"Ini.." Jaehyun menyerahkan flashdisknya yang berisi rekaman suara Wendy pada Jongdae, pria yang bekerja di perusahaannya.
Dia itu pandai soal mengutak-atik komputer, bahkan ia pernah bercerita pernah membobol sistem rapor online sewaktu sekolah.
Jongdae menerimanya dengan senyuman lebar seperti biasanya.
"Jangan gunakan akunmu. Buat saja satu akun lagi dengan nama acak. Perjelas bagian di mana dia berkata, kau mengerti?"
"Tenang saja Sajangnim. Semua akan beres sekitar.." Jongdae menatap arlojinya. "Sekitar dua jam dari sekarang. Jadi, bolehkah aku pergi sekarang?"
"Tentu saja.."
Suasana di dalam apartement terasa sepi seperginya Jongdae.
Taeyong menatap keluar jendela untuk mengawasi para wartawan atau fansnya yang sedang berada di luar. Ia tidak menyangka bahwa kekuatan internet secepat itu.
Baru satu jam yang lalu berita tersebar, sekarang gedung apartementnya dikelilingi oleh orang yang membawa kamera di tangannya.
Ia melihat Jongdae keluar dari apartementnya dengan tenang. Mereka tidak tau saja jika Jongdae baru saja bertemu dengan mereka dan membawa sebuah bukti besar.
"Apa kau yakin satpam di bawah sana mampu menahan mereka semua?" Tanya Taeyong ragu.
"Aku akan meminta beberapa anak buah Abeoji dulu untuk berjaga."
"Oh ya, ngomong-ngomong soal Abeonin, jangan sampai Abeonim tau tentang masalah ini. Nanti jantungnya kambuh lagi."
Jaehyun mengusap rambut Taeyong pelan dan tersenyum. "Tenang saja, selama Abeoji masih di rumah sakit, berita ini tidak akan sampai di telinganya."
"Lalu, bagaimana dengan Eommonim? Apa kau sudah memberitaunya?"
"Aku hanya mengatakan pada Eomma jika apapun berita tentangku hari ini adalah tidak benar. Dan Eomma percaya padaku."
Taeyong tersenyum. "Aku senang mendengarnya. Dan aku senang karena Jaehee tak ada di sini. Keputusan kita mengirimnya ke rumah Eomma tepat sekali."
"Kau benar."
Taeyong berjalan menuju dapur untuk melihat apa saja yang ada di lemari pendingin. Memikirkan apa yang bisa dimasak dari bahan-bahan itu karena tak mungkin mereka pergi ke supermarket di saat seperti ini. Kecuali menyuruh seseorang untuk membelinya.
Jaehyun duduk di sofa dan terlihat seperti menghubungi seseorang. Taeyong menghampirinya dan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Aku ingin surat tuntutan itu segera dikirim ke rumahnya. Atau di manapun dia berada. Pastikan dengan benar dia menerimanya secara langsung, jika perlu tunggu sampai dia membacanya."
"Saya mengerti Tuan Jung. Surat gugatan akan segera dikirim dan Saya akan mengajukannya ke pengadilan."
"Baiklah, aku mengandalkanmu Tuan Kim."
Jaehyun menyeringai kecil menatap Taeyong. Dan pria mungil itu ikut menarik sudut bibirnya menjadi sebuah seringaian yang lebih lebar.
Benar kata Jongdae jika dia mengatakan rekaman itu akan tersebar luas lewat internet kurang lebih dua jam.
Sebuah video berlatar hitam berdurasi beberapa detik itu memperdengarkan suara percakapannya dengan Wendy kemarin. Video itu tersebar di instagram, twitter, facebook, weibo, dan aplikasi media sosial lainnya berkat bantuan fans Taeyong.
"Fansmu ternyata sangat setia huh?!"
Taeyong duduk di ranjangnya. Merasa mengantuk setelah makan siangnya yang sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Taeyong Oppa (JAEYONG)✔
FanfictionJung Jaehee sangat menyukai Taeyong. Dia berharap Taeyong adalah ibunya. Tapi sang ayah justru tidak menyukai Taeyong sejak pertemuan pertama mereka. Lagipula, Jaehyun pikir mana mungkin dia menikahi seorang lelaki hanya karena putrinya sangat meny...