Bunga-bunga bermekaran dengan segarnya aroma musim semi yang menghangatkan. Roda kereta itu terus berputar dengan tali yang terhubung pada dua ekor kuda jantan nan gagah, melewati tiap tanah lembab serta pepohonan rindang tinggi menjulang. Suara burung mengiringi perjalanan Jaejoong yang dirasa cukup membosankan meski dikelilingi pemandangan yang begitu indah dan menenangkan jiwa.
Hingga terganggu oleh salah satu prajurit yang menghampiri Jendral Ying "Jendral, ada sekelompok kawanan yang mengikuti kita" Manik musang itu menyipit tajam dan menatap sekitar "Persiapkan sebagian prajurit untuk menahan mereka, aku akan menggunakan jalan lain" prajurit itu mengangguk pasti
Jendral Ying segera menghentikan rombongan dan menuruni kudanya sebelum menghampiri kereta kuda, hingga seseorang menghampirinya "Izinkan hamba untuk menghadapi kelompok itu, Jendral"
Manik musang itu menatap penuh penilaian pemuda mungil didepannya, dengan tubuh berisi serta wajah yang begitu manis membuat Yunho berpikir dua kali untuk mengizinkannya "Aku tidak ingin melakukan penyerangan saat ini"
"Hamba tau jika Pangeran Giuxian bukanlah sosok yang mudah ditahan begitu saja. Untuk itu izinkan hamba, Jendral" Manik musang itu mendelik sesaat mendengar ucapan sang pemuda yang terdengar mengandung begitu banyak arti. Bagaimana pemuda yang terlihat begitu polos dan bodoh ini bisa tahu sosok yang mengikuti mereka?
"Sama seperti dayang Liu, kau begitu misterius Shengmin"
Tubuh tinggi sang Jendral kembali melangkah melewati sosok mungil yang menahan geraman kesalnya karena merasa diabaikan, hingga bisikan pelan Jendral menyentaknya "Pergilah sekarang juga, lakukan apapun sesukamu meski aku belum mempercayaimu sepenuhnya"
Senyum senang terulas pada bibir Shengmin sebelum membungkuk dalam dan menjauhi sang Jendral penuh antusias, bahkan bibir tipis itu berguman begitu riang terbalut senyum tajam "Kita lihat seperti apa sosok Pangeran berwajah stoic itu..."
Jendral Ying menatap Shengmin dengan perasaan yang aneh, entah kenapa dia bisa mengizinkan bocah itu tanpa berpikir panjang.
"Ada apa? Kenapa kalian menghentikan keretanya?" Jaejoong keluar dari kereta dan menatap Jendral Ying tak mengerti "Apakah kita akan beristirahat?"
Wajah berbalut topeng itu hanya menatap singkat Jaejoong sebelum menaiki salah satu kuda dan mengulurkan tangan pada Jaejoong yang menatapnya tanya "Kita akan gunakan jalur lain, dan hanya bisa dilewati dengan kuda" Jaejoong sedikit menaruh curiga oleh perkataan itu
Jaejoong melihat uluran itu dengan wajah tersinggung "Kau lupa jika aku bukan seorang wanita, jadi berikan aku kuda lain. Aku tidak sudi menaiki kuda yang sama denganmu!" Manik musang itu memicing kesal melihat kearoganan sang Pengeran bungsu, namun tetap menitap salah satu prajurit untuk memberikan kuda lain pada Jaejoong
Jendral Ying segera memimpin perjalanan dengan Jaejoong yang telah menunggang kuda dibelakangnya "Ini adalah jalur kematian, jadi jaga diri kalian masing-masing!" tegas bibis hati itu tanpa menoleh dan segera mengepah tali kuda.
"Astaga, betapa arogannya dia" bisik Jaejoong penuh ejekan sebelum mengejar sang Jendral diikuti setengah dari prajurit yang ada.
Sedangkan setengahnya lagi terbagi menjadi dua, dengan salah satunya bertugas untuk menghalangi kawanan Pangeran Guixian, serta lainnya melanjutkan perjalanan dengan kereta kuda yang kosong. Berusaha mengecoh.
"Semoga anda tidak terluka begitu parah, Yang Mulia" bisik Shengmin terbawa angin dengan manik rubah yang tak lepas dari sosok Jaejoong. Pemuda cantik itu terlihat begitu menawan dengan balutan jubah semerah darah yang terlihat memukau dari jauh. Dan jubah itulah yang akan menjadi bencana diperjalanan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning of Qin
Ficción histórica[Kingdom series 1] Harga dirinya sebagai seorang Putra Mahkota seolah diinjak secara paksa, ketika tahta yang memang seharusnya menjadi miliknya dialihkan kepada orang lain bertepatan dengan terbongkar identitas dirinya serta hukuman untuk sang Perm...