13

2K 85 2
                                    

***

"Tyas sayang", panggilan tersebut membuat seorang gadis yang sedang berjalan keluar gerbang sekolah pun menjadi menoleh kepada seorang yang memanggilnya tersebut.

"Kak Ersa? Apa apa an sih kamu. Diliatin banyak orang tau nggak?!", jawab Tyas ketus.

"Ya nggapapa kali, udah yuk buruan naik", ajak Ersa.

"Mau kemana?", tanya Tyas bingung.

"Udah naik aja sayang", jawab Ersa meyakinkan.

Tyas hanya dapat mengikuti perintah kekasihnya tersebut untuk menaiki motor milik Ersa.

Saat di perjalanan, Tyas memeluk punggung Ersa seakan akan mereka sudah lama menjalin hubungan berpacaran. Ersa yang menyadari akan perbuatan kekasihnya itu, hanya dapat tersenyum kecil.

Tak lama, mereka sampai di tempat tujuan. Tanpa disadari, Tyas yang bersandar di bahu punggung Ersa itu sedang tertidur pulas. Ersa yang berstatus sebagai kekasihnya tak tega untuk membangunkannya. Tetapi apa boleh buat, Ersa harus tetap membangunkan kekasihnya itu karena mereka sedang berada di tempat umum.

"Hei! Tyas bangun. Kita udah sampai", ucap Ersa sambil menepuk-nepuk pipi Tyas dengan perlahan.

Tak butuh waktu lama untuk membangunkannya. Akhirnya ia sadar dari alam mimpinya itu.

"Kamu ngantuk ya? Biar ngga ngantuk ikut aku ke dalam yuk", ajak Ersa.

"Ngapain?", tanya Tyas setengah sadar kalau dia sedang berada di taman bermain.

"Udah ikut aja", kata Ersa sambil menarik tangan Tyas menuju ke dalam.

Mereka pun masuk dengan bergandengan tangan.

"Kita ngapain ke taman bermain?", tanya Tyas polos.

"Mau liatin orang pacaran!", jawab Ersa kesal "Ya pasti mau ngajakin kamu main dong sayang,, yakali kita beneran mau ngliatin orang pacaran", timpalnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Yaudah yuk kita naik yang itu aja", ajak Tyas sambil menarik lengan Ersa. Tetapi seketika itu, ada seseorang yang memanggil Tyas, ia adalah Yora.

Yora mendekatkan jaraknya kepada Tyas dan Ersa sambil diikutin oleh seorang cowok yang ada di belakangnya.

"Yora? Ngapain lo disini? Sama Bilal lagi", tanya Tyas bingung.

"Iyanih gue sebel banget. Kalo bukan karna gue dipaksa sama dia, gue juga bakalan ogah kali", jawabnya sambil sesekali melirik ke arah Bilal.

Ersa yang melihat tingkah teman dari kekasihnya tersebut, hanya dapat menggelengkan kepalanya.

Flashback on

Sewaktu gue mau pulang dan baru keluar dari pintu kelas gue ngrasa ada yang narik tangan gue. Awalnya gue kaget dengan siapa orang yang menarik tangan gue tersebut.

"Bilal? Ngapain ih narik narik gue?!", tanya Yora ketus.

"Shhuuttt,, diem lo kaga usah banyak bicara. Ikut gue yuk", ajak Bilal sambil menaruh jari telunjuknya di depan mulu Yora dan menarik tangannya.

"Eh enggak, gue nggak mau. Lo mau bawa gue kemana?"

"Lo mau ikut gue apa gue..", jawab Bilal samhil mendekatkan mukanya dengan muka Yora.

Yora semakin ketakutan dengan tingkah konyol dari Bilal tersebut. Akhinya dia mengalah dan mengikuti kemana Bilal akan pergi.

Flashback off

Tyas yang mendengar penjelasan dari sahabatnya itu langsung dapat mengerti dan seketika Tyas dan Ersa tertawa geli mendengarkan cerita itu.

"Ko kalian malah ketawa sih?", tanya Yora dengan wajah kesal.

"Udah nggak, Maaf maaf. Yaudah yuk kita naik itu", ajak Ersa sambil menarik tangan Tyas. Kemudian disusul dibelakang oleh Yora dan Bilal. Mereka tampak bersenang senang, begitu pula dengan Yora dan Bilal. Gak biasanya mereka akur, tetapi gakpapalah malah enak gini diliatnya.

"Gue seneng kalian bisa akur dan seneng kayak gini, terutama kamu Ersa. Terima kasih Tuhan engkau telah mempertemukan aku dengannya", batin Tyas.

"Hei! Tyas? Kok kamu malah bengong sih", tanya Ersa sambil mengibas ngibaskan tangannya di depan muka Tyas. Tyas pun sadar dari lamunannya, dan mereka melanjutkan permainan lainnya dengan wajah gembira.

•••

"Makasih ya kamu udah ngajakin aku jalan jalan sampe nganterin pulang ke rumah", ucap Tyas kepada Ersa. Begitu pula dengan Yora dan Bilal.

Kali ini Yora akan menginap di rumah Tyas.

"Bilal, makasih ya lo udah ajak gue seneng seneng hari ini", Yora mengucapkan terima kasih kepasa Bilal. Bilal membalas dengan senyumannya yang sangat manis.

"Yaudah kalau gitu kita pamit dulu ya. Salamin buat mamah kamu ya", pamit Ersa dan Bilal. Mereka pun langsung melajukan motonya dan samakin jauh dari rumah Tyas.

"Woyy, Tyas Yora"

##

Vote and coment yakk

.
Maapin jika ada salah kata dan typo yang bertebaran.

Perfect Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang