya dan menurunkan kemeja itu hingga perutnya yang semula terlihat kembali tertutup.

"Hey-"

Taeyong melotot horor memandang Jaehyun dengan wajah protesnya yang merah.

"Demi Tuhan." Jaehyun bangkit dari tubuh Taeyong yang semula ditindihnya dan duduk di depan anak itu.

"Apa masalahmu?! Kenapa kau menghentikan aku?!" Tanya Jaehyun. Tak dapat menyembunyikan nada kesal di dalamnya.

Taeyong semakin melotot.

"Ponselku berbunyi! Minggir!" Taeyong mendorong ke samping tubuh suaminya dan segera meraih ponselnya di atas nakas. Dahinya mengerut menemukan nama mertuanya yang baru saja menelfon.

"Ini Eommonim." Gumamnya seraya menunjukkan layar ponselnya pada Jaehyun. "Aku akan menelfonnya balik."

Di dering ketiga panggilan itu terangkat dan suara sang mertua dengan samar-samar suara rengekan gadis kecil segera menyapanya telinganya.

"Eommonim? Ada apa?"

"Syukurlah kau mengangkat telfonku. Di mana Jaehyun? Sejak tadi aku menghubunginya tapi dia tidak mengangkatnya sama sekali."

Taeyong melirik Jaehyun yang sedang menatapnya penasaran.

"Emm, Jaehyun.. dia sedang mandi. Telfonnya sedang dicharge di ruang tengah, mungkin tidak terdengar."

"Anak itu benar-benar. Aku menelfonnya karena Jaehee merengek di sini."

"Jaehee baik-baik saja?!" Taeyong mendadak panik.

"Dia rewel. Dia terbangun lalu memanggilmu terus. Katanya dia rindu padamu. Dia terus saja meminta pulang."

"Jaehyun akan kesana untuk menjemputnya, Eommonim. Tolong tenangkan Jaehee. Aku benar-benar menyesal.."

"Tidak Taeyongie.. tidak apa-apa. Bilang pada Jaehyun agar tidak mengebut kemari."

"Aku mengerti."

Setelah beberapa obrolan, wanita itu memutus panggilannya. Taeyong menghela nafas sejenak lalu kemudian menatap Jaehyun yang ada di depannya. Pria itu nampak berantakan apalagi rambutnya. Taeyong segera memerah saat membayangkan apa yang baru saja mereka lakukan.

"Cepat susul Jaehee di rumah Eommonim! Dia rindu padaku!"

"Apa?!" Jaehyun membeliak. "Apa kau bercanda?! Ini sudah tengah malam!"

I Love Taeyong Oppa (JAEYONG)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang