Taeyong dan Jaehyun keluar dari ruang rawat Tuan Jung. Jaehyun memilihkan ruang rawat VVIP untuk ayahnya dan sekarang ayahnya tengah tertidur setelah minum obat.
"Kau lapar?" Tanya Jaehyun.
"Ya bagaimana dengan makan di restoran Jepang? Aku sedang ingin makan sushi."
Jaehyun mengangguk dan mereka berjalan meninggalkan rumah sakit untuk makan di restoran Jepang yang kebetulan berada di sekitar rumah sakit.
Secara reflek, Jaehyun menggandeng tangan Taeyong saat mereka menyebrang.
Diam-diam Taeyong merona saat melihat tautan tangan mereka yang begitu erat.
"Aku pernah makan di res-" Ucapan Jaehyun terpotong saat dia melihat wajah Taeyong yang merona tanpa sebab. "Apa kau sakit?"
"Uh? Tidak. Memangnya kenapa?"
"Kenapa wajahmu memerah?" Tanya Jaehyun heran. Mereka saat ini berhenti tepat di depan pintu masuk restoran.
"Eumm.. anu.."
Tiba-tiba Jaehyun tersadar akan sesuatu dan dengan cepat melepaskan tautan tangannya dengan Taeyong.
Pria itu memasang wajah angkuh yang dibuat-buat.Tapi siapa yang tau bahwa jantungnya saat ini sedang berdetak kencang hanya karena ia kelepasan untuk menggandeng anak itu.
"Aku hanya tidak ingin kau tertabrak saat menyebrang. Jika kau pingsan aku yang akan kerepotan. Jangan percaya diri."
Setelah itu Jaehyun meninggalkan Taeyong sendiri di depan pintu dan memilih segera masuk ke restoran.
Taeyong terkikik geli. "Dasar! Pria arogan."
Jaehyun duduk di sebuah meja pojok yang dekat dengan jendela. Taeyong mengernyit saat pria itu dengan santainya membuka buku menu.
"Apakah tidak ada tempat yang lebih baik daripada di pojok?"
"Sudahlah, duduk saja apa susahnya? Kau ini banyak sekali bicara ya?"
"Tapi masih ada meja yang lebih baik di sana. Di tengah, bukannya di pojok begini." Taeyong merengut namun tetap memilih duduk di hadapan Jaehyun.
"Banyak bicara."
"Apa kau sengaja memilih pojok agar ingin berduaan denganku?" Taeyong membuka buku menu dengan kasar. Nyaris seperti ingin membuatnya sobek.
"Apa kau bermimpi? Kenapa kau tidak bisa hanya diam dan makan dengan tenang?"
Taeyong menirukan ucapan Jaehyun tanpa suara dan kemudian memanggil salah satu pelayan restoran untuk mulai memesan.
Selama menunggu pesanan mereka datang, Taeyong mengalihkan pandangannya di sekitarnya.
Beberapa orang menyempatkan untuk mengambil fotonya dengan Jaehyun. Bahkan ada beberapa gadis yang diduga adalah fansnya membicarakannya dengan Jaehyun.
"Gadis-gadis yang malang." Ujar Jaehyun.
"Apa?"
"Mereka itu gadis-gadis yang malang. Jatuh terjerumus dalam lautan gelap karena seorang aktor amatiran sepertimu."
"Heh! Bilang saja kau iri tidak mempunyai fans sepertiku."
"Aku tidak butuh fans yang fanatik seperti mereka. Cukup para wanita yang mengantri untuk kunikahi. Kau termasuk orang yang sangat beruntung, kau tau?"
"Berarti sudah cukup seperti Wendy ya? Dia kan ingin sekali menjadi istrimu."
"Kenapa kau membahasnya lagi?" Jaehyun kesal karena Taeyong membahas tentang Wendy lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Taeyong Oppa (JAEYONG)✔
FanfictionJung Jaehee sangat menyukai Taeyong. Dia berharap Taeyong adalah ibunya. Tapi sang ayah justru tidak menyukai Taeyong sejak pertemuan pertama mereka. Lagipula, Jaehyun pikir mana mungkin dia menikahi seorang lelaki hanya karena putrinya sangat meny...