Jaehyun masih diam membeku saat teringat apa yang telah terjadi.
Bagaimana mungkin dia bisa seceroboh ini untuk mengikuti Wendy? Wanita itu licik. Seharusnya ia tak percaya begitu saja pada Wendy.
Seharusnya..
Taeyong dan Jaehyun saling diam dan menatap satu sama lain. Jaehyun terbatuk kecil sebelum berkata.
"Wendy menjebakku."
Taeyong mengangkat satu alisnya. Bibirnya mencebik remeh akan ucapan Jaehyun.
"Apa kau bodoh?!"
"A-apa?"
Jaehyun nyaris tersedak oleh ludahnya sendiri saat menyadari bahwa ucapannya dan Taeyong kemarin terulang kembali.
Hanya saja posisi mereka yang berbeda.
"Taeyong, jika aku katakan Wendy menjebakku, maka aku mengatakan hal yang benar. Semalam aku dan Wendy pergi ke sebuah restoran. Lalu aku meminum sesuatu dan aku tertidur. Aku tidak ingat apa yang terjadi semalam tapi aku yakin aku tidak menyentuhnya sama sekali. Dia menjebakku!"
Mata kanan Taeyong berkedut.
Mungkin jika ini adalah sebuah gambaran komik, di dahinya terdapat perempatan siku-siku."Jangan kau gunakan orang lain sebagai alasan! Apa kau sebodoh ini heh?!"
"Kau mau membalasku atau bagaimana?!" Jaehyun menaikkan nada suaranya.
"Hey!" Taeyong menunjuk Jaehyun dengan telunjuknya tepat di pertengahan mata pria itu.
"Jangan menaikkan suaramu! Kau sedang bersalah di sini jadi sebaiknya tutup mulutmu, Buaya Darat!"
"A-apa?!" Mata bulat itu menjadi tambah bulat.
"Kau sebut aku apa?!"
"Kau! Kau adalah buaya darat! Bilang saja kau menyukai si jalang itu! Aku tidak tau jika seleramu serendah pohon cabe! Kau menghabiskan malam panjang bersamanya, apa kau merasa puas?" Pria mungil itu menyeringai setan dengan tangan berkacak pinggang.
"Aku tidak menyentuhnya! Demi Tuhan, Taeyong! Kenapa kau jadi semakin menyebalkan?"
"Aku? Aku menjadi semakin menyebalkan? Lalu kau apa? Oh! Aku lupa! Kau kan seorang bajingan tengik yang sangat beruntung bisa menikah denganku."
Pria mungil itu mendorong tubuh Jaehyun ke samping dengan keras hingga menimbulkan suara 'DUK' yang keras antara lengannya dan pintu.
"Minggir! Aku mau memasak untuk Jaehee dan aku!"
"Lalu bagaimana denganku?!"
"Aku tidak mau repot-repot menghabiskan persediaan nasi untuk seorang buaya darat! Beli saja dengan uangmu!"
Jaehyun mengacak rambutnya frustasi.
Taeyong itu sangat sulit ditaklukan.
Baru beberapa jam yang lalu dia marah pada Taeyong dan sekarang seolah berputar menjadi Taeyong yang marah padanya.
Jaehyun percaya roda itu berputar.
Saat hendak ke kamar mandi, Jaehyun terus mengingat apa yang ia lakukan semalam.
Ia memang yakin bahwa dirinya dan Wendy tidak melalukan apapun, namun ia sendiri juga takut jika Wendy benar-benar nekat dan memperkosa dirinya.
"Aku akan menghubungi si sialan itu nanti."
Saat ini pukul sebelas siang dan Jaehyun baru saja memasuki kantor. Ia adalah pemilik perusahaan, jadi mau terlambat atau membolos sekalipun bukan menjadi masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Taeyong Oppa (JAEYONG)✔
FanfictionJung Jaehee sangat menyukai Taeyong. Dia berharap Taeyong adalah ibunya. Tapi sang ayah justru tidak menyukai Taeyong sejak pertemuan pertama mereka. Lagipula, Jaehyun pikir mana mungkin dia menikahi seorang lelaki hanya karena putrinya sangat meny...