3. Flashback

4.1K 502 37
                                        

Yunho terus melangkahkan kakinya hingga tiba disebuah desa dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Kakinya melangkah lebih dekat dengan wilayah desa itu sebelum manik musangnya menatap nanar beberapa orang yang tengah meringis kesakitan sambil terbaring lemah diatas tanah tanpa alas.

"Mereka memang benar-benar ingin membuangku..."

Saat hendak melangkah lebih jauh Yunho dihadang oleh dua orang anak laki-laki yang menatapnya tajam. Bahkan kedua anak itu hendak menghunuskan sebuah pisau kecil kearahnya dan membuat barisan prajurit yang berada cukup jauh dibelakangnya bersiap mengeluarkan pedang. Namun Yunho dengan sigap menangkis pisau-pisau itu dari tangan mereka, dan menatap keduanya bingung sebelum memberi isyarat kepada prajuritnya untuk tidak melakukan penyerangan yang akan menakuti penduduk lainnya.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa melakukan hal ini?"

Kedua anak laki-laki itu mengeratkan bibirnya seolah tidak ingin menjawab pertanyaan Yunho dengan tubuh yang terus berontak dalam lingkupan tangan Yunho. Kedua bocah itu benar-benar nekad melakukannya disaat tubuh kecil mereka hanya sebatas perut Yunho.

"Sepertinya aku masih memiliki beberapa makanan untuk kubagi dengan kalian, jika saja kalian mengatakan apa yang hendak dilakukan barusan."

Kedua anak saling bertatapan kecil sebelum melemaskan tubuhnya dan berhenti memberontak.

"Paman tidak akan menangkap kami karena ingin menyerangmu tadi?"

"Apakah paman orang baik?"

Yunho tersenyum kecil dan melepaskan tangannya yang melilit tubuh ringkih kedua bocah itu sebelum merendahkan tubuhnya setinggi kedua bocah itu.

"Aku tidak akan menangkap kalian, lagipula untuk apa aku menangkap dua bocah kecil seperti kalian. Aku lebih diuntungkan jika menangkap bocah yang telah tumbuh menjadi pemuda hebat yang dapat membanggakan desa mereka, karena pemuda itu pasti bisa membantuku nantinya."

Jelas Yunho seraya memberikan roti isi daging dari dalam kain perbekalannya pada kedua bocah yang menatapnya polos.

"Makanlah... jangan melakukan hal buruk seperti itu, menyerang orang lain adalah hal yang tidak terpuji. Jadi kenapa kalian melakukannya?"

Yunho mengajak kedua bocah yang tengah menikmati roti dengan rakus ke tempat yang lebih sepi dibawa pohon rindang, setelah menitah para prajurit untuk beristirahat di penginapan yang tersedia.

"Sebenarnya kami hanya ingin mengambil uang dari paman untuk membelikan obat pada ibu kami."

"Memangnya ibu kalian sakit apa?"

"Kolera."

Yunho membelalak mata saat mendengar ucapan lirih dari salah satu bocah dihadapannya.

"K-kolera?"

"Ya, hampir semua penduduk disini mengalaminya."

Apa yang terjadi disini sebenarnya? Kenapa bisa rakyat mereka mengalami wabah mengerikan itu? Bukankah perbatasan antara Houjing (Zhou Barat) dan Luoyang (Zhou Timur) adalah desa yang sangat subur, tapi kenyataannya desa ini sangat menyedihkan dengan wabah penyakit mematikan.

"Tapi... bukankah kalian bisa meminta pengobatan kepada pemerintah?"

Yunho semakin mengerutkan dahinya bingung ketika kedua anak itu malah menundukan kepalanya dalam.

"Kami tidak bisa melakukannya."

"Kenapa? Bukankah kalian masih bagian dari Zhou Timur?"

Cerca Yunho dengan emosi tertahan. Bagaimana bisa desa yang berada diperbatasan seperti ini tidak diperdulikan oleh kerajaannya? Ah... ingin rasanya dia menghunuskan pedang kearah Kaisar yang telah mengabaikan desa penting mereka.

The Beginning of QinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang