8. Kaisar Ying

3.6K 514 52
                                    

Jaejoong begitu terkejut oleh seekor anjing sebesar serigala yang mengerung penuh ancaman padanya. Bahkan tanpa sadar dirinya berteriak kuat dan mengabaikan sosok pria tampan dibalik kelambu tipis itu.

"Yanggu! Jangan menyerangnya! Pergilah!"

Jaejoong dapat melihat anjing itu mulai menjauhinya dan menghilang diantara semak-semak besar yang cukup jauh darinya, usai mendengar perintah dari sosok di balik kelambu.

Jaejoong mulai menundukan kepalanya lemah. Dia masih dilanda rasa terkejut luar biasanya. Matanya pun masih memerah dengan setetes air mata yang membasahi pipinya.

Anjing menyeramkan itu benar-benar membuat Jaejoong tak berkutik sangking takutnya. Kini Jaejoong hanya dapat membatu dengan wajah pucat.

"Kau baik-baik saja, Permaisuriku?"

Seruan itu cukup menyadarkan Jaejoong. Bibir ranumnya menampilkan senyum tipis. Tubuhnya masih bergetar kuat. Matanya pun mulai mengerjap lemah. Jaejoong kini merasa sangat kelelahan.

"Hamba baik-baik saja, Yang Mulia."

Jaejoong menjawab seadanya. Masih berusaha menetralkan rasa terkejutnya.

"Apa yang membuatmu kemari, Permaisuri? Serindu itukah kau padaku?"

Jaejoong hanya menampilkan senyum pahit. Dia mengharapkan sosok Jendral Ying. Bukan sang Kaisar yang memiliki peliharaan menyaramkan seperti barusan.

Lagipula dimana Jendral itu berada? Bukankah pria itu memasuki ruang ini? Tidak mungkin jika Jendral menghilang begitu saja.

"Mohon ampuni hamba karena telah mengganggu waktu istirahat anda, Yang Mulia."

"Kurasa kau juga butuh istirahat, Permaisuriku."

Jaejoong mulai menunduk sopan dan melangkah ke arah anak tangga di belakangnya.

"Kau bisa melewati pintu lain di bagian utara. Disana Shengmin telah menunggumu, Permaisuriku."

Jaejoong menatap sebuah pintu kayu kecil dan mendekatinya. Mungkin Jendral melewati pintu ini setelah dirinya masuk. Jaejoong langsung dihadapkan oleh sosok Sungmin yang kini tengah menampilkan raut khawatir.

"Yang Mulia, anda baik-baik saja?"

Jaejoong hanya mengangguk singkat "Seperti yang kau lihat. Lalu bagaimana kau bisa berada disini?"

"Seperti yang pernah hamba katakan sebelumnya. Hamba dapat mengetahui apapun yang terjadi."

Jaejoong hanya mengangguk lemah dengan Sungmin yang mulai memapahnya. Jaejoong benar-benar lelah dengan kegiatan dan perasaannya yang menguras tenaga hari ini. Dan Jaejoong ingin cepat-cepat beristirahat di paviliunnya.

"Yang Mulia, ada seseorang yang ingin menemui anda."

Jaejoong mengerut dahinya aneh. Bukankah ini sudah terlalu malam untuk mengadakan pertemuan, meski hanya untuk satu orang sekalipun. Terlebih Jaejoong sudah benar-benar tidak sanggup memikirkan apapun saat ini.

"Haruskah?"

"Beliau adalah sosok yang mungkin saja penting dalam hidup anda, Yang Mulia."

Jaejoong cukup dibuat penasaran dengan ucapan Sungmin. Pemuda manis ini sungguh dipenuh oleh misteri.

Keduanya mulai melewati jembatan indah dengan sulur tanaman cantik pada tiap sisi dan tiba di sebuah kolam besar, yang begitu gelap sekaligus sepi. Pencahayaannya pun hanya dari sebuah lampion kecil.

Jaejoong melihat sosok tinggi berjubah hitam tengah berdiri menghadap kolam, membelakanginya. Raut wajah rupawannya mulai menampilkan ketertarikan. Sosok itu membuat Jaejoong penasaran.

The Beginning of QinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang