"Jae-Jaehyun pabo.. Jaehyun pabo~" Taeyong bergumam dengan nada sing a song dengan tangannya yang masih menggendong seekor kucing berbulu putih yang masih mendengkur.
Bibirnya pucat dan giginya bergemeletuk akibat hawa dingin yang menyerangnya.
Taeyong hanya mengenakan kaos oblong dengan kemeja tipis di bagian luarnya. Dalam hati merutuki dirinya yang lupa membawa jaket kemana-mana.
"D-dia berlagak bodoh. Sok lupa p-padahal dia hanya mengerjaiku. Dia tega sekali.." gumamnya.
Setelah beberapa menit Taeyong termenung menunggu kedatangan Jaehyun, akhirnya yang ditunggu pun tiba. Sebuah lampu mobil menyorotnya dari jarak lima meter di depannya.
Taeyong mendengus saat melihat pria itu keluar dari mobil dengan sebuah payung bening di tangannya juga sebuah mantel bulu coklat.
Jaehyun berlari kecil kearah Taeyong dan segera memakaikan anak itu mantel di tangannya. Taeyong hanya diam saja sambil sesekali mengusap bulu kucing di gendongannya.
"Kucing siapa itu?" Tanya Jaehyun.
"Kucingku." Jawab Taeyong lirih.
"Kembalikan dia. Kembalikan ke tempat dimana kau menemukannya."
Taeyong yang awalnya menunduk segera mendongak dan menatap tidak suka kearah Jaehyun.
"Dia p-punya nama. Namanya adalah Lee Myung! D-dia adalah milikku dan akan tinggal bersamaku." Balasnya dengan tersendat-sendat karena kedinginan
"Tidak Taeyong. Tidak ada kucing atau anjing atau apapun itu hewan di apartementku. Kembalikan. Sekarang." Ujar Jaehyun penuh penekanan.
"Siapa kau berani mengaturku? Kau bukan siapa-siapa!"
"Kau istriku, ingat?"
Satu alis Taeyong terangkat. "Oh ya? Lalu apakah ada seorang suami yang melupakan istrinya sendiri sampai malam hari dan hujan lebat seperti ini?" Taeyong mendorong tubuh Jaehyun di depannya hingga air hujan kembali membasahi tubuhnya.
Dengan sedikit berlari Taeyong menghampiri mobilnya -mobil Jaehyun dan masuk ke dalamnya.
"Anak itu benar-benar keras kepala." Gumam Jaehyun dan segera menyusul Taeyong.
Taeyong duduk di kursi penumpang belakang. Enggan untuk bersebelahan dengan Jaehyun.
"Dengar, aku akan menjelaskannya baik kau mau mendengarnya atau tidak."
Taeyong nampak acuh dan memilih mengelus bulu kucingnya. Mengabaikan Jaehyun yang saat ini meliriknya melalui spion atas.
"Aku tidak membaca pesanmu sama sekali. Bahkan aku tidak menemukan pesan apapun darimu selama seharian ini. Tapi Taeyong- aku tau apa penyebabnya."
Gerakan Taeyong sempat terhenti namun sedetik setelahnya ia kembali mengelus bulu putih itu.
"Aku mempunyai teman masa kecil dulu, namanya Son Wendy. Dia entah mengapa selalu terobsesi padaku. Dia bahkan terang-terangan mengatakan menyukaiku di depan mendiang istriku dulu. Tapi aku selalu menolaknya." Jaehyun menjeda kalimatnya sebentar kemudian melanjutkan.
"Dia pindah ke Singapura setelah kematian istriku dan sekarang- hari ini dia kembali. Seharian ini dia selalu memonopoli diriku dan Jaehee dan aku yakin dia yang membaca pesanmu lalu menghapusnya sehingga aku tidak sempat membacanya."
Jaehyun menoleh ke belakang dan menatap Taeyong serius. "Terserah kau mau percaya atau tidak."
Lalu Jaehyun menghidupkan mobilnya dan segera melajukannya di tengah hujan untuk segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Taeyong Oppa (JAEYONG)✔
FanfictionJung Jaehee sangat menyukai Taeyong. Dia berharap Taeyong adalah ibunya. Tapi sang ayah justru tidak menyukai Taeyong sejak pertemuan pertama mereka. Lagipula, Jaehyun pikir mana mungkin dia menikahi seorang lelaki hanya karena putrinya sangat meny...