24

1.5K 75 3
                                        

"Ersa?", ucap seseorang lirih dan mata sudah berkaca kaca.

"Tyas?", Ersa langsung melepaskan Naura dari pegangannya.

Tyas langsung lari untuk menenangkan hatinya. Ersa pun meninggalkan Naura sendirian.

"Kak Ersa,, mau kemana?", panggil Naura.

Ersa tak menghiraukan panggilan dari Naura itu.

"Sial", umpatnya.

Saat ini Tyas sedang dilanda rasa cemburu. Ia sedang berada di luar base camp. Ia memang sengaja menghindar dari Ersa agar kekasihnya itu tidak mengetahui keberadaannya.

Pada saat Tyas sedang termenung, ada seseorang yang memegang pundak Tyas. Ia pun kaget dan berbalik badan.

Seorang laki laki muda yang tampan menghampirinya.

"Lo kok disini sendiri?", tanya lelaki itu.

Tyas yang menyadari akan kehadiran lelaki itu, langsung menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Gapapa,lagi pengen sendiri aja. Lo sendiri ngapain disini?", tanya Tyas balik.

"Gue cuma males ikutan main lumpur", jawab lelaki itu.

"Btw, nama lo siapa? Gue Andre. Gue anak pindahan di sekolah ini", ucap Andre memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.

"Gue Tyas anak kelas X ipa2", jawab Tyas sambik menerima uluran tangan dari Andre.

Andre hanya ber 'oh' ria. Mereka berdua berbincang bincang layaknya sudah saling mengenal lebih lama.

Ersa yang melihat itu hanya dapat mengurungkan niatnya untuk mendatangi Tyas.

"Gue balik ke tenda dulu ya", ucap Tyas sambil beranjak dari batu besar yang didudukinya.

"Gue juga mau balik ke tenda. Barengan aja", ucap Andre.

Tyas mengangguk dan mereka berdua berjalan bersama untuk menuju ke tenda masing masing.

"Dari mana aja lo Yas?", tanya Fatma saat Tyas sudah berada di tenda.

"Ga dari mana mana", ucapnya malas.

"Muka lo kok kusut sih. Lo berantem sama Ersa?", lanjut Yora.

"Ya siapa sih yang ga kesel saat liat pacar sendiri lagi mesra mesra an sama orang lain", ucap Tyas kesal.

"Ersa mesra-mesraan sama siapa?", tanya Indah penasaran.

"Naura", jawabnya singkat.

"What?!", ucap ketiga temannya serempak.

Tyas memutar bola matanya dan berkata "Ga usah sampe segitunya kali."

Para siswa menyiapkan semua barang barangnya karena mereka semua akan pulang.

"Oke anak anak. Sebelum kita meninggalkan tempat camping, mohon diperiksa lagi barang barangnya supaya ga ada yang tertinggal", ucap salah seorang Guru pembimbing.

Semua anak anak kembali memeriksa barang bawaan mereka sendiri sendiri. Setelah selesai, mereka naik ke bis yang sudah ditentukan.

Kali ini Tyas tidak duduk dengan Ersa, melainkan ia duduk dengan Justin.

Justin bingung dengan sikap kedua temannya ini. Tidak seperti biasanya mereka saling diam diam begini.

Justin memajukan dagunya dan menaikkan alisnya dengan maksud bertanya ada apa dengan kedua temannya. Ia menghadap ke Farry yang saat ini sedang duduk bersama Ersa.

Sekitar 3 jam perjalanan, mereka sampai di sekolah mereka. Para siswa tidak diperbolehkan pulang terlebih dahulu karena akan ada pengumuman di lapangan.

"Ok, kegiatan hari ini kita tutup. Besok kalian tidak usah berangkat sekolah karena harus istirahat", ucap Bu Suna selaku salah satu guru pembimbing.

"Yeayyyy", sorak semua siswa bersamaan.

Saat itu, Ersa tak membawa motor. Ia dijemput oleh supir pribadinya.

Ia melihat bahwa mobilnya itu sudah terpakir di halaman sekolah, maka dari itu ia langsung menaikinya.

"Loh den, itu non Tyas ga disuruh bareng? Kok malah dibiarin aja disitu", ucap Pak Jono--supir Ersa.

Saat ini Tyas memang sedang menunggu taksi lewat untuk dapat pulang kerumah. Tetapi, setiap ada taksi yang berhenti pasti sudah didahului oleh orang lain.

"Udah pak jalan aja", ucap Ersa tak memperdulikan kekasihnya itu. Padahal, di hatinya yang paling dalam ingin sekali ia mengajak kekasihnya untuk pulang bersama.

•••

"Oh jadi gini, aku rela relain kesini buat minta maaf sama kamu tapi kamu malah sama orang ini. Iya?", ucap Ersa tegas saat ia melihat kekasihnya pulang bersama Andre.

Ia memang sengaja datang kerumah Tyas untuk meminta maaf atas kejadian sewaktu camping. Tetapi keadaan malah berbalik. Ia melihat kekasihnya pulang bersama dengan Andre, orang yang baru dikenalnya.

"Ersa ini ga seperti yang kamu bayangkan", ucap Tyas sambil memegang tangan Ersa.

"Semoga bahagia", kata Ersa sambil melepas genggaman dari Tyas dan langsung meninggalkan rumah Tyas.

Disebrang sana, ada seorang cowo yang menangis karena ia tak menyangka bahwa kekasihnya akan berbuat seperti itu kepadanya.

"Ashh brengsek! Gue ga akan biarin lo ngedeketin Tyas", ucap Ersa sambil mengacak ngacak rambutnya.

Ia pun terlelap dalam amarahnya, kemudia ia langsung tertidur.

Pagi harinya, Tyas tak melihat kehadiran Ersa. Ia tanya kepada sahabat kekasihnya itu.

"Ersa kemana kak? Kok ga keliatan dari tadi?", tanya Tyas kepada Angga saat berpapasan di kantin.

"Katanya sih dia mau ke luar negeri, mau ngejenguk neneknya", ucap Angga menjelaskan.

"Luar negeri? Kok dia ga bilang sama gue?", ucap Tyas lirih.

"Yaudah kak. Makasih", timpal Tyas lalu meninggalkan Angga.

Sebenarnya, Ersa tak pergi ke luar negeri. Ia memang sudah sekongkol oleh teman temannya agar tidak mengatakan kepada Tyas bahwa sebenarnya ia berada dirumah.

"Ma, Ersa izin keluar sebentar ya", ucap Ersa sambil terus berjalan keluar rumahnya.

Ia menaiki motor kesayangannya dan melajukannya dengan kecepatan yang tinggi.

"Cafe biasa cepet!"

Vote and comments

.
.
.

Ngegantung? Ga urus lah yang penting up:v

Perfect Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang