"Siapa dirimu sebenarnya, Jendral?"
Senyum tipis penuh arti terulas begitu saja pada bibir hatinya sebelum melepaskan tangan Jaejoong dari topeng yang dikenakannya.
"Hamba adalah Jendral yang bertugas membawa calon Permaisuri bagi Dinasti Qin, Yang Mulia."
Jaejoong semakin mengeratkan remasannya pada jubah yang membalut tubuhnya. Matanya menghunus tajam kearah manik musang yang sedari tadi menatapnya lekat. Dadanya tergelitik saat melihat kilatan memuja begitu kental dari sang Jendral.
Dirinya tidak tahu apa yang sedang Jendral Ying pikirkan saat ini, tapi Jaejoong tidak akan membuat dirinya tunduk begitu saja pada Jendral bertopeng itu. Dirinya memang akan menjadi Permaisuri di kerajaan mereka, tapi dirinya bukanlah boneka yang akan diatur sesuka hati. Dia memang akan menjadi orang yang berada dibawah Kaisar, namun dirinya bukanlah orang lemah yang akan berdiam diri.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku di kerajaan kalian setelah ini. Tapi ada yang perlu kau ingat Jendral Yang Agung. Aku bukanlah orang yang lemah dan mudah terpedaya. Aku memang akan menuruti setiap keinginanmu nanti, tapi jangan harap jika aku akan memihak padamu!"
Sudut bibir sang Jengdral terangkat begitu tipis, merasa puas karena telah memancing emosi Putra Mahkota cantik ini. Menjadi seorang Permaisuri haruslah terlihat kuat dan berani. Aura mendominasi serta ambisi akan selalu melekat erat pada sosok kekasih Kaisar itu, karena Permaisuri adalah pemimpin kedua setelah Kaisar.
"Maka buktikanlah ucapan anda, Yang Mulia... karena hamba tidak butuh omong kosong belaka"
Seringai tajam itu sempat Jaejoong lihat sebelum Jendral Ying meninggalkan ruangannya diiringi aura yang cukup menekan sanubarinya. Tubuh Jaejoong kembali terduduk lunglai dengan tatapan kosong. Dia tidak yakin bisa bertahan di Kerajaan Qin, Jendral mereka saja sudah cukup membuat batinnya tersiksa.
Jaejoong termenung sesaat, apakah perlakuan lembut sang Kaisar selama ini membuatnya lemah? Saat menghadapi seorang Jendral saja dirinya sudah ketakutan, bagaimana jika menghadapi Kaisar Ying? Apa yang akan terjadi padanya nanti?
Dilihatnya giok yang melingkar indah pada jarinya. Begitu cantik dan berkilau. Benar-benar mengangumkan, seolah diperuntukan untuk sosok Permaisuri sejati. Ukiran lembut yang terlihat rumit dengan tulisan latin menawan, Jaejoong merasa hatinya begitu melekat dengan giok itu.
Jaejoong bangkit dari kursi dan melangkah menuju cermin besar yang menampilkan bayangan tubuhnya. Dilihatnya tubuh terbalut pakaian mewah milik Dinasti Qin. Jubah bernuansa merah terang tersampir pada bahunya.
Merah. Darah. Ambisi. Keberanian. Kekejaman. Keagresifan. Mendominasi. Seolah semua itu memang harus melekat pada dirinya. Inikah arti dari sosok Permaisuri yang sesungguhnya? Permaisuri Dinasti Qin?
...
Deru angin yang lembut menyapa kulitnya dengan aroma segar dari rumput yang tumbuh subur pada setiap pijakan. Sesaknya dada semakin terasa disetiap langkah, angin pun seolah ingin menjatuhkannya dengan mata yang berpendar acak. Kenangan indah mulai terbayang diiringi tubuh yang lunglai, tepat disisi sebuah gundukan tinggi.
Tangannya dengan bergetar menyentuh batu besar pada tengah gundukan. Tetes demi tetes air mata mulai membasahi pipinya. Perlahan dilepaskannya topeng pada wajah dan menjatuhkannya begitu saja. Kepalanya tertunduk dalam dengan bibir bawah yang digigit kuat. Dikeluarkannya setangkai bunga lily putih yang sebelumnya dia petik dan diletakan pada tengah batu.
"Bukankah kubilang untuk menungguku? Kenapa kau pergi meninggalkanku begitu saja? Apakah kau tidak menyayangiku? Apakah kau berdusta pada setiap ucapan yang kau katakan padaku?" Cekatnya berpendar tak tentu arah. Wajah lusuh penuh air mata itu mengerang menyedihkan dengan kedua tangan terkepal erat.
![](https://img.wattpad.com/cover/110976586-288-k57524.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning of Qin
Fiksi Sejarah[Kingdom series 1] Harga dirinya sebagai seorang Putra Mahkota seolah diinjak secara paksa, ketika tahta yang memang seharusnya menjadi miliknya dialihkan kepada orang lain bertepatan dengan terbongkar identitas dirinya serta hukuman untuk sang Perm...